JAYAPURA—Presiden Amerika Serikat Barack Husein Obama harus jujur dan berani mengungkapkan pelanggaran HAM pada masa lalu bahwa pernah ada konspirasi dengan PBB, Belanda dan Indonesia untuk kepentingan ekonomi dan politik dan Papua dipaksakan masuk kedalam Indonesia pada Pepera 1969. Ia juga diminta mengakui kesalahan pemerintahannya sebagai langkah rekonsiliasi masa depan yang damai bagi semua.
Hal ini disampaikan Wakil Ketua Komnas HAM Perwakilan Papua Matius Murib kepada Bintang Papua di Jayapura semalam. Menurutnya, pihaknya menyambut kunjungan kenegaraan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Jakarta.
Secara terpisah, pengamat politik Papua Lamadi de Lamato menegaskan, kunjungan kerja Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Jakarta adalah sesuatu hal yang sangat penting khususnya bagi rakyat Papua.
“Saya kira banyak aktivis akan mengkonfirmasi tentang Papua kepada Obama pada perpektif itu saya melihat orang di Pusat maupun di daerah khusus aparat intelejen negara itu merasa ketakutan dengan kedatangan Obama,” katanya.
Alasannya, rakyat Papua mengatakan Presiden Amerika Barack Obama adalah simbol yang bisa menyampaikan aspirasi kepada dunia tentang Papua. Tapi pemerintah Indonesia tak akan memberikan kesempatan bagi tokoh tokoh pergerakan untuk bertemu Obama karena semua lini lini akan ditutup oleh pemerintah Indonesia.
Dalam kunjungan kenegaraan ini Presiden Barack Obama akan menyampaikan pidato salah satunya tentang demkoratisasi dan HAM akan menyentuh juga persoalan persoalan di Papua, menurut dia, hal ini pasti disebutkan apalagi peristiwa video yang menghebohkan yang kemudian ditonton hampir seluruh dunia dan dunia akan merasa prihatin dengan perlakuan seperti ini.
“Mudah mudahan Obama menyinggung masalah ini sehingga Indonesia secara umum khusus di Papua bisa mengoreksi pola pola pendekatan yang lebih baik. Kalau tak dilakukan seperti itu sampai kapanpun orang Papua baik elit birokrasi maupun masyarakat di kampung akan memiliki sentimen sebagai orang Papua merasa terluka dengan kejadian seperti itu,” kata penulis Buku Obat Demokrasi Papua Sebuah Tafsir Ekstrim Atas Polemik dan Isu Merdeka dan NKRI ini,
Dia menyampaikan, hal ini yang harus diperbaiki kalau tak diperbaiki kita membuat sistim seperti apapun di Papua tak akan mampu mengobati luka luka yang dialami orang orang Papua.
Kalau hal ini kepentingan dunia dalam rangka demokratisasi, keadilan dan menjunjung HAM seluruh dunia dan ini salah satu poin yang harus disebutkan, ungkapnya, Presiden Amerika Serikat Barack Obama pasti akan menyebutkan.
“Tak akan mungkin yang bisa melarang dia tapi dalam konteks hubungan internasional antara Indonesia dan Amerika Serikat khususnya mungkin masukan masukan itu akan disampaikan kepada Obama agar persoalan Papua tak disinggung secara vulgar karena ini akan memantik protes, kemarahan dan lain lain,” katanya. (mdc/rza)