Mulia, SOMERPost : Jubir Komando Tertinggi Militer Revolusi Nasional Papua Barat (KTRMNPB), Iringgame Tabuni menyatakan, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB) dan alat taktis mereka KTRMNPB tidak bertanggungjawab atas serangan bersenjata yang menewaskan Muh. Amas (40), Sabtu (4/12) kemarin.

“Untuk menghindari tuduhan sembarangan terhadap kami, saya katakan bahwa kami tidak bertanggungjawab karena kami bukan pelaku, juga musuh kami jelas adalah TNI-Polri yang selalu menjadi anjing penjaga modal milik kapitalis asing di Papua, bukan rakyat jelata yang setiap hari bekerja keras mencari nafkah,” jelasnya melalui Satelite Phone.

Tabuni sempat menyatakan keheranannya atas insiden tersebut yang tidak melukai beberapa anggota Kopasus, padahal mereka bersama-sama dengan korban sedang berkaraoke di dalam Kafe Cokelat. “Lucu kan?, pelaku hanya menembak tukang ojek sedangkan tidak menembak Kopasus yang saat itu bersama korban sedang berkaraoke,” katanya bernada heran.

Jebolan salah satu PTS di Jakarta itu mengatakan, jika memang penembak adalah orang yang memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Papua maka yang harus dijadikan sasaran tembak adalah Tentara, bukan rakyat sipil seperti Muh. Amas.

Muh Amas ditembak sekelompok orang bersenjata, Sabtu (4/12) kemarin, sekitar pukul 19.30 WIT di sebuah Kafe Cokelat ketika dia sedang berkaraoke bersama tiga anggota TNI (seorang perwira penghubung dan dua anggota Kopasus). Jenazah Amas menurut rencana akan dibawa ke Nabire untuk dimakamkan disana.

Penyerang tiba-tiba masuk dan memberondong Amas dengan tembakan hingga tewas. Anehnya, ketiga anggota TNI yang berdekatan dengan Amas tidak terkena tembakan.

Saat ini pasukan gabungan TNI-Polri sedang melakukan penyisiran di sekitar kota Mulia, Kab. Puncak Jaya, Papua. Warga resah dan takut dijadikan sasaran pelampiasan emosi oleh  TNI-Polri. Di TKP, Polisi menemukan dua proyektil dan satu selongsong peluru AK-47 dan satu selongsong Pistol FN