Diterbitkan : 11 Januari 2010 - 12:32pm | Oleh Junito Drias

Nicolaas Jouwe berangkat ke Indonesia. Bukan untuk liburan, tapi untuk menetap. Hal ini tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Penjelasannya pindah untuk selamanya ke Indonesia adalah karena usianya yang sudah lanjut. Semakin tua semakin bijak.
Satu tahun belakangan ini perubahan besar terjadi dalam hidupnya. Menurutnya karena usianya yang sudah semakin lanjut, tingkat kedewasaannya juga meningkat. Dengan tegas Jouwe menjelaskan dalam konferensi pers bahwa Papua adalah bagian dari Indonesia. Dia sadar perjuangan kemerdekaan tidak akan membawa hasil, jadi cara paling baik adalah menerima Papua sebagai bagian dari Indonesia.
Tidak ada generasi muda Papua yang hadir di konferensi pers. Generasi muda Papua yang ada di Belanda kebanyakan sudah menerima Papua bagian Indonesia. Namun memang ada yang tidak menerima keputusan ini. Menurut Jouwe, mereka yang tidak menerima belum mengerti benar kondisi dan posisi Papua yang sebenarnya.
Yang menarik dari konferensi pers adalah Jouwe menjelaskan akan bergabung dengan Partai Demokrat pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ini adalah sebuah momentum sejarah yang menampilkan seorang Nicolaas Jouwe, petinggi OPM, sebuah gerakan yang ingin memerdekakan Papua, kini bergabung dengan partai yang menguasai pemerintahan saat ini.
Dubes Indonesia untuk Belanda, JE Habibie, juga ikut berperan dalam pengambilan keputusan Jouwe ini. Dalam pertemuan pertama dengan Dubes, Jouwe amat keras keinginannya. Namun dalam beberapa pertemuan selanjutnya, Jouwe akhirnya luluh dan memutuskan untuk mengakui Papua bagian dari Indonesia.