Fenomena Halo Matahari yang terjadi pada Rabu siang (23/03), 
sekitar pukul 12.00 WIT, gambar ini diambil dari daerah Entrop.

Fenomena Halo Matahari yang terjadi pada Rabu siang (23/03), sekitar pukul 12.00 WIT, gambar ini diambil dari daerah Entrop.

JAYAPURA – Rabu siang (23/03), sekitar pukul 12.00 WIT, di atas langit Jayapura terlihat sebuah lingkaran besar yang mengelilingi Matahari, secara ilmiah fenomena ini disebut dengan sebutan Halo Matahari atau cincin matahari.   Munculnya fenomena alam “Halo Matahari persis di atas   Bumi Papua ini, lantas menjadi perbincangan sejumlah warga Kota Jayaura yang sempat menyaksikannya.  Diantara warga itu,  ada yang menyebutkan pemunculan fenomena alam ini, memberikan suatu isyarat  akan terjadinya suatu bencana besar di Papua. 

 

Pendapat ‘miring’ tersebut didasarkan pengalaman yang pernah terjadi sebelumnya  di beberapa tempat, seperti Bencana Stunami di Padang, dan mitos yang ada selama ini. Memang selama ini Halo Matahri kerap dikaitkan dengan mitos akan terjadinya suatu bencana, seperti yang dikutip Bintang papua dari www.tribunnews.com , yang menyebutkan, “Fenomena muncul nya cincin matahari atau fenomena HALO MATAHARI di langit Padang,  bahkan membuat banyak warga pun memilih mengungsi dan menjauhi pantai,  karena takut akan ancaman gempa besar.
Ketakutan karena muncul nya fenomema halo matahari di kota Padang tersebut memang benar,  karena masyarakat mengaitkan fenomena muncul nya cincin matahari ini dengan kemunculan matahari serupa sehari pasca gempa 7,9 Skala Richter (SR) pada 30 September 2009. Dimana saat itu terjadi gempa yang disusul tsunami di Padang (Nias) dengan membawa korban yang tidak sedikit, baik materi maupun nyawa manusia. 
Untuk menjawab kekhatiran adanya spekulasi mitos soal Halo Matahari di atas Bumi Papua ini, wartawan Bintang Papua mencoba mengkonfirmasi ke pihak BMKG Jayapura.
Kepala Bidang dan Informasi BMKG Wilayah V , Sudaryono yang dihubungi via telepon menjelaskan, fenomena halo Matahari terjadi karena pembiasan kristal es yang berada di sekitar Matahari yang membentuk semacam pelangi.
Ia juga menambahkan hal ini bukan sebuah hal yang luar biasa, namun ini hanyalah hal biasa yang kerap terjadi bila habis turun hujan, dan memang pada Selasa malam (22/03) hingga Rabu pagi Kota Jayapura terus diguyuri Hujan.
Sudaryono juga menegaskan bahwa Halo Matahari tidak ada sangkut pautnya dengan mitos yang menganggap bahwa fenomena ini terkait dengan akan terjadinya suatu bencana.