Pangdam XVII/ Cenderawasih Jenderal (Inf) Hotma Marbun saat diwawancarai wartawan usai upacara HUT  ke-65 TNI  di Lapangan Upacara Makodam  XVII/  Cenderawasih, Jayapura, Selasa (5/10) kemarin. JAYAPURA—Di Papua, menurut Pangdam XVII Cenderawasih Mayjend TNI Hotma Marbun, tidak ada lagi kelompok separatisme, sehingga pengamanan-pengamanan atas sejumlah daerah rawan sepenuhnya dilaksanakan oleh kepolisian.
‘’Tidak ada separatis di Papua. Kalau ada sudah kita sergap,’’ tandasnya saat ditemui wartawan usai pelaksanaan Upacara HUT TNI ke-65 di Makodam XVII/Trikora.
Ketika disinggung tentang adanya ‘Pasukan Perdamaian Papua’ semacam milisi yang digelar Ketua DAP Forkorus Yoboysembut di Sentani beberapa waktu lalu (3/09), Pangdam menyatakan tidak tahu. ‘’Tidak ada itu, saya tidak tahu. Kalaupun ada tidak masalah, kan namanya saja damai,’’ jelasnya.
Tidak adanya separatisme di Papua tersebut, maka pro­ses pengamanan di seluruh wilayah Papua, sepenuhnya dikendalikan oleh Kepolisian. ‘’Kita sifatnya hanya membantu. Itupun kalau ada permintaan dari kepolisian kepada TNI,’’ jelasnya.

Sementara itu Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono SE  dalam amanatnya yang dibacakan Pangdam XVII/ Cenderawasih Jenderal Hotma Marbun mengatakan, mencermati kecenderungan perkembangan lingkungan strategis global, regional, dan nasional saat ini bangsa Indonesia  akan dihadapkan kepada delapan kelompok ancaman keamanan  actual, yaitu  keamanan Selat  Malaka, terorisme, separatisme, pelanggaran wilayah perbatasan dan pulau pulau kecil terluar, bencana alam, kegiatan kegiatan ilegal, konflik horizontal dan kelangkaan energi.
Disamping itu, kata Panglima TNI,  bangsa Indonesiapun  akan berhadapan dengan ancaman keamanan yang bersifat potensial, yaitu pemanasan global, berbagai ragan pelanggaran di ALKI, pencemaran lingkungan, pandemik, krisis financial, cyber crime dan agresi militer asing.
Dalam konteks kecenderungan perkembangan lingkungan strategis itulah, katanya, TNI senantiasa membangun mekanisme kerja dan hubungan antar kelembagaan dalam rangka menegakan kedaulatan dan mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, dengan senantiasa meningkatkan kualitas diri, kemampuan dan kekuatan dalam rangka memperbesar kuantitas pengabdiannya kepada bangsa dan negara.
Dalam kaitan tersebut,  lanjutnya, TNI akan terus  melakukan reformasi diri, yang selama ini telah berlangsung  dan dinilai cukup baik  selaras dengan Indonesia yang demokratis sehingga terwujud “Postur TNI” yang solid, profesional, modern, berwawasan kebangsaan, dicintai dan  mencintai rakyat.
Bagi TNI, sumbangsih, dalam mewujudkan demokrasi dilaksanakan melalui  keikutsertaan mengisi pembangunan nasional dengan mengedepankan cara pandang bahwa Pertama, apapun yang dilakukan TNI senantiasa dalam rangka pemberdayaan  institusi fungsional. Kedua, TNI merupakan  bagian dari sistim nasional. Ketiga, apapun yang dilakukan TNI senantiasa dilakukan bersama komponen bangsa lainnya dan TNi tak berpretensi untuk dapat menyelesaikan  semua permasalahan bangsa. Keempat, segenap peran dan tugas TNI dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dilakukan atas kesepakatan  bangsa dengan pengaturan secara konstitusional.
“Kita patut bersyukur, ditengah keterbatasan keuangan negara, pemerintah telah dapat menambah sebagian dari “Kebutuhan Anggaran  Minimal” (Minimum Essential Budget) guna mewujudkan pembangunan “Kekuatan Minimal” (Minimum Essential Force MEF),” katanya.
Disisi lain, sambungnya, pemerintahan telah bekerja keras menyiapkan anggaran bagi peningkatan kesejahteraan prajurit, memang sesuatu yang tak mungkin, TNI dapat tumbuh solid dan profesional  tanpa dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan.
Karena itu, tambahnya, TNI amat menyadari bahwa pengamanan kedaulatan negra dan integritas wilayah sangat tergantung pada kemampuan negara, karena luasnya wilayah kedaulatan dan besarnya biaya serta sarana dan prasarana yang diperlukan.

Menyadari itu semua, ucapnya, TNI akan terus melanjutkan kebijakan “Optimalisasi   Peran TNI” dalam rangka membantu percepatan proses pembangunan nasional serta kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mencapai empat tujuan pokok. Pertama, membantu meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa yang tercermin dalam kesadaran bela negara. Kedua, membantu meningkatkan  kecerdasan dan kesejahteraan rakyat. Ketiga, membantu menegakan disiplin, tata tertib dan  hukum. Keempat, membantu meningkatkan “citra”  bangsa Indonesia di mata dunia melalui pelibatan TNI dalam operasi perdamaian dunia dibawah naungan PBB.
Peringatan hari ke 65 TNI tahun 2010 ini mengusung tema “TNI sebagai Bhayangkari negara bersama seluruh komponen bangsa siap menegakan kedaulatan dan mempertahankan keutuhan wilayah NKRI” 
Disela sela upacara tersebut diselingi demontrasi bela diri  yang diperagakan ratusan  prajurit dari Yonif 751 BS serta tarian Yosim Pancar dari prajurit Kodam XVII  Cenderawasih yang diikuti Sekda Provinsi Papua drg Constant Karma, Ketua DPRP Drs John Ibo MM, Kapolda Papua Irjen (Pol) Bekto Suprapto MSi, Ketua DPD Partai Golkar Papua Drs Habel Melkyas  Suwae.
Usai upacara dilakukan pemotongan tumpeng ulang tahun yang dilakukan  Pangdam XVII/ Cenderawasih Jenderal Hotma Marbun  dan Ny Nurmala Hotma Marbum dan diserahkan kepada  seorang  prajurit termudah.  
Upacara  peringatan HUT ke 65 TNI dilakukan penyematan  bintang Nararya dan bintang Satya Lancana masing masing  penerima TKN Bintang KEP Nararya Mayor Cpl Sugiharto (Paldam), Kapten Caj (K) Marthina M. (Ajendam). Penerima Satya Lancana XXIV  Tahun Lettu Caj Mohammad Toha (Ajendam), Serma Anton Raja  Gukgu (Kodim 1701).   Penerima Satya Lancana XVI  Tahun Serda Bek Sutrisno (Lantamal), Serma Jas Agus  Widayanto (Lantamal). Penerima Satya Lancana VIII  Tahun Praka Indarto (Lanud),  Praka Roni Pozla(Lanud). (aj/mdc)