15 Tahun Dana Kemitraan Freeport Indonesia untuk Pembangunan Papua

LPMAK dalam kiprahnya di bidang kesehatan terus berupaya meningkatkan mutu kesehatan masyarakat tujuh suku dengan memprioritaskan upaya promotif dan preventif. Dalam mengelola program ini, Biro Kesehatan LPMAK mempunyai visi:”Menjadi mitra Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat tujuh suku melalui kerjasama dengan organisasi kesehatan, lembaga adat dan agama untuk menjalankan upaya kesehatan komprehensif dengan memprioritaskan upaya promotif dan preventif.

Adapun fokus pelaksanaan program kesehatan ini adalah Distrik Mimika Barat, Mimika Timur Jauh, Akimuga dan Tembagapura. Biro Kesehatan LPMAK menjalankan dua program utamanya yaitu program kesehatan masyarakat dan pelayanan medis. Program kesehatan masyarakat meliputi program peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak, pengendalian penyakit malaria, HIV dan AIDS serta TB, sanitasi dan hygiene perorangan serta penguatan pelayanan kesehatan dasar di Pustu dan Puskesmas. Program yang dijalankan merupakan program berbasis kampung.
Implementasi program ini antara lain penyediaan fasilitas kesehatan bagi masyarakat yaitu Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) di kota Timika dan RS Waa di area dataran tinggi Banti, Distrik Tembagapura. Dua RS itu dimiliki LPMAK.
Untuk program kesehatan ibu dan anak (KIA), LPMAK bermitra dengan Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia (YPCII) sebagai pelaksana program KIA.
Program yang diberi nama MIMIKA Sehat (Membangun Inisiatif Masyarakat agar Ibu,Keluarga dan Anak Sehat) ini mempunyai tujuan meningkatnya tingkat kesehatan dan keadaan gizi anak balita dan perempuan usia subur di kampung program di Kabupaten Mimika.
Adapun tujuan khusus KIA yang dijalankan itu antara lain meningkatkan perilaku kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, nifas dan pengasuhan bayi baru lahir; meningkatkan perilaku kesehatan terkait pengasuhan, pencegahan dan perawatan/pengobatan di rumah untuk berbagai penyakit menular pada anak yang paling umum  di daerah program terutama diare, ISPA, malaria, TBC dan HIV/AIDS.
Selain itu bertujuan meningkatkan ketersediaan sarana dan perilaku masyarakat yang terkait penggunaan air bersih, kebersihan diri dan kesehatan lingkungan; meningkatkan ketersediaan dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat bagi penduduk di kampung program.
Adapun strategi yang dijalankan dalam program ini adalah pemberdayaan dan perubahan perilaku masyarakat serta peningkatan ketersediaan dan mutu pelayanan kesehatan.
Untuk melaksanakan strategi ini, program MIMIKA Sehat menggunakan fasilitator atau penggerak masyarakat yang tinggal di kampung program.
Program hygiene dan sanitasi dijalankan melalui pemberdayaan masyarakat untuk terlibat aktif dalam pembangunan fasilitas air bersih dan jamban keluarga. Bantuan yang diberikan LPMAK diupayakan seminimal mungkin disesuaikan dengan kontribusi dan upaya dari masyarakat.
Wilayah yang telah tercakup dalam program ini meliputi kampung Amungun, Aromsolki, Fakafuku, Fanamo dan Omawita serta Iwaka. Sarana sanitasi yang dibangun berupa sumur gali, penampungan air hujan dan jamban keluarga.
Selain penyediaan air bersih, dilakukan juga pemantauan kualitas air di sarana air bersih yang dibangun LPMAK dengan dukungan fasilitas laboratorium PTFI. Pemeriksaan meliputi parameter fisik, kimia dan mikrobiologi sesuai dengan standart yang ditetapkan Departemen Kesehatan dan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Begitu pula, LPMAK mendidik masyarakat untuk berperilaku  higienis meliputi kampanye cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum rumah tangga dan stop buang air besar sembarangan.
Untuk program pengendalian HIV/AIDS, khususnya mengurangi jumlah penderita HIV/AIDS, LPMAK bekerjasama dengan KPAD Kabupaten Mimika melancarkan program komunikasi perubahan perilaku terutama berpusat di kampung-kampung di distrik Akimuga, Mimika Barat (Kaokonao), Ayuka, Kwamki Lama, Banti,Tsinga, Aroanop.
Strategi dasar penanggulangan HIV/AIDS terfokus pada komunikasi perubahan perilaku dengan beberapa kegiatan berupa menyiapkan tenaga terlatih HIV/AIDS yang berasal dari tenaga kesehatan, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh adat, guru, remaja dan masyarakat agar  terampil dalam berkomunikasi dan mampu menggerakkan masyarakat local untuk menerima informasi HIV/AIDS melalui metode batu loncatan (stepping stones); melakukan penyuluhan dan pendidikan sebaya melalui kegiatan Gereja, Posyandu maupun aktivitas sebaya lainnya tentang pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS oleh semua tenaga terlatih yang disupervisi dan dikoordinir oleh KPA Distrik setempat.
Selain itu juga dilakukan pengembangan media promosi bernuansa local berupa baliho, brosur, poster dan film yang pembuatannya dilakukan bersama masyarakat setempat kampanye tahunan HIV/AIDS seperti malam renungan AIDS dan hari AIDS sedunia; menyediakan layanan Tes HIV sukarela (moble VCT) dan IMS secara sukarela di kampung program serta penyediaan layanan pengobatan ART didukung dengan program pengawas minum obat dan kelompok dukungan bagi ODHA.
Untuk program pengendalian penyakit Tuberculosis (TBC) dilakukan dengan mengintegrasikan DOTS di fasilitas kesehatan dengan pemberdayaan masyarakat dalam hal pengawasan minum obat dan penjangkauan kasus.
LPMAK berupaya mengintegrasikan kegiatan pendidikan kesehatan TB dengan kegiatan kesehatan masyarakat lainnya seperti Posyandu dan program HIV/AIDS;meningkatkan kemampuan melalui pelatihan untuk penyuluh, kader dan tenaga kesehatan, tokoh agama,tokoh adat,perempuan, masyarakat dan guru untuk melakukan kampanye kesehatan tentang TB;mendukung pelatihan bagi petugas penanggungjawab program TB dan petugas laboratorium.
Sedangkan untuk program pengendalian penyakit malaria, dilakukan melalui kerjasama dengan LSM lokal yaitu Yayasan Charitas Timika (YCT).
Wilayah program pengendalian malaria difokuskan di kampung-kampung di dataran rendah yaitu semua kampung di Distrik Akimuga, Mimika Timur jauh, Mimika Tengah dan Mimika Barat.
Tindak nyata program yang dilakukan antara lain penyuluhan dan pendidikan kesehatan mengenai malaria dengan dukungan media promosi, indoor residual spraying (IRS); distribusi kelambu berobat dan persuasi pemakaian kelambu berobat kepada masyarakat serta survey darah malaria pada anak sekolah di wilayah sasaran dan pengobatan malaria bagi yang positif  terinveksi malaria.
LPMAK bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika di bidang pengelolaan Pustu Tsinga dan Aroanop yang terletak di dataran tinggi dan merupakan daerah yang terisolir. Pemerintah menyediakan tenaga medis, obat dan peralatan medis lainnya sedangkan LPMAK mendukung dengan penyediaan sarana  transportasi helicopter untuk penempatan petugas dan logistic serta menyediakan sarana fisik non-medis lainnya.
Untuk mendukung system rujukan di Pustu Tsinga dan Aroanop, LPMAK menyediakan bantuan transportasi udara untuk merujuk pasien dari Pustu ke RS Waa-Banti (RSWB).Selain itu LPMAK juga mendukung Pemerintah dalam melakukan investigasi dan penanganan wabah di area terisolir di daerah dataran tinggi Mimika dengan menyediakan transportasi udara.
Di samping itu, LPMAK juga menggelar berbagai pelatihan bagi petugas medis dan upaya peningkatan kapasitas Puskesmas untuk pengelolaan program pengendalian malaria, TBC di Puskesmas Kota Timika.

Ikut Berperan Bangun Mimika
Wakil Bupati Mimika,  Abdul Muis, ST.MM ketika membuka secara resmi Pameran dalam rangka HUT ke-15 LPMAK di Graha Eme Neme Yaware,Timika,Kamis (14/4)   mengatakan, sejak berdirinya Kabupaten Mimika sebagai daerah otonom maka wilayah ini  mengalami pertumbuhan dan perkembangan  pembangunan yang sangat pesat karena kehadiran perusahaan pertambangan tembaga, emas dan perak  PT Freeport Indonesia. Keberadaan Freeport Indonesia telah banyak memberikan hal-hal  positif terhadap pembangunan di daerah ini dan  LPMAK sebagai lembaga yang mengelola dana kemitraan Freeport juga memiliki peran yang sangat besar terhadap pembangunan di Kabupaten Mimika khususnya untuk masyarakat tujuh suku.
“Pemenuhuhan kebutuhan dasar masyarakat Mimika, pendidikan dan kesehatan serta ekonomi kerakyatan yang dibangun oleh LPMAK juga menjadi perhatian yang sangat serius dari pemerintah daerah,” kata Muis.  Dia berharap LPMAK dapat mengevaluasi kinerjanya selama ini dan memperbaiki serta mensinkronkannya  dengan program Pemerintah sehingga kesejateraan masyarakat Mimika yang diimpikan dapat segera  tercapai. Sementara itu, Ketua Badan Pengurus (BP) LPMAK,  Pdt Matheus Adadikam, STh  mengatakan apresiasi yang sangat tinggi diberikan kepada semua pendiri maupun badan pengurus sebelumnya yang telah berjuang dalam membangun masyarakat khususnya tujuh suku.”Keberhasilan yang dicapai LPMAK juga berkat dukungan yang besar dari berbagai pihak dan juga berkat kerja keras dari pengurus dan pengelola LPMAK,” kata Adadikam.
Dia berharap dukungan dari berbagai pihak terus berlangsung dan kerja sama yang dibangun dengan pemerintah daerah dapat ditingkatkan sehingga tujuan bersama untuk membangun masyarakat Mimika khususnya tujuh suku  menuju kesejahteraan yang dicita-citakan dapat tercapai.
Vice President Social Outreach & Local Development (SLD) Freeport Indonesia, Arief Latief mewakili manajemen FI  ketika menutup  kegiatan pameran LPMAK pada  Jumat (15/4)  mengatakan pada prinsipnya  Freeport Indonesia  mendukung upaya-upaya yang berkaitan dengan pemerintah daerah, masyarakat, lembaga adat, untuk pembangunan masyarakat. Khusus program berkelanjutan sesuai misinya,  LPMAK dapat membangun kemitraan dengan lembaga-lembaga mitra terdekat seperti Pemda Kabupaten  Mimika, Freeport Indonesia, lembaga keagamaan, termasuk lembaga donor lainnya. Freeport Indonesia kata, Arief Latief  berbangga atas  apa yang sudah dibuat LPMAK untuk masyarakat Amungme-Kamoro dan masyarakat lima  suku kekerabatan lainnya melalui program dana bergulir dan program-program lainnya.
“Sebagai lembaga mitra utama Freeport Indonesia, LPMAK berperan mengelola dana kemitraan  yang bersumber dari Freeport Indonesia, kerjasama program,  peningkatan SDM karyawan, dan pembenahan manajemen,” katanya. Hal yang perlu disadari bersama adalah keberadaan Freeport Indonesia sangat terbatas maka diharapkan LPMAK dapat menggerakan masyarakat untuk tumbuh, berkembang sendiri tanpa bantuan dari siapapun. Diharapkan dana kemitraan yang bergulir dalam  kelompok-kelompok KSM  dapat dipergunakan sebaik-baiknya oleh masyarakat tujuh suku.
“Paling  penting  adalah pembangunan bidang ekonomi, dengan sasaran pada usaha produktif yang tumbuh dari masyarakat seperti usaha pertanian, peternakan, perkebunan, usaha dagang dan beberapa jenis usaha lainnya,” kata Arief Latief. ****