Merauke- Menyusul pemberitaan media ini soal insiden Kamis malam kemarin, dimana judul berita head line” Di Merauke Puluhan Oknum Marinir Berulah” serta  sub head line “Kebut – kebutan dan ´Obral´ Tembakan di Depan Kantor Satlantas Merauke “, membuat  pihak Lantamal XI Merauke mengeluarkan hak jawabnya untuk dipublikasikan.  Sebelumnya dalam hak jawab yang disampaikan Danlantamal XI Merauke melalui Asisten Intelijen Kolonel (Mar) Lukman dalam press release nya, Jumat (18/3), pihak Lantamal XI sebelumnya menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh lapisan masyarakat atas kejadian yang tidak menyenangkan tersebut. Dengan tidak bermaksud membela diri dan mengaburkan informasi kejadian tersebut, pihak Lantamal XI hanya ingin menyampaikan fakta - fakta awal pada saat terjadinya ketegangan, Kamis (17/3) malam. Dijelaskan Lukman, kronologis dari kejadian tersebut yakni sekitar pukul 16.30 WIT, salam seorang Danton Yonmarhanlan XI melaporkan ke Pasi Intel Yonmarhanlan XI. Laporan tersebut tentang telah terjadi salah paham dengan pihak anggota Satlantas pada Hari Rabu 16 Maret 2011 sekitar pukul 08.00 WIT pada saat melintas di sekitar Pasar Baru. Danton tersebut melaporkan dengan harapan ada bantuan dari Pasi  Intel Yonmarhanlan XI untuk berkoordinasi dengan Pihak Satlantas menyelesaikan permasalahan tersebut.

Setelah Laporan Danyon, Pukul 18.00 WIT Pasi  Intel Yon dan Danton tersebut berangkat ke Kantor Satlantas untuk berkoordinasi menyelesaikan permasalahan kesalahpahaman tersebut dan di sambut baik oleh Wakasatlantas Polres Merauke, Sambil menunggu kedatangan Kasatlantas Pasi  Intel Yon, Danton dan Wakasatlantas berbincang – bincang di Kantor Satlantas Polres Merauke.
Sekitar pukul 19.05 WIT saat perbincangan di Kantor Satlantas berlangsung, beberapa anggota kurang lebih berjumlah 15 orang dari Yonmarhanlan XI dengan bersepeda motor tanpa senjata berinisiatif keluar untuk mengawal Perwira mereka yang sedang melaksanakan Koordinas. Namun saat itu juga Pasi Intel Memerintahkan seluruh anggota yang datang untuk kembali ke eks kantor  Lanal, namun direspon oleh anggota bergerak memutar kembali sesuai perintah Pasi  Intel Yon.
Kemudian Pasi  Intel Yon melanjutkan koordinasi tapi beberapa saat kemudian para anggota ternyata muncul kembali, selanjutnya ketegangan tidak dapat di hindari karena tiba – tiba dari arah samping Satlantas atau Kompleks Perumahan Polres  muncul sekitar 7 Orang berpakaian Preman dengan membawa senjata tajam parang dan linggis, bergerak ke arah personil Yonmarharlan XI.
“Namun kebenarannya akan dicari bersama Pomal dan Propam,”tegas Lukman dalam press releasenya.
Melihat hal tersebut,  Pasi Intel bersama Danton Yonmarhanlan XI yang sedang berkoordinasi segera keluar bersama Wakasatlantas untuk melerai ketegangan. Kemudian untuk menghindari bentrok fisik Pasi  Intel Yon maupun Wakasatlantas mengambil keputusan cepat mengeluarkan tembakan peringatan demi memisahkan personil yang bersitegang.
Lebih lanjut ketegangan dapat dicairkan dan Anggota Yonmarhanlan XI segera diperintahkan kembali ke Kompleks Eks Lanal dan anggota yang berpakaian preman di tarik masuk kearah Satlantas.
Selanjutnya Masing – masing Pihak melaksanakan pengecekan Personil, tidak ada jatuh korban karena belum terjadi bentrok fisik
“Semua fakta-fakta awal tersebut akan diperiksan oleh Pomal dan Propam,”tegasnya lagi.
Lebih detil, pada Pukul 22.00 WIT Pihak Kapolres dan Asintel Danlantamal XI melaksanakan pertemuan dan menyepakati beberapa poin penting sebagai berikut. Pertama, melaksanakan konsolidasi personil masing – masing dan juga memberi pengertiaan kepada anggotanya agar tidak mengambi tindakan inisiatif sendiri dalam penyelesaian permasalahan. Karena koordinasi adalah jalan yang tepat untuk mencari solusi yang terbaik.
Kedua, masing – masing pihak saling menjaga agar tidak tercipta opini publik lewat media massa, seolah – olah antara pihak Yonmarhanlan XI dengan Satlantas Polres Merauke ada permusuhan. Ketiga, akan dilaksanakan penyidikan bersama untuk mencari pemicu permasalahan oleh Pomal Lantamal XI dan  Propam Polres Merauke. Keempat, dilaksanakan patroli bersama dari unsur kedua belah pihak. Dan kelima, akan dilaksanakan acara silahturami antara personil Yonmarhanlan XI dan Polres Merauke demi mengakrabkan dan menumbuhkan rasa persaudaraan sesama aparat.
“Pada kesempatan ini pula, Kami meminta dalam pemberitaan yang akan datang, apabila tidak jelas duduk perkaranya kami dari pihak Lantamal XI senantiasa membuka pintu untuk memberikan keterangan yang diperlukan sesuai kondisi ruang dan waktu terjadinya peristiwa – peristiwa yang melibatkan satuan – satuan yang berada di jjaran Lantamal XI. Hal ini demi menghindari pemberitaan yang sifatnya menimbulkan opini yang menghakimi dari lapisan Masyarakat yang menyerap berita  atau Informasi yang dilansir,”tandasnya meluruskan.

Kantor Satlantas Polres Normal
Sementara itu, aktivitas kantor Satlantas Polres Merauke di Jalan Raya Mandala, Jumat (18/3), pasca insiden Kamis malam yang nyaris membentrokkan oknum anggota Batalyon Marinir Pertahanan Lantamal XI Merauke dan anggota Satlantas Polres Merauke, terlihat normal.
Dari pantauan Bintang Papua, jika Kamis (17/3) malamnya tepat seusai kejadian yang tidak diinginkan itu, areal kantor otoritas lalu lintas tersebut dipenuhi anggota Polres Merauke untuk berjaga-jaga. Namun, Jumat kemarin, hanya nampak aktivitas personil Satlantas seperti biasanya.
Salah satu warga yang bermukim diseputaran kantor Satlantas Merauke, Ridwan, mengaku syok atas peristiwa antar aparat tersebut. Pasalnya, sebagai warga yang bertempat tinggal langsung di areal tempat kejadian perkara (TKP), Ridwan merasa trauma atas insiden yang begitu mengejutkan itu.
“Trauma pastilah, karena tempat tinggal saya kan dekat TKP,”akunya kepada Bintang Papua, kemarin.
Melihat kondisi yang sudah kondusif ini, lantas menuai harapan besar dari Ridwan yang juga tentunya mewakili seluruh masyarakat. Dimana, ia berharap kejadian seperti ini jangan terulang lagi, namun sebagai sesama aparat harus meningkatkan kekompakkan dan kebersamaan demi menjaga keamanan dan pertahanan NKRI, khususnya Kabupaten Merauke ini.
“Harusnya mereka itu kan kompak untuk menjaga dan melindungi kami (masyarakat). Dan, bukannya bertikai seperti begini. Nah kalau aparat bertikai lantas siapa yang akan menengahi, masa kita-kita ini?” tandasnya penuh tanya.