Karena Pergese­ran Anomi Sosial

SENTANI—Peran adat yang selama ini lebih melekat pada politik, khususnya makar dinilai karena penga­ruh pergeseran Anomi Sosial, artinya terjadi pergeseran nilai-nilai sosial ke Politik, sehing­ga nilai-nilai politik ini lebih dominan di bandingkan makna sesungguhnya dari peran adat itu sendiri dalam melakukan inisiasi gene­rasi kearifan local, yang merupakan titipan leluhur sejak turun-temurun.
Sehingga belaka­ngan ini Adat dapat dikatakan telah menyalahgunakan institusi yang sering muncul dalam ekspresinya, seperti pe­ngibaran Bintang Fajar, basis politik makar dan sebagainya, seperti yang baru saja beberapa hari lalu terjadi di rumah adat Kampung Ambora Distrik Demta.
Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Jayapura Drs Gidion Dodop MM yang juga merupakan mantan Sekda Kabupaten Jayapura ini saat ditemui Bintang Papua kemarin mengatakan bahwa sesungguhnya inti nilai-nilai adat yang diwariskan sejak dahulu itu memiliki asas-asas demokrasi, kebangsaan, kebersamaan (gotong royong), dan persatuan.
“Lembaga adat itu memiliki fungsi inisiasi yang sebenarnya sama dengan nilai kebangsaan dan persatuan, hidup bermasyarakat, tolong menolong, demokrasi dan kebersamaan,” jelasnya. Namun dalam pergeseran nilai-nilai tersebut dengan perkembangan zaman ini ada beberapa oknum yang sengaja menyelipkan paham politik makar yang kini bisa dikatakan sebagai doktrin prioritas Adat yang hampir menyeluruh di Papua.

Namun belum ada kata terlambat untuk itu, Dodop menghimbau agar Kantor politik dan kesatuan Bangsa (Litbang) segera mengambil satu langkah cermat untuk segera mensiasati bagaimana caranya agar asas-asas adat yang sebenarnya itu dikembalikan kepada fungsinya, agar adat tidak terus menerus dijadikan sarana politik dan nantinya masyarakat adat terus dikorbankan seperti belasan warga Ambora yang baru saja mencari suwaka politik ke Negara PNG karena menghindar dari kejaran aparat.
Sementara di tempat terpisah Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Jayapura Kornelis Yanuaring mengatakan agar Aparat mengedepankan upaya persuasive guna menyelesaikan masalah di Kampung Ambora tidak dengan melakukan kejar-kejaran terhadap masyarakat yang nantinya membuat masalah tersebut terus berkepanjangan. Yanuaring juga berterima kasih kepada aparat berseragam coklat Kesatuan Resor Jayapura yang telah mengatasi kasus tersebut secara baik dan mengedepankan pengayoman, perlindungan dan pelayanan terhadap masyarakat. (jim)