JAYAPURA [PAPOS] - Terkait beredarnya video di You Tube tentang penyiksaan warga Papua di Kabupaten Puncak Jaya yang diduga dilakukan oleh TNI/Polri, mendapat tanggapan yang controversial dari Kepala Kampung Purleme, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Sem Telenggen,

 

Kepala Kampung Purlemen Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya , Sem 
Telenggen, Kamis (4/11) di Adonai Cafe, saat menunjukkan salah satu 
contoh foto kekerasan yang terjadi di Puncak Jaya yang dilakukan oleh 
TPN/OPM.

Dimana menurutnya bahwa pelaku penyiksaan yang didalam Video tersebut adalah Tentara Pembebasan Nasional/Organisasi Papua Merdeka [TPN/OPM].

Sem Telenggen menegaskan bahwa penyiksaan terhadap warga Papua tersebut bukan TNI/Polri tetapi TPN/OPM seperti korban kekerasan yang terjadi di Kabupaten Puncak Jaya.

Menurut Sem Telenggen bahwa keberadaan anggota TNI/Polri di Puncak Jaya sangat dibutuhkan masyarakat, mereka membantu terciptanya rasa aman bagi masyarakat di wilayah tersebut dari gangguan kelompok TPN/OPM yang kerap mengganggu masyarakat saat mengerjakan kebunnya.

“ Setahu saya, TNI/Polri itu yang telah membuat aman di Puncak Jaya, jadi kenapa malah harus ditarik,” tegasnya dalam keterangan pers di Adonai Cafe, Ruko Dok II Jayapura, Kamis (4/11) kemarin.

Dikatakan, soal issu yang menyatakan bahwa ada kekerasa di Puncak Jaya. Hal itu ditegaskan kembali Sem bahwa kekerasan di Puncak Jaya tidak ada dan sampai saat ini aman-aman. "Kalau tidak percaya bahwa Puncak Jaya tidak aman, maka tanya langsung kepada Pak Bupati situasi yang ada disana," pungkasnya.

Sem selaku kepala Kampung Purleme, Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya kecewa dengan pernyataan Wakil Ketua Komnas HAM Papua, Matius Murib di media massa yang meminta agar pasukan TNI/Polri ditarik dari Puncak Jaya.

Bahkan diia mempertanyakan kinerja Komnas HAM Papua, karena Komnas HAM Papua tidak pernah turun ke lapangan, khususnya di Kampung Puruleme, Distrik Mulia guna mengecek masyarakat yang korban apakah akibat kekerasan yang dilakukan oleh kelompok TPN/OPM atau oleh TNI/Polri.

“ Jadi kelompok TPN/OPM itu pelaku kekerasan di Puncak Jaya, saya dan istri saya sendiri juga pernah menjadi kekerasan mereka, tapi Komnas HAM Papua tidak pernah melihat kami dan para korban kekerasan oleh kelompok TPN/OPM,” pungkasnya sambil sambil menunjukan foto-foto korban kekerasan kelompok TPN/OPM yang di ambil melalui kamera.

Lebih jauh Sem Telengen menjelaskan, lokasi penyiksaan soal video yang beredar itu bukan di Puncak Jaya. "Kami sudah nonton sendiri di Televisi bahwa lokasinya bukan di Puncak Jaya dan masyarakat bukan masyarakat di Puncak Jaya dan mereka hanya menjual nama Puncak Jaya saja," tegas Sem. [loy]