Akibat Longsor di Terowongan Hanekam Mile 58

Mimika-Sekitar 1900—2000 karyawan PT Freeport Indonesia (PTFI) tertahan di Timika. Ini menyusul terjadinya  Tanah longsor di Terowongan Hanekam Mile 58, areal kerja PTFI pada Sabtu  (05/03/2011), menyebabkan jalan menuju ke tembagapura tertutup longsor.  Memang tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun dipastikan aktifitas di pertambangan raksasa itu tergganggu. Senin (07/03/2011) ribuan karyawan memadati Bandara Moses Kilangin Timika untuk menunggu jadwal keberangkatan ke Tembagapura. Manajemen PTFI bahkan mengerahkan beberapa helikopter untuk mengangkut para karyawan ke Tembagapura.   Pantauan Bintang Papua di Bandara Internasional moses Kilangin Timika, Senin (07/03/2011) sejak pukul 06.00 hingga pukul 09.30 wit, tampak ribuan karyawan berdatangan untuk menunggu jadwal keberangkatan ke Tembagapura.

Para karyawan datang ke Bandara untuk saling berkoordinasi jangan-jangan ada kendaraan yang bisa naik ke Tembagapura. Pada hal informasi yang menyebar di sekitar Bandara bahwa jalur tersebut masih tertutup karena masih dalam pekerjaan oleh pihak PTFI. Suasana Bandara yang sehari-hari hanya tampak terlihat para penumpang yang hendak bepergian atau penumpang yang baru tiba ke Timika, ternyata hari ini seperti  lautan manusia karena ribuan karyawan datang menunggu jatah keberangkatan mereka  ke Tembagapura setelah menyelesaikan hari libur mereka bersama keluarga di Timika. Penuturan sejumlah karyawan PTFI menyebutkan longsor terjadi pada malam minggu tersebut membuat bus-bus karyawan tidak bisa beroperas hingga Senin ini . Tidak hanya itu kendaraan pengangkut logistik perusahaan dan kebutuhan karyawan menuju ke Tembagapura, Mile 72 dan Mile 74 di  daerah high land tertahan di areal dataran rendah.
Selain itu, Manajemen PTFI mengerahkan tiga unit helikopter untuk mengangkut karyawan dari Timika ke Tembagapura. “ Ini ribuan karyawan tidak mungkin hari ini bisa diangkut semua ke Tembagapura. Sebagai karyawan sudah memberitahukan kepada manajemen untuk secepatnya memperbaiki jalur longsor di Mile 58,” ujar sejumlah karyawan yang tidak bersedia menyebutkan identitas pribadi mereka di Koran ini.
Menurut para karyawan tersebut, sejak Senin pagi, tidak hanya karyawan di Timika yang berkumpul di Bandara Moses Kilangin, tetapi di Tembagapura juga ribuan karyawan yang hendak turun ke Timika berkumpul di terminal dan juga di helipad pesawat helikopter. Ada sejumlah karyawan sempat ribut bahkan ada yang melempar helikopter dengan batu karena tidak diizinkan turun. “Memang Manajemen prioritas yang menggunakan helikopter adalah karyawan yang dari Timika. Sedangkan yang dari Tembagapura tidak diizinkan untuk turun ke Timika,” terang para karyawan tersebut.
Sementara Juru Bicara PTFI, Ramdani Sirait dalam pernyataannya mengatakan telah terjadi longsor di Terowongan Hanekam pada tanggal 5 Maret 2011.  Terowongan  sementara ditutup untuk menyelesaikan perbaikan. Longsor itu terjadi di luar wilayah tambang dan kegiatan produksi, tetap berjalan normal seperti biasa.