Robertus TakimaiJayapura—Insiden Wamena yang menewaskan 1 orang dan melukai lainnya, mendapat tanggapan serius dari salah satu komandan besar Koteka Zona Damai Papua, Robertus Takimai.
Saat bertandang ke redaksi Bintang Papua, (05/10) Rubertus menyampaikan bela sungkawa terhadap kematian salah satu rekannya, sekaligus menyampaikan keprihatinannya terhadap aksi kekerasan yang di lakukan kepolisian di bandara Wamena Selasa pagi.
Menurutnya, selama ini tidak pernah ada masalah yang terjadai antara pihak kepolisian dan polisi adat yang ditugaskan untuk menjaga kampung dan mengamankan silsilah adat istiadat di Tanah Papua.
Namun sangat disayangkan adanya aksi penahanan, penangkapan bahkan penembakan yang merenggut nyawa masyarakat Papua, bahkan kini dua orang dinyatakan kritis dan empat orang lainnya sedang ditahan pihak kepolisian resort Wamena.
“Itukan hanya baju topi dan baret untuk polisi adat yang bertugas mengamankan kampung dan melindungi tanah-tanah adat, kenapa harus ditahan. tidak ada amunisi atau barang-barang berbahaya lainnya, dua karton itu murni berisikan baju Petapa (penjaga Tanah Papua), lalu saat itu anggota kami datang dengan niat baik untuk meminta barang yang ditahan, kanapa dibalas dengan aksi arogan pihak kepolisian KP3 Udara Wamena,” ungkap Robertus.

Karena itu, ia pun meminta pihak kepolisian bertanggung jawab atas kematian salah satu masyarakat adat dengan segera mengusut tuntas pelaku penembakan, dan juga meminta pihak polisi agar menyelesaikan semua permasalahan antara masyarakat adat dengan kepolisian secara baik, hingga tidak lagi ada korban yang berjatuhan.“ Cepat selesaikan masalah itu supaya tidak berbuntut panjang, pangil masyarakat adapt, kita duduk bersama bicarakan secara kekeluargaan, sudah cukup aksi arogan kepolisian merenteti masyarakat papua, dan itu yang ditahan tolong dijaga dengan baik, jangan sampai mereka dalam tahanan harus mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi, bila perlu dibebaskan,” pintanya. (Cr-15)