Jayapura—Aksi penye­rangan Polsek KP3 Udara Wamena Selasa pagi (04/10) yang mengibatkan tewasnya salah satu angota Petapa serta mengakibatkan dua orang Kritis dan empat lainnya ditahan, mendapat reaksi dari berbagai pihak.
Mulai dari mahasiswa hingga DAP ( Dewan Adat Papua) angkat bicara. Umumnya mereka tidak terima insiden yang dinilai aksi arogan petugas yang mengakibatkan jatuhnya korban. Padahal menurut mereka, saat itu belum ada perintah dari atasan yang memerintahkan untuk menembak, bahkan diduga aksi brutal tersebut tanpa didahului penembakan peringatan.
Sejumlah masyarakat yang tergabung dalam beberapa lembaga , yaitu HMPJ, From PEPERE PB, DPW AMPTPI wilayah Timur, SHDRPI, SENIOR Pegunungan Tengah,
dan DAP mengkecam aksi anarkis. Dan mereka meminta Polda Papua bertanggung
jawab dan mencopot Kapolres Jayawijaya dan KP3 Udara Jaya Wijaya, bahkan
pihak kepolisian diminta mengusut tuntas pelaku penembakan dalam waktu seminggu, terhitung dari hari penyampaian pres release tersebut.

Selain itu, mereka juga meminta pimpinan pemerintah baik provinsi maupun Daerah terkhusus untuk bertanggung jawab atas insiden yang terjadi di wilayah pegunungan yang ada di Wamena.
Juga menuntut Bupati Jaya Wijaya agar mengintruksikan anggota TNI/POLRI non-organik untuk dikembalikan kedaerah asalnya.
Dan tidak kalah serunya ketika, mereka menyerukan agar DPRP segera membentuk komisi penanganan dan penyelesaian masalah kemanusiaan yang terjadi di papua.
Pernyataan sikap yang dikeluarkan HMPJ ( Himpunan Mahasiswa Pegunungan Jaya Wijaya ) melalui ketuanya Matius Wuka yang didampingi sekertaris HMPJ, Yustinus Asso dan ketua asrama Nayak, Anton Wetipo dalam jumpa per di asrama Nayak Kamkey Abepura. “ Kami tidak punya kepentingan apa-apa, yang kami lakukan hanya lah sebatas solidaritas atas dasar keprihatinan kami dengan nasib masyarakat Papua yang selalu medapatkan penindasan dari TNI/Polri, kami minta DPRP segera bentuk komisi penanggulangan penanganan masalah orang Papua,dan pihak polisi dalam hal ini polda Papua segera mengusut tuntas palaku penembakan guna mempertangung jawabkan perbuatannya,” ujar ketua HMPJ, Matius Wuka. Dilain pihak, From Pepera PB, melalui Ketua Umumnya, Selpius Bobii juga menggelar jumpa pers di pendopo asrama tunas harapan di Padang Bulan.

Ia menuturkan tragedy Wamena merupakan salah satu dari perwujudan  strategi Bumi Hangus yang dijadikan proyek oleh RI untuk memusnahkan orang asli Papua dari tanah leluhurnya.
Selpius Bobii pun menyerukan hal senada dengan HMPJ, yang tercantum dalam enam poin salah satunya berisikan, agar komnas HAM daerah Papua segera mengusut tuntas tragedi kemanusiaan yang menimpa masyarakat sipil di wamena.
Dan menyerukan pada masyarakat internasional untuk segera mendesak Sekjen PBB menyeriusi penanganan masalah kemanusiaan papua yang kini dianggap tangah berada pada penusnahan etnis dengan segera melakukan langkah-langkah kongkrit untuk melakukan intervensi kemanusiaan.
Hal yang sama pun diserukan beberapa orang yang tergabung di DWP AMPTPI wilayah timur dan Kota Jayapura, Senior pegunungan Tengah, DPC. SHDRPI dan DAP yang berlangsung siang kemarin (05/10) dikantor DAP Waena, dimana mereka menuntut para pelaku penembakan dapat mempertangung jawabkan perbuatannya. Dan Polres Jaya Wijaya harus membayar Kepala bagi korban yang telah meninggal, serta pemerintah indoneis di wajibkan untuk melakukan pendekatan secara baik yang berkaitan dengan hukum-hukum internasional.
Sementara perwakilan dari DAP, Markus mengungkapkan sebelumnya telah terjadi rapat di DAP dengan menghasilkan empat poin, dimana dalam padangan DAP, polisi masih memperlihatkan aksi arogan yang sangat tinggi terhadap masyarakat Papua,  dan hal itu akan terus di kecam dan tentunya tindakan tersebut harga paling mati yang akan terus menerus mengerogoti masyarakat Papua.
“ Kami hanya minta Polda Papua tidak lepas tangan atas insiden yang menimpa masyarakat sipil di Wamena kemarin, kami minta agar Polda Papua mengusut tuntas siapa pelaku penembakan itu, dan kami juga minta DPRP segera membantuk tim ivestigasi yang netral untuk bisa mengungkap tindakan arogan pihak kepolisian,” tegas Markus.
Akan Libatkan Tokoh Masyarakat
Sedangkan Kapolda Papua Irjen Pol Bekto Suprapto Situasi mengatakan, keamanan di Wamena kini sudah dapat dikendalikan, namun pihaknya tetap melakukan pengamanan di Markas Polsek KP3 Udara setempat.
Menurut Kapolda , saat ini hubungan antara pihak Kepolisian di Wamena dengan tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, pemuda, berjalan dengan baik.
“Kami tetap akan melibatkan para tokoh yang ada di Wamena guna menyelesaikan permasalahan yang terjadi Senin (4/10) di daerah itu,” ungkapnya lagi saat ditemui Wartawan usai upacara HUT TNI di Makodam XVII/Cenderawasih Selasa (5/10)
Ketika disinggung mengenai korban tewas, jelas Kapolda, pihaknya tetap akan melakukan pendekatan ke pihak keluarga agar korban tewas bernama Ismael Lokobal itu dapat diotopsi guna penyelidikan lebih lanjut.  “Korban harus diotopsi, dengan melakukan itu kami bisa tahu penyebab pasti kematiannya. Apabila ditembak, dengan otopsi kita bisa tahu dari jarak berapa dia di tembak, tambahnya. Untuk itu kami sangat berharap keluarga mau bekerja sama dengan Kepolisian setempat,” jelasnya.
Kapolda menegaskan, pihaknya akan mengusut tuntas permasalahan Wamena dan menindak tegas pelaku yang terbukti melanggar hukum. “Menurut informasi yang saya terima, tiga warga sudah diamankan, dan tersangka lainnya yang belum ditangkap akan dikejar terus. Hal ini juga berlaku untuk anggota Polisi yang terbukti bersalah. Jika terbukti bersalah, semua saya akan tindak dengan tegas,” tegasnya.
Dalam menyelesaikan permasalahan di Wamena, menurut Kapolda tidak akan ada tambahan pasukan. ‘’Dalam situasi apa pun, Polisi harus tetap bekerja secara profesional sesuai dengan aturan yang berlaku,’’ tandasnya. (cr-15/aj)