TEMPO Interaktif, Jayapura - Lebih dari 2.000 warga asli Papua menuntut referendum atau memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka menggelar aksi turun ke jalan dari Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) di Kotaraja, Abepura, menuju ke Kantor DPR Papua di Kota Jayapura yang jaraknya lebih dari 20 kilometer, Jumat (18/6) pukul 10.00 WIT.

Di sepanjang jalan itu massa juga terus meneriakkan yel-yek Papua merdeka. Sebagian dari warga asli Papua ini menggunakan pakaian adat setempat. Mereka juga membawa spanduk putih yang bertuliskan: Referendum Is Peace For West Papua.

Massa juga membawa dua bendera merah bergambar bintang putih di tengahnya dan juga terlihat bendera bertuliskan: S.O.S. Selain itu juga terlihat bendera lembaga-lembaga lain seperti Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Aksi turun ke jalan ini direncakan untuk mengantarkan 11 poin hasil Musyawarah Besar (Mubes) masyarakat adat Papua yang dilakukan di MRP pada awal Juni lalu. Ke-11 poin ini antara lain berisi tutup areal PT Freeport Indonesia, referendum atau memisahkan diri dari NKRI, tolak otonomi khusus (Otsus), meminta kepada pemerintah Indonesia untuk membebaskan tapol/napol dan menghentikan sementara pemilukada di Papua.

Ketua Dewan Adat Papua (DAP) Forkorus Yoboisembut mengatakan sebagian besar pengurus DAP berada bersama barisan massa hari ini, karena DAP mendukung perjuangan MRP. “Seluruh pejabat dan pegawai MRP merupakan anak adat Papua. Maka kami DAP sebagai orang tua dan pimpinan adat mendukung mereka,” katanya di Jayapura, Jumat (18/6).

Sebelumnya DAP juga telah mengembalikan Otsus pada 12 Agustus 2005 lalu. Maka hari ini, jika MRP juga mengembalikan Otsus, maka itu bukan hal yang tidak mungkin. Jadi menurut Forkorus, saat ini tidak ada solusi lain untuk masyarakat adat Papua.

“Undang-undang apapun yang diberikan oleh Indonesia kepada Papua, tidak bisa mensejahterahkan orang Papua. Maka satu-satunya solusi adalah referendum atau kembalikan kami ke mekanisme Internasional,” ungkapnya.

Sementara aksi massa turun ke jalan hari ini sempat memacetkan Jalan Raya Skyline-jalan satu-satunya menuju ke Kota dan Kabupaten Jayapura. Hingga berita ini diturunkan, 2.000-an lebih warga asli Papua ini masih bertahan di Gedung DPR Papua, mereka menunggu Ketua DPR Papua John Ibo untuk menerima aspirasi mereka

CUNDING LEVI