Deer Tabuni, Soal Beredarnya Video TNI Siksa Warga

Deer TabuniJAYAPURA—Beredarnya video kekerasan TNI terha­dap warga Papua, terus menjadi pembicaraan di kalangan masyarakat Papua. Banyak yang meragukan video tersebut, namun tidak sedikit  yang me­nganggap video itu benar-benar terjadi.  Sementara itu Pangdam XVII/ Cenderawasih, Mayjen Hotma Marbun berjanji menyelidiki beredarnya video di dunia maya yang berisi kekerasan TNI terhadap warga Papua. Rupanya langkah Pangdam tersebut langsung mendapat dukungan dari  Anggota DPRP Deer  Tabuni , yang juga adalah mantan anggota TPN/OPM di wilayah Tingginambut, Puncak Jaya.   Deer Tabuni bahkan mendesak Pangdam menempati janjinya untuk menyelidiki kebenaran video tersebut.  “Apabila  video yang berisi kekerasan yang dilakukan TNI terhadap  warga di Papua itu ternyata benar,  maka baik pihak keamanan dari   Kodam XVII Cenderawasih, Polda Papua bersama seluruh komponen masyarakat  mesti melakukan cross cek ke lapangan,  apakah benar atau tidak. Kalau tak benar,  maka siapa aktor intelektual yang  membuat dan menciptakan situasi keamanan di Papua menjadi  tak kondusif,” ujar
Sebaliknya, jika video itu benar,  maka siapa yang mengeluarkan video tersebut harus ada saksi yang jelas agar proses hukum pun harus jelas sehingga dia harus bertanggungjawab atas  perbuatan itu.  “Kalau memang itu tak benar siapa yang rekayasa video itu  bawa dari tempat mana dan ada di Tingginambut itu harus dipertanggungjawabkan secara jelas agar rakyat jangan jadi korban, dikejar dan disiksa. Tapi kalau kondisi di  lapangan beda lalu di video beda harus dipertangungjawabkan,” katanya.

Dikatakan, kasus seper­ti ini apakah benar atau direkayasa, maka  telah terjadi pelanggaran HAM. Tapi kalau peristiwa itu tak benar,  maka siapa aktor yang menciptakan suatu opini  bagi orang Papua harus  memikirkan sesuatu yang positif maupun  negatif atas peristiwa yang terjadi melalui video tersebut.
Menurut dia, pihaknya  selaku bagian dari pemimpin TPN/OPM di wilayah Tingginambut serta saudara dari  Goliat Tabuni menghimbau kepada pemerintah provinsi, kabupaten, TNI/Polri, DPRP serta MRP bahwa pihaknya  ingin menyelesaikan persoalan yang terjadi di Puncak Jaya.

“Mari kita berbicara  duduk bersama serta membuka dialog melalui pendekatan pendekatan secara persuasif  ketika terjadi masalah di Puncak Jaya dapat diselesaikan dengan baik. Tanpa ini,  maka setiap tindakan yang dilakukan dapat  menciptakan situasi yang kurang kondusif sehingga terus menerus  terjadi   pembataian antara TPN/OPM dengan aparat keamanan baik itu TNI/Polri,” katanya.
Untuk itu, tambahnya,  pihaknya  juga menghimbau kepada warga Papua yang ada di Puncak Jaya agar melihat dan menyimak  secara sungguh sungguh posisi Papua kini. “Saya selaku kader Partai Golkar memberikan suatu pesan dan harapan jangan sampai orang Papua dengan orang Papua yang jual baru, kita baku bunuh. Orang lain akan menikmati  melalui situasi yang diciptakan terus menerus bergolak,” tukasnya.
Sementara itu, menanggapi beredarnya sebuah video yang menggambarkan penyiksaan sejumlah tentara terhadap sejumlah orang yang diduga OPM, pihak Kepolisian juga tidak tinggal diam. Hal itu seperti diungkapkan Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Wachyono yang mengharapkan agar semua pihak melihat hal tersebut harus dengan pikiran positif.
‘’Kalau dilihat dari tayangan, baik melalui internet maupun media massa elektronik (TV), saya lihat tidak jelas, apakah itu dilakukan oleh TNI atau bukan. Gambarnya kan kabur,’’ ungkapnya saat ditemui wartawan di Mapolda Papua Rabu (20/10).
Dikatakan, pihaknya juga akan berupaya mencari kebenaran dari tayangan video yang disebarkan sebuah LSM Asi yang menangani masalah-masalah HAM. ‘’Untuk melakukan penelitian dan penyelidikannya kan paling tidak membutuhkan seorang ahli IT (Information Technology),’’ ujarnya.
Penayangan adegan dalam video berdurasi 4 menit 37 detik tersebut menurut Wachyono sangat tendensius dan merugikan TNI dan masyarakat umumnya. ‘’Agar masyarakat tidak terprovokasi, kita harus mencari kebenaran video tersebut,’’ lanjutnya.
Dikatakan, jika melihat situasi di daerah-daerah, terutama di wilayah yang diduga sebagai tempat penyiksaan yang ditayangkan, yakni daerah Tingginambut, selama tiga bulan terakhir situasi cukup kondusif. ‘’Tiga bulan tertakhir kan tidak terdengar adanya gejolak di daerah-daerah. Bahkan kabar terahir di media massa Jakarta yang memberitakan adanya pembakaran rumah-rumah warga, setelah kita cek tidak ada sama sekali,’’ jelasnya. (mdc/aj)