Dari Acara Temu BEM Se-Nusantara di Uncen

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) didampingi Ibu Ani Yudhoyono berjabat tangan dengan para mahasiswa dan pejabat lainnyaJAYAPURA—Sebagaimana dijadwalkan sebelumnya, Senin (22/11) kemarin  bertempat di Auditorium Universitas Cenderawasih (Uncen),  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuka secara resmi Kegiatan Temu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Se-Nusantara yang akan dilaksanakan sejak tanggal 22-25 November 2010.  Dalam kesempatan ini, usai memberikan kuliah umum dihadapan ribuan mahasiswa yang tidak hanya berasal dari Uncen dan hendak menandatangi prasasti peresmian 5 Perguruan Tinggi (PT) di tapal batas, Presiden SBY ditantang untuk berdialog dengan para mahasiswa terkait peranan mahasiswa saat ini. Dari pantauan Bintang Papua di lapangan, 3 orang mahasiswa yang berasal dari beberapa PT yang berbeda ini sontak berdiri sambil mengacungkan tangan sembari berteriak ‘menantang’ SBY untuk melakukan dialog dengan mahasiswa.

Tanpa hitungan menit, beberapa anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) segera mengamankan ketiga mahasiswa ini,  agar tidak memicu mahasiswa lainnya untuk melakukan hal yang sama.Namun, dengan legowonya, Presiden SBY yang saat itu tengah menandatangi prasasti 5 PT yang diresmikan langsung menandatangi mic dan mencoba memberikan pengertian kepada para mahasiswa yang mulai berdiri dari tempat duduknya masing-masing. “Keinginan anda sekalian untuk berdialog akan dibicarakan untuk kemudian dipersiapkan agar dapat dilaksanakan secara baik dan teratur,” katanya sembari menenangkan para mahasiswa.

Usai mencoba menenangkan mahasiswa, SBY berjanji akan menyediakan waktu agar kedepan BEM setiap satu bulannya dapat bertemu dengan seorang menteri di kabinetnya agar dapat berbincang dan menyampaikan keluh kesah.Sementara itu, Mendiknas  Muh Nuh dalam sambutannya mengatakan,  mahasiswa mempunyai posisi yang strategis dan penting dengan kemampuan integritas yang tidak terprovokasi dengan kepentingan sesaat. “Tantangan kedepan adalah melakukan perubahan paradigma dalam pergerakan mahasiswa kedepan  dimana  dibutuhkan kekuatan moralitas dan intelektual untuk membawa Indonesia kedepan yang lebih bagus,” katanya.

Dituturkannya, agenda penting Kementrian Diknas yakni menaikkan angka partisipasi penduduk untuk bisa melanjutkan studi dimana saat ini angka partisipasi kasar pendidikan di Indonesia dari usia 16 – 23  tahun sebesar 21,49 persen.“Dalam artian  anak – anak di usia produktif ini yang menjadi mahasiswa masih kurang karena kondisi perekonomiannya yang kurang mampu,” tandasnya.Lanjutnya, untuk itu Kemendiknas menyediakan jatah 20 persen tempat duduk di perguruan tinggi kepada mereka yang berasal dari warga yang kurang mampu.“Tahun 2009 lalu, populasi ini sudah meningkat menjadi 6 persen  berasal dari warga yang kurang mampu,” imbuhnya. (dee/03)