Air deras tiba-tiba turun dari gunung dan menghantam perumahan warga.

Banjir Papua BaratVIVAnews - Banjir bandang menghantam Wasior Kabupaten Teluk Wondama Papua Barat, Senin 4 Oktober 2010 sekitar pukul 7.30 WIT. Air dengan ketinggian kurang lebih 3 meter itu, menewaskan 15 warga.

Selain korban jiwa, banjir bandang ini pun membuat sejumlah bangunan dan jembatan rusak berat. Dari informasi yang dihimpun, banjir bandang terjadi saat warga baru hendak melakukan aktivitasnya.

"Air deras dari atas gunung datangnya tiba-tiba, sehingga warga panik dan sebagian tidak sempat menyelamatkan diri," ujar Horas Lubis salah seorang warga Wasior yang dihubungi Senin sore, 4 Oktober 2010.

Dia menjelaskan, air yang datang tiba-tiba, cukup tinggi hingga atap rumah. "Mobilnya saja nyangkut di atap rumah, sama sekali tidak ada tempat pelarian," kata dia.

Dia pun menambahkan bahwa air yang turun dari gunung itu sangat deras seperti air bah yang tiba-tiba datang menyeruduk. "Air bah mulai. dari Manggirai hingga Bandara Wasior, jarak 5 kilometer,"jelasnya.

Warga, sambungnya, hanya bisa menyelamatkan diri dengan cara berenang atau berpegangan pada tiang maupun pohon-pohon.

Air bercampur lumpur itu, sambung Horas, merusak sejumlah bangunan dan jembatan. "Ribuan bangunan, baik rumah warga, gedung sekolah, puskesmas, markas polres, perkantoran serta jembatan rusak parah, diterjang air dan lumpur," terangnya.

Akibat jembatan rusak, petugas dan warga sulit mengevakuasi korban yang terjebak. Di sisi lain, pemerintah setempat belum juga mendirikan posko penampungan. "Hujan masih terus turun dan warga takut masih ada banjir bandang susulan," ucapnya.

Sebuah pesawat jenis Twin Otter milik Susi air yang saat itu sedang parkir di Bandara Wasior, juga tak luput di hajar banjir bandang. Kondisi pesawat diperkirakan rusak berat.

Sebagian warga berhasil keluar dari Wasior menuju Manokwari dengan kapal minyak yang saat itu kebetulan sedang bersandar.

Korban tewas yang berhasil diidentifikasi baru enam orang masing-masing  bernama, Anton Reba, Eva Handayani Taki, Albersia Putri (7), Eniso Way, Yola Kumendok. Sementara 9 orang lainnta masih diidentifikasi. Seluruh korban yang meninggal, disemayamkan di Kediaman Bupati Wondama dan masjid-masjid.

Sementara itu, Roy S warga Manokwari saat dikonfirmasi mengatakan, proses evakuasi masih terus berlangsung dari Wasior menuju Manokwari. "Sudah 7 warga wasior yang mengalami luka berat, berhasil di evakuasi," ucapnya.

Sekda Pemda Provinsi Manokwari, Rumadaf, mengatakan langkah-langkah yang sudah diambil saat ini adalah mengirim bantuan dengan kapal perintis. "Kami sudah mengirim makanan, obat-obatan dan tenaga medis dengan kapal, sekaligus kapal itu nanti akan mengangkut korban-korban yang luka untuk dibawa ke Manokwari," jelasnya.

Mengenai kerugian, Sekda belum bisa memperkirakan. "Saat ini kami masih berupaya menolong korban dengan mengirim bantuan." Dia memperkirakan korban masih akan terus bertambah. Sebab, upaya pencarian belum bisa dilakulan maksimal, meski air sudah mulai surut.

Jarak dari Wasior-Manokwari cukup jauh, ditempuh dengan 12 jam menggunakan Kapal. (umi)

Laporan: Banjir Ambarita | Papua