15 Tahun Dana Kemitraan Freeport Indonesia untuk Pembangunan Papua

Pendidikan Untuk Semua
Pengembangan masyarakat adalah upaya bersama dan terintegrasi dari berbagai elemen di suatu wilayah, termasuk masyarakat yang menjadi sasaran program di wilayah tersebut. PT Freeport Indonesia menyadari bahwa peningkatan kapasitas dan kualitas manusia adalah salah satu kunci sukses pembangunan yang berkelanjutan. Pengembangan kualitas pendidikan dasar di Kabupaten Mimika memerlukan pendekatan yang menyeluruh dan terintegrasi, seperti dukungan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, pendirian lembaga pendidikan dan asrama yang berkualitas, pendidikan guru dan pengembangan profesionalisme guru yang berkelanjutan.

Melalui LPMAK (Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro), Freeport Indonesia berkomitmen untuk memberikan bantuan bagi pengembangan masyarakat lokal Mimika khususnya bagi masyarakat Amungme dan Kamoro serta lima suku kekerabatan lainnya. Biro Pendidikan LPMAK berperan sebagai pendorong dan pendukung elemen masyarakat dan pemerintah untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas di kabupaten Mimika. Salah satu hambatan terbesar dalam memfasilitasi pendidikan yang layak bagi anak-anak usia sekolah pada kelompok masyarakat lokal adalah kurangnya kesadaran dan dukungan orang tua terhadap pentingnya pendidikan formal bagi anak-anak mereka. Para orang tua lebih mendukung jika anak-anaknya bisa membantu keluarga dalam mencari makan seperti berburu, meramu di hutan, bahkan mendulang. Keadaan ini tentunya akan berdampak negatif pada kualitas sumberdaya masyarakat lokal di masa yang akan datang, khususnya dalam berkompetisi di pasar tenaga kerja dan untuk membangun wilayah Kabupaten Mimika.
Biro Pendidikan LPMAK menyadari bahwa berbagai tantangan pengembangan pendidikan di Kabupaten mimika hanya bisa diatasi dengan kerjasama yang erat antara berbagai aktor lokal di Kabupaten Mimika seperti Dinas Pendidikan Dasar dan Dinas Pendidikan Menengah, Gereja, Yayasan Pendidikan dan Lembaga Adat.
Program beasiswa bagi pelajar yang berasal dari masyarakat lokal telah dijalankan sejak tahun 1992. Pelaksanaan program ini terus diperbaiki sehingga bisa memberikan dampak yang signifi kan bagi peningkatan kualitas  masyarakat lokal.  Sejak tahun 2007 Biro Pendidikan LPMAK memfokuskan pemberian beasiswa bagi siswa yang memiliki prestasi dan mendorong kompetisi di antara penerima beasiswa. Karena itu LPMAK telah menyederhanakan operasinya dan  menetapkan standar untuk keunggulan akademik. Penerima beasiswa tunai saat ini hanya diberikan kepada pelajar berprestasi pada jenjang SMU dan Perguruan Tinggi. Sedangkan untuk SD dan SLTP, program beasiswa dialihkan menjadi program dukungan bagi peningkatan kualitas sekolah baik dari sisi infrastruktur maupun sistem pengajaran.
Disamping itu, Biro Pendidikan LPMAK juga menjalankan program matrikulasi selama satu tahun untuk meningkatkan komitmen, kompetensi,karakter serta tingkat kesehatan siswa agar dapat menyesuaikan diri dan mampu bersaing  dengan siswa dari daerah lain di Indonesia. Program matrikulasi dipilih sebagai salah satu alternatif karena melihat angka putus sekolah bagi peserta program yang dikirim dari Mimika untuk mengikuti program reguler cukup tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: belum bisa beradaptasi dengan lingkungan yang baru, benturan budaya, atau disiplin belajar yang masih kurang.  Program matrikulasi dilakukan selama 1 tahun dengan tujuan agar peserta program dapat mempersiapkan dirinya lebih baik untuk masuk dalam program reguler. Selama mengikuti program matrikulasi, peserta diwajibkan untuk memahami dan meningkatkan karakter, komitmen, kompetensi dan kesehatannya. LPMAK menyediakan dana bagi universitas mitra dan organisasi lokal untuk mengimplementasikan program matrikulasi tersebut.
Program matrikulasi dilakukan melalui kerjasama dengan lembaga-lembaga studi terkemuka di Jawa, papua dan Sulawesi Utara. Untuk tingkat SMA, Biro Pendidikan LPMAK bekerjasama dengan Yayasan Binterbusih, Semarang dan SMA St.Nikolaus, Lokon, Tomohon dan SMA Tompasso, Sulawesi Utara. Sedangkan di tingkat perguruan tinggi, bekerjasama dengan IKOPIN Bandung, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, UNIKA Windya Mandala Surabaya, UNIKA Soegijapranata Semarang, Universitas Negeri Papua Manokwari dan Universitas Katolik De La Sale, Manado.
Program lainnya adalah penyediaan asrama yang merupakan program strategis dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan bagi pelajar-pelajar dari daerah terpencil yang sedang belajar di kota/pulau yang jauh dari daerah asal mereka. Dengan menyediakan fasilitas asrama, diharapkan para pelajar dapat melakukan proses belajar dengan baik dan nyaman meskipun jauh dari keluarga. Pola asrama ini juga bertujuan untuk menanamkan sikap disiplin bagi pelajar agar bisa mandiri dan memiliki pola hidup yang teratur. Di asrama para pelajar harus mengikuti berbagai peraturan yang ketat dan pembinaan yang intensif dari para pendamping yang telah berpengalaman. Saat ini terdapat 6 asrama yang dibangun dan dioperasikan oleh Biro Pendidikan LPMAK. Pendidikan pola asrama di Papua terbukti telah banyak melahirkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas. Dalam pengelolaan asrama, Biro Pendidikan bekerjasama dengan Keuskupan Timika, Yayasan Pesat dan Yayasan Binterbusih.
Keuskupan Timika mengelola asrama Solus Populi Putra dan Putri di Timika serta Asrama Bintang Kejora Putra dan Putri di Kaokanao. Semua asrama tersebut dikhususkan bagi siswa Kamoro dari daerah di sekitar Timika dan Kaokanao.
Sementara asrama Amor Semarang yang dikelola Yayasan Binterbusih diperuntukkan bagi siswa Amungme dan Kamoro tingkat SMA dari Kabupaten Mimika yang sedang studi di Semarang.Pola pembinaan dan pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kompetensi serta kemampuan siswa sebagai bekal memasuki dunia yang kompetitif.
Yayasan Pesat mengelola asrama Penjunan yang mendidik anak-anak Amungme dari Desa Tsinga, Banti dan Arianop serta dari Akimuga,Koperapoka dan Nawaripi Baru. Setelah setahun menjalani program martikulasi dan pembinaan, anak-anak asrama Penjunan mulai mengalami peningkatan, terutama dalam hal kemampuan 3M (Membaca, Menulis,Menghitung),pola hidup dan kesehatan.
Biro Pendidikan saat ini sedang mempersiapkan pendirian sekolah berpola semi asrama di kampung Benagogom,Tsinga.Melalui pendidikan berpola semi asrama, diharapkan anak-anak usia sekolah di Tsinga dapat menikmati pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan konteks daerah mereka. Sebagai fasilitas pendukung asrama, Biro Pendidikan bekerjasama dengan UNIPA Manokwari mendirikan PLTMH (Pembangkit Listrik Mikro Hidro) yang memanfaatkan debit air sungai Beanogong untuk memberikan pasokan energi yang diperlukan asrama.
Sejak terbentuk pada tahun 1996, LPMAK telah meluluskan sekitar 600 sarjana asal tujuh suku dari  berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia. Saat ini para lulusan  penerima beasiswa dana kemitraan yang dikucurkan Freeport Indonesia melalui LPMAK telah berkarya di sejumlah lembaga pemerintahan dan swasta di Timika, wilayah Pegunungan Tengah  bahkan di  banyak daerah di  Indonesia. Beasiswa LPMAK itu tidak hanya  berhasil menamatkan 600 Sarjana, melainkan juga menamatkan empat  pilot pesawat dan empat orang dokter yang semuanya anak tujuh suku. Selain itu, tahun ini juga ada empat  anak Amungme dan Kamoro dari SD Tipuka, SD Ayuka, SD Kwamki Baru, SD SP VI sedang belajar di Surya Institut Jakarta dan pada beberapa bulan mendatang, mereka  akan mengikuti Olimpiade Sains bertaraf Internasional.
Biro Pendidikan LPMAK juga mendukung upaya Pemda Mimika (melalui Dinas Pendidikan dan Pengajaran) dalam peningkatkan kompetensi para tenaga pengajar dan pendidik, melalui pemberian pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bagi guru-guru SD dan SLTP di Kabupaten Mimika. Pada tahun 2009, 50 guru SD dan SMP telah mengikuti pelatihan KTSP, sementara itu implemetasi KTSP telah dilakukan di 18 SD dan 8 SLTP. Ketersediaan tenaga pengajar (guru) di Kabupaten Mimika, khususnya di daerah terpencil seperti di pesisir pantai dan pegunungan, masih sangat kurang. Biro Pendidikan LPMAK bekerjasama dengan Keuskupan Timika menyediakan tenaga pendidik khususnya di daerah pesisir Mimika.Guru kontrak Keuskupan Timika telah terbukti menunjukkan dedikasi dan komitmen mereka dalam mengajar di daerah pedalaman.Saat ini terdapat sedikitnya 50 guru kontrak Keuskupan Timika yang mengajar di sekolah-sekolah di daerah pesisir Mimika.**