Kebut-bebutan dan ‘Obral’ Tembakan di Depan Kantor Satlantas Polres Merauke

Merauke- Entah apa masalahnya,  puluhan oknum Anggota Batalyon Marinir Pertahanan Lantamal XI Merauke dilaporkan berulah di depan Kantor Satuan Lalu-Lintas Polres Merauke. Kejadian tersebut, Kamis (17/3) sekitar pukul 06.30 WIT. Berdasarkan informasi yang dihimpun Bintang Papua, kejadian tersebut berawal saat oknum anggota Marinir melintasi sepanjang jalan depan Kantor Satlantas Merauke di Jalan Raya Mandala, dimana oknum yang ditaksir berjumlah 30 orang itu mengendarai motor sambil kebut-kebutan di depan Kantor Lantas. Bahkan, mereka juga sempat mengeluarkan umpatan yang ditujukan kepada anggota Polisi yang bertugas di Satlantas Polres Merauke. Tak puas mengeluarkan umpatan yang disertai dengan gas tinggi oleh sepeda motor roda dua yang mereka tumpangi. Tak berapa lama bunyi tembakan sekitar lima kali dari arah oknum-oknum Korps Baret Ungu tersebut.

Sontak, warga yang tengah melintas di sepanjang jalan menjadi kaget, bahkan suasana semalam menjadi tegang sehingga toko-toko yang ada di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) pun lekas ditutup oleh pemiliknya. Saat dikonfirmasi, Kapolres Merauke AKBP Djoko Prihadi, SH, membenarkan peristiwa tersebut, hanya saja ia sendiri tidak begitu tahu soal kronologis sebenarnya, dan hanya mendapat cerita dari anggotanya yang melihat langsung kejadian tersebut. Meski tak mengetahui kronologis, namun Kapolres mengaku mendengar suara petasan dari dalam rumahnya yang kebetulan jarak kediaman dinasnya itu tidak begitu jauh dengan Kantor Satlantas Polres Merauke.
“Jadi pas di dalam rumah saya kaget dengar ada seperti suara tembakan sekitar satu dua kali. Saya awalnya kira itu suara petasan, tapi ketika saya keluar ternyata ada kejadian seperti itu,” kata Kapolres saat berada langsung di TKP Kamis malam.
Kapolres sendiri tidak tahu apa motivasi para oknum itu melakukan hal seperti ini, namun sebelumnya ia meyakini oknum Marinir itu tengah melakukan show of force di jalanan dengan tancapan gas yang begitu tinggi. Tidak hanya itu, mereka juga meneriaki Polisi serta melempar batu ke arah kantor dan mencoba memecahkan kaca mobil dengan menggunakan kayu panjang. “Untung mobil cepat diamankan jadi mereka tidak sempat menghancurkan kacanya,”akunya.
Melihat perbuatan tidak menyenangkan oleh pihak oknum Marinir, lantas anggota yang berada di Asrama Polisi langsung bereaksi. Namun tidak terjadi aksi adu fisik karena oknum Marinir lebih dulu kabur dari TKP. “Yang pasti saya nggak ngerti motivasi mereka apa. Hanya saja kok tiba-tiba ada kejadian seperti ini,” ucap Kapolres menyesali.
Disinggung apakah aksi ini buntut dari insiden malam Natal 2010 lalu, lagi-lagi mantan Kapolres Sarmi itu mengaku tidak tahu menahu soal itu. “Soal itu saya tidak tahu, karena mereka (oknum Marinir) ini kan pendatang baru di Merauke,”paparnya.
Lebih jelas kata Kapolres masalah ini sudah dikoordinasikan dengan pihak Lantamal XI Merauke serta Korem 174/Anim Ti Waninggap untuk mencari langkah-langkah selanjutnya. Pasca kejadian ini juga, sambungnya, tidak ada kerugian material. Hanya saja kemungkinan berimbas signifikan bagi psikologi anggota Polres Merauke yang ada di TKP.
“Kalau kerusakan tidak ada, tapi namanya psikologi pasti tetap berpengaruh karena kejadiannya begitu cepat, spontan seperti itu sehingga ini yang sangat disayangkan.”
“Ya karena kita sebagai aparat sudah berkomitmen untuk senantiasa bersama-sama menciptakan suasana kondusif di daerah ini sesuai slogan yaitu Izakod Bekai Izakod Kai atau Satu Hati Satu Tujuan,”imbuhnya. Lebih tegas Kapolres sendiri sudah mewanti-wanti para anggotanya untuk tidak menyimpan dendam atas kejadian ini agar tidak semakin meluas lagi. Dalam kesempatan kemarin, ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak merasa takut dan cemas atas peristiwa ini. Masyarakat diminta tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa, karena permasalahan ini akan diselesaikan dengan baik.
Sementara itu Komadan Lantamal XI Merauke melalui Asintel Kolonel (Mar) Lukman mengakui, sementara ini pihaknya belum bisa memberikan klarifikasi secara detil mengingat pihaknya baru akan berkoordinasi dengan pihak Polres untuk menyelidiki duduk persoalan sehingga terjadi peristiwa yang tidak diinginkan itu.  “Sementara kami belum bisa beri keterangan karena kami harus berkoordinasi dengan Polres biar akar permasalahannya itu lebih jelas. Kalau kami tanyakan dari anggota kami satu persatu, kan pasti jawabannya beda. Jadi kita kumpul dulu keterangannya yang detil baru bisa kita publikasikan,”akunya ini untuk menghindari polemik karena belajar dari insiden malam Natal 2010 lalu.
Lebih gamblang Lukman mengaku peristiwa ini tidak ada korelasinya dengan malam Natal. Sebab itu, sambung dia, untuk mengetahui secara detil kronologis kejadian ini, butuh penyelidikan yang mendalam oleh pihak Pomal dan Polres Merauke agar tidak terjadi kesimpang siuran dalam pemberitaan di media.  “Sementara ini kita intensifkan koordinasi dulu. Tidak ada yang akan kami tutup-tutupi. Kalau anggota kami ternyata salah, yang ada atasan yang berhak menghukum. Dan, itu sudah aturan baku yang berlaku. Jadi kami minta rekan-rekan untuk bersabar sampai ada hasil penyelidikan tentang kronologis yang sebenarnya,”ungkap Lukman didampingi Danden Pomal Mayor (PM) Fahmi dan Danyon Marhanlan XI Merauke, Mayor (Mar) Eko di Rumah Sakit Lantamal XI Merauke.