ayapura—Dini hari (26/11), Warga di sekitar Kampung Workwana Arso, dikejutkan dengan aksi dari Satgas 303 Kostrad yang menggledah tiga rumah warga di tengah malam.

Aksi pengeledahan itu diduga untuk menangkap Lamber Pekikir, salah satu tokoh OPM yang beroperasi di wilayah perbatasan Arso.

Dari data yang dihimpun Bintang Papua melalui sumber terpercaya, sekitar pukul 01.00 Wit puluhan anggota TNI dari Satgas 303 Kostrad, mendatangi kediaman Randukir salah satu warga yang bermukim di kampung workwana.

Para satgas tersebut meminta Randukir untuk menunjukkan alamat Kepala Kampung Workwana, satu keluarga pun digiring anggota untuk menunjukkan kediaman kepala kampung.

Sesampainya di alamat yang dituju, ternyata disana telah ada belasan anggota yang sudah mengepung rumah kepala kampung yang saat itu tidak berada di kediamannya, aksi satgas di tengah keheningan malam, menarik perhatian tetangga di sekitaran kediaman kepala kampung. “Tengah malam mereka gedor-gedor pintu rumah, sambil berteriak dan membuat kegaduhan, lalu istri dan anak kepala kampung keluar rumah, trus bilang kalau kepala kampung tidak di rumah, ada tidur dibalai kampung, mereka tidak percaya, lalu masuk di rumah geledah cari paksa kepala kampung, setelah itu paksa kami lagi minta diantar ketemu kepala kampung, yang saat itu lagi tidur dibalai kampung,” ujar sumber kepada Bintang Papua melalui telp selularnya sembari meminat agar namanya tidak dikorankan.

Pukul 03.30 Wit, satgas menggiring dua keluarga untuk diantar ke kepala kampung yag saat itu tengah beristirahat di balai kampung Workwana,setelah berhasil menemui kepala kampung, satgas meminta diantar kekediaman mertua Lamber Pekikir.

 

“ Mereka datang kasi bangun saya, minta di kasi tunjuk rumah Lamber Pekiki, tapi saya bilang cuma ada rumah mertuanya saja, jam 04.00 Wit, mereka paksa saya juga yang lainnya untuk antar lagi ke rumah Lukas (Mertua Lamber),” ungkap kepala kampung Gasper Tafor yang merasa tidak dihargai dengan baik oleh apatar satgas 303 Kostrad.

Sesampai di kediaman Lukas ( mertua lamber), anggota satgas kembali membuat kericuhan, sekalipun sudah diterangkan kepada anggota bila Lamber sudah lama tidak tinggal di rumah mertuanya, namun anggota kostrad itu tetap ngotot dan memaksa masuk. Dengan paksa, anggota mendobrak pintu kamar dimana saat itu istri lamber tengah tertidur.

Karena tidak menemukan Lmber dalam kamar, anggota menggeledah lemari pakaian dan merobek kelambu juga lemari plastic milik istir Lamber.

Sementara itu Juru Bicara Kodam XVII Cenderawasih, Papua, Letkol Czi Harry Priyatna ketika dikonfirmasi wartawan mengatakan, pengepungan rumah dilakukan berdasarkan laporan dari warga, bahwa aktivis kelompok bersenjata sedang berada di rumah itu.

Lantas dilakukan penggeledahan. ‘’Kami melakukan penggeledahan, setelah mendapat info dari warga, bahwa Lambertus Pekikir dan pengikutnya sedang berada di rumah warga yang ternyata belakang diketahui rumah mertuanya. Tentu, karena ia adalah aktivis kelompok bersenjata, kita langsung menindaklanjuti laporan tersebut,’’ katanya sebagaimana dilansir media online vivanews.com.

Menurut Harry, proses penggeledahan dilakukan sesuai prosedur dengan terlebih dulu melapor kepada kepala kampung setempat.

Ia juga membantah bila yang melakukan penggeledahan sebanyak 1 kompi. ‘’Anggota yang menggeledah hanya yang sedang berpatroli,’’ katanya.

Intensitas razia dan sejenisnya di wilayah Papua kemungkinan akan terus meningkat terutama menjelang 1 Desember, yang diyakini sebagai hari ulang tahun kemerdekaan Bangsa Papua Barat.(as/don/don)