Mengunjungi Lokasi yang disebut-sebut ‘Markas’ OPM Tanah Hitam

Rumah DK yang disinyalir sebagai ‘markas ‘OPM yang berada di atas 
gunung, diberi garis polisi saat penggrebekan.Beberapa hari lalu, aparat gabungan TNI-Polri berhasil menggerebek sebuah rumah di bilangan BTN Puskopad Atas Tanah Hitam yang disebut-sebut dijadikan ‘Markas OPM’. Lantas bagaimana warga sekitar menanggapi keberadaan ‘Markas’  tersebut.

Oleh : Andi Riri, Bintang Papua

“Waduh maaf mbak, saya tidak pernah tau siapa yang tinggal di rumah itu. Karena rumahnya jauh dari sini, gak pernah main ke atas,” ujar ibu Ketua RW yang menemui  saya di rumahnya, Senin (7/12).  Saat itu, saya hendak bertemu Ketua RW/06  A. Brabar untuk wawancara, namun yang bersangkutan tidak berada di tempat.  Bahkan bintang Papua mendatangi rumahnya,  sebanyak tiga kali, tapi pak Ketua RW tak kunjung mau menemui dengan alasan belum pulang dari Koya.  Warga lain, Rusmini juga menuturkan hal yang sama. “Lokasi rumahnya kan, sebenarnya di atas gunung bukan dalam kompleks perumahan jadi kita tidak bisa memantau siapa- siapa yang tinggal di rumah itu. Mereka bikin apa kita juga tidak tahu”. Tetangga lain yang tinggal di Asrama wamena, juga enggan berkomentar ketika ditanya apakah mengenal pemilik rumah maupun aktivitas apa saja yang dilakukan di rumah itu. “Kita yang tinggal di sini mahasiswa semuanya jarang ada di rumah, makanya jarang lihat mereka disebelah,” aku Jhon (bukan nama sebenarnya-red). Disinggung apakah mengetahui keberadaan tempat ibadah dimana ditemukan puluhan amunisi, Jhon mengaku tidak tahu. “ Kami gereja di bawah jadi tidak tahu,” ujarnya yang diiyakan oleh penghuni asrama lainnya.Sementara beberapa tukang ojek mengaku sering mengantar  penumpang datang dan pergi  dari arah pemukiman belakang kompleks. Namun  mereka  tidak mengetahui apakah orang yang diantar itu dari rumah DK (Dhani Kogoya) yang disebut-sebut pimpinan kelompok mereka, atau warga lain yang tinggal di pemukiman tersebut.

“Kita tidak bisa antar sampai di rumah, karena rumahnya kan di lereng gunung, jalanannya susah. Biasa kami antar cuma sampai di mata jalan lalu mereka jalan kaki naik,” aku salah satu tukang ojek bernama Mathias.Sekedar diketahui, lokasi penggrebekan berada di belakang  kompleks BTN Puskopad  berjarak kurang lebih  500 meter, meski demikian masih dalam satu wilayah RT/RW. Di lokasi itu terdapat beberapa rumah yang dihuni masyarakat pegunungan, bahkan terdapat dua asrama mahasiswa yakni asrama mahasiswa wamena dan pegunungan bintang. Entah mengetahui yang sebenarnya atau karena merasa takut terjadi hal hal yang mengancam keselamatan mereka apabila berkomentar di media. Pastinya mereka berharap, pasca penggrebekan, situasi kondisi keamanan di kawasan mereka tetap kondusif.

Seperti diketahui, penggrebekan oleh aparat TNI dari Korem 172/PWY, Pomdam XVII/Cenderawasih, Satgas Yonif 751/BS terjadi Kamis (2/12) dini hari sekitar pukul 03.00 Wit di rumah seorang warga berinisial DK diduga salah satu pimpinan TPN/OPM. Dari penggrebekan tersebut petugas menyita satu buah senjata laras pendek, puluhan amunisi, serta dokumen dokumen tentang rencana operasi  TPN/OPM  bahkan dokumen terkait penembakan Nafri.Selain itu,aparat juga mengamankan delapan orang yang sedang berada di dalam rumah, antara lain, Nius Jikwa, Nalius Jikwa, Lambertus Siep, Elimin Jikwa, Ito Tabuni, Lani Boma, Pdt. Kogoyana Jikwa dan Maluk Tabuni. Sementara sasaran penggrebekan, DK tidak ditemukan di rumahnya.Menariknya, dari insiden penggrebekan satu orang tewas diketahui merupakan tahanan Lapas yang lari ke arah lokasi penggrebekan bernama Wiron Wetipo. Korban tewas dengan luka tembak di bagian leher tembus belakang.