Dari Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Asmat

Yuvensius Biakai, Panglima Perang Besar Asmat Jadi Bupati Kedua Kali Ia memang sudah disiapkan oleh masyarakat untuk memimpin kedua kali, karena ia adalah Panglima Perang Besar Asmat, jadi sebelum Pemilukada juga masyarakat adat sudah sepakat bahwa dialah yang pantas jadi pemimpin.

Oleh : Walhamri Wahid

Sebuah panggung terbuka di sulap layaknya sebuah ruang sidang paripurna DPRD di dalam gedung wakil rakyat, di bagian depan duduk berdampingan para Pimpinan DPRD diantaranya Ketua DPRD Asmat Thomas E. Safanpo, ST, IAI,  Wakil Ketua I Amandus Anakat, dan Waket II Silvester S. Biakai di sebelahnya Bupati dan Wakil Bupati yang akan dilantik Yuvensius Alfonsius Biakai, BA, SH – Ir. Motong Saridjan, sedangkan Gubernur Provinsi Papua Barnabas Suebu, SH dan Plh. Bupati
Asmat Elisa Kambu, S.Sos duduk di sisi lain di samping Ketua DPRD,sedangkan para anggota DPRD Kabupaten Asmat di bagian depan duduk mengelilingi sebuah meja berbentuk letter U.

Di bagian bawah panggung dalam tenda – tenda duduk menyaksikan para undangan terlihat diantaranya Kapolda Papua, Penjabat Bupati Kabupaten Merauke Alex Rumaseb, Wakil Bupati Mimika Abdul Muis dan sejumlah Kepala SKPD di Kabupaten Asmat, sedang­kan di sekeliling lapangan berjejer ratusan masyarakat yang dibatasi tali rafia dan barisan Hansip yang dengan sabar menyaksikan prosesi kenegaraan “Sang Panglima Perang Besar Asmat-nya” dilantik menjadi “Panglima Pemerintahan” yang menjadi sandaran nasib dan kehidupan mereka lima tahun ke depan.
Ketua DPRD Asmat Thomas E. Safanpo, ST, IAI dalam sambutannya menegaskan bahwa tugas seorang pemimpin adalah bagaimana berupaya mewujudkan visi menjadi sebuah realitas yang bisa dirasakan oleh masyarakat.
“pemerintahan yang baik adalah yang mengabdi kepada rakyat, rakyat yang memilih, rakyat yang memiliki mandat, dan kepada rakyat seluruh tindakan tersebut harus diabdikan”, kata Safanpo.
Setelah sambutan pembukaan oleh Ketua DPRD Asmat, acara dilanjutkan dengan pelantikan oleh Gubernur dan serah terima jabatan dari Plh.
Bupati Elisa Kambu, S.Sos kepada Yuvensius Alfonsius Biakai.
Acara yang berlangsung khidmat awalnya sempat sedikit terusik dengan turunnya hujan dan petir yang menggelegar sesaat menjelang acara pelantikan dan pengambiilan sumpah janji, namun kondisi tersebut tidak mengganggu jalannya prosesi, bahkan menurut sebagian beberapa tokoh masyarakat, hujan bagi masyarakat Asmat adalah anugerah, karena selama ini mereka menggantungkan kebutuhan air bersih mereka hanya pada hujan, itulah sebabnya meski di guyur hujan, masyarakat tidak beranjak dari tepi lapangan dan rela berbasah ria menyaksikan prosesi pelantikan.

Gubernur Provinsi Papua Barnabas Suebu, SH dalam sambutannya mengatakan bahwa kedatangannya ke Asmat kali ini membawa 3 pesan penting yakni pesan perdamaian, persatuan dan pesan pembangunan. “pasca Pemilukada timbul perbedaan pandangan politik, dan kini saatnya masyarakat harus berdamai, dengan berdamai maka kita bisa bersatu karena hanya dengan persatuan kita bisa menciptakan persaudaraan sejati dan memadukan segala potensi yang ada, sehingga pembangunan juga bisa berjalan di daerah ini untuk lima tahun ke depan”, papar
Gubernur makna dari tiga pesan penting itu.
Gubernur juga menegaskan kepada keduanya, bahwa sumpah dan janji jabatan yang baru saja diucapkan bermakna dalam dan konsekuensi ganda baik kepada Tuhan maupun masyarakat untuk itu ia berharap Bupati / Wakil Bupati yang baru dilantik benar – benar melaksanakan tugas dengan sebaik – baiknya.
“saudara berdua harus kerja keras, jalankan pemerintahan dengan tata kelola pemerintahan yang baik, utamakan rakyat, dan tidak terjebak dalam praktek kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN), dan kalian berdua harus tetap bersatu memelihara perdamaian untuk Asmat yang lebih maju”, kata Gubernur.
Ia juga menegaskan bahwa pasangan yang baru saja dilantiknya adalah duet pemimpin yang “pas” untuk Kabupaten Asmat, karena keduanya bukanlah orang baru di Asmat, dimana Yuvensius Alfonsius Biakai yang sudah di kukuhkan sebagai Panglima Pesang Besar Asmat oleh masyarakat adatnya setahun lalu adalah putra asli Asmat, sedangkan Ir. Motong Saridjan adalah kelahiran Merauke yang pernah bertugas di Agats sebagai Kepala Cabang Dinas Kehutanan VIII Agats selama tahun (1992 – 2000) dan kemudian kembali lagi di Asmat menjabat sebagai Kadinas Pekerjaan Umum (2007 – 2009).
“Kombinasi pengalaman dan latar belakang saudara berdua sangat ideal untuk membangun Asmat ke depan, karena kalian tidak perlu waktu untuk memahami masalah, bisa langsung bekerja dengan kecepatan penuh menjawab kebutuhan rakyat”, tandas Gubernur lagi.
Pada kesempatan tersebut juga Gubernur meminta kepada Pemda Asmat khususnya pasangan calon yang baru dilantik untuk mengalokasikan dana block grant untuk mendukung dan menyukseskan program Rencana Strategis Pembangunan Kampung (RESPEK) yang sudah di gulirkannya selama ini karena menurutnya program RESPEK yang di canangkan dalam masa kepemimpinannya yang tidak lama lagi berakhir, sejumlah capaian dan keberhasilan telah dicapai dan dinyatakan berhasil.
“Presiden sudah menginstruksikan kepada semua provinsi untuk meniru dan melihat apa yang sudah kita lakukan di Papua ini lewat program RESPEK, karena selama ini hasil RESPEK dinilai sangat cemerlang, terbukti sejumlah Gubernur juga meminta secara langsung kepada saya untuk mempresentasikan program RESPEK ini”, klaim Gubernur tentang keberhasilan program andalannya itu.
Gubernur juga meminta kepada Bupati dan Wakil Bupati terpilih untuk benar – benar memperhatikan masalah kesehatan dan pendidikan di kabupaten Asmat, meski Asmat sudah melegenda dengan karya seni dan budayanya yang sudah terkenal sampai ke penjuru dunia, namun Pemda berkewajiban melindungi dan memastikan masyarakat Asmat bisa tetap survive dalam percaturan dunia yang terus maju dan berkembang.
“kita tidak mungkin memperbaiki indikator kesehatan dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masyarakat apabila bidan, perawat, dokter, tidak mau bertugas di kampung, demikian halnya juga dengan tenaga guru, harus betah berada di tempat tugas, dan itu semua harus menjadi perhatian”, kata Gubernur.
Menurut Gubernur ada 4 (empat) cluster yang harus diperhatikan bila ingin membangun manusia Asmat, yakni (1) pendidikan dalam keluarga, dimulai dengan memberikan nutrisi dan makanan yang bergizi bagi tumbuh kembang anak, (2) pemerataan kesempatan belajar, khususnya pendidikan dasar 9 tahun, dimanapun anak – anak Papua berada mereka punya hak dan wajib untuk memperoleh pendidikan.
(3) pemerataan mutu yang mengikuti pemerataan kesempatan belajar, dan hal ini bisa dijawab dengan ketersediaan dan mutu guru, (4). Kesempatan bagi anak – anak super cerdas, dimana menurut Gubernur Pemerintah harus memberikan perhatian lebih kepada satu dua anak – anak Papua yang memiliki kemampuan diatas rata – rata dengan perhatian khusus.
“kita sudah bekerja sama dengan Surya Institute yang semuanya masuk dalam Program 1.000 Ph.D dalam waktu 15 – 20 tahun ke depan, dan dimulai dari sekarang”, katanya.
Kabupaten Asmat sebagai sebuah kabupaten yang kaya dengan kekayaan alam berupa hutannya juga mendapat sorotan dari Gubernur, menurutnya pengelolaan hutan Asmat harus benar – benar digunakana sebesar – besarnya untuk kemakmuran orang Asmat.
“hutan produksi di Asmat harus dikelola orang Asmat sendiri, dan Pemda harus mewujudkan hutan untuk kesejahteraan rakyat, karena sudah ada Perdasus Nomor 21 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Hutan Berkelanjutan”, tandas Gubernur.  (***)