Jasad Barbarina Sarawan, bocah penderita tumor ganas retinoblastoma saat masih berada di ruang transit RSUD Biak, Selasa 26 Oktober.BIAK-Barbarina Sarawan, bocah perempuan berusia 8 tahun yang menderita tumor ganas retinoblastoma, di Biak, akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
Bocah yang sejak awalnya tidak mendapatkan dana bantuan sosial masyarakat oleh pemerintah daerah setempat itu, meninggal Selasa (26/10) tepat pukul 09.00 WIT, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Biak Numfor.
Tangisan dan kesedihan datang dari setiap orang yang mengunjungi ruang transit RSUD, dimana hampir seminggu bocah Barbarina menjalani rawat inap untuk mendapatkan pertolongan medis. Padahal bocah Barbarina direncanakan, Selasa (26/10) sore, akan diberangkatkan dengan penerbangan Merpati untuk memenuhi rujukan dari dokter spesialis mata rumah sakit Dian Harapan Jayapura ke dokter spesialis mata bagian pediatric opthalmology Poliklinik Mata Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM) di Jakarta.

“ Upaya penggalangan dana pengobatan dan transportasi sudah kami lakukan, namun ajal telah menjemput Barbarina, tiket sebanyak sembilan sit telah kami bayar untuk keberangkatan sore ini ,” kata Sekretaris ABC peduli kasih, Sergius Wabiser,SH kepada Bintang Papua, Selasa (26/10).
Dari keterangan pihak medis RSUD setempat yang diwakili dokter Ricardo Mayor menjelaskan, upaya pertolongan medis telah dilakukan sejak Jumat (22/10) dan hingga Senin (25/10) nampak kondisi Barbarina sudah mulai membaik, sehingga pihak rumah sakit  dapat memastikan untuk keberangkatan ke Jakarta dapat dilakukan Selasa (26/10).
“ Saat Barbarina dibawah ke rumah sakit, kondisi awal HB-nya hanya 6 gram persen, dan fisik kurang gizi serta anemia berat. Namun hingga Senin (25/10), HB-nya telah mencapai 16 gram persen, sehingga kami dapat pastikan untuk Barbarina bisa diberangkatkan ke Jakarta agar mendapat penanganan lebih lanjut di RSCM ,” kata Ricardo Mayor kepada Bintang Papua.

 

Menurut Ricardo, selama Barbarina di RSUD telah mendapatkan pemeriksaan Computed Tomography Scan (CT Scan) pada bagian kepala dan hasilnya kanker yang diderita Barbarina telah menyebar hampir kesemua bagian fisik kepala. Juga selama perawatan, telah dilakukan upaya perbaikan gizi dan kesehatan umum. “ Tiba-tiba saat pagi ini, kondisinya semakin buruk, dan meninggal sekitar pukul 09.00 WIT ,” kata dokter yang setia menemani pasien Barbarina selama di rawat inap di RSUD ini.
Sementara seorang paman / Om dari Barbarina, John Sarawan yang selama ini mengurus Barbarina sejak kecil, bersama-sama dengan nenek dari Barbarina yaitu Penina Wambrauw mengatakan, pihak keluarga menerima keadaan dan kepergian Barbarina. “ Sebagai orang yang percaya, kami sekeluarga hanya bisa bersyukur kepada Tuhan, dan berterima kasih atas upaya kepedulian yang telah dilakukan oleh komunitas ABC peduli kasih bersama para waratawan, serta masyarakat yang telah turut serta memberikan bantuan untuk mendukung rencana biaya pengobatan anak Barbarina ke Jakarta. Biarlah Tuhan yang akan membalas semua kebaikan dan kepedulian ini, kami hanya nelayan kecil saja ,” ujar John Sarawan dengan tak kuasa menahan air mata.
Sejak usia 1 tahun, Barbarina kecil, telah ditinggal oleh kedua orang tuanya dan sejak usia 5 tahun gejala tumor ganas mulai bersarang pada bagian retina mata Barbarina. Selama ditinggal kedua orangtuanya, Barbarina diasuh oleh Om dan Neneknya yang bertempat tinggal di kampung Inggiri, distrik Biak Kota. Pernah upaya keluarga Barbarina mengajukan pemohonan bantuan biaya pengobatan ke pemerintah daerah, namun sebuah memo atau catatan resmi yang ditandatangani oleh seorang pejabat daerah tertanggal 29 September 2010 dan diterima keluarga sebagai jawabannya saat itu, dengan goresan tinta hitam tertulis “ Bantuan masyarakat TA.2010 sudah habis “.
Koordinator Wartawan peduli kasih yang tergabung dalam komunitas ABC, Muhsidin,S.Pd mengatakan upaya penggalangan dana yang telah diupayakan untuk biaya pengobatan Barbarina, nantinya akan diserahkan kepada pihak keluarga. Terutama juga untuk membantu biaya penunjang pendidikan bagi seorang adik Barbarina yang saat ini dibangku sekolah dasar. “ Kami akan laporkan semua dana bantuan yang telah diterima lewat komunitas, dan juga dana yang sudah diterima langsung oleh keluarga kepada publik, setelah pemakaman nanti ,” kata Muhsidin.
Mewakili wartawan serta komunitas peduli kasih, Muhsidin juga turut sampaikan terimakasih kepada Korem 173 PVB, Kodim 173 BN, Polres BN, Panitia Divisi I PSSI di Biak, DPRD Biak Numfor, Hadi Supermarket, dan sejumlah donatur lainnya yang belum sempat disebutkan nama dan instansi. Terlebih khusus kepada para pelajar yang telah berupaya menggelar aksi coin serta Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan mahasiswa di semua perguruan tinggi yang telah berupaya dalam aksi turun jalan melakukan penggalangan dana kepada Barbarina.
Rencana pemakaman Barbarina bocah perempuan berusia 8 tahun yang meninggal setelah derita panjang yang dialami akibat tumor ganas retinoblastoma ini, pada Rabu (27/10) pukul 12.00 WIT di tempat pemakaman umum, kampung Sorido, distrik Biak Kota. “ Dengan kepergian Barbarina ini, kami telah komitmen akan mendeklarasikan tanggal 26 Oktober sebagai hari peringatan Solidaritas Peduli Kasih di Biak Numfor ,” ujar wartawan Antara ini. (pin)