JAYAPURA—Munculnya nama Rahimin Katjong dalam bursa pemimpin di Provinsi Papua Barat, yakni sebagai calon Wakil Gubernur berpasangan dengan Abraham O Atururi, menjadikan Forum Mahasiswa dan Masyarakat Provinsi Papua Barat Peduli Pemilukada Gubernur - Wakil Gubernur Provinsi Papua Barat harus angkat bicara. “Ini merupakan spontanitas kami menyikapi tahapan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat. Yang mana pencalonannya suda berjalan, dan ada satu calon yang bukan orang asli Papua, yaitu Rahimin Katjong,” ungkap Ketua Forum Metusael Jitmau,SE, yang didampingi sejumlah rekan-rekannya saat menggelar jumpa pers di Abepura Jumat

Abraham O Atururi yang memilih pasangannya sebagai Wakil Gubernur, menurut Forum yang dalam jumpa pers kemarin dihadiri Ketua BEM Uncen Kristian Peday, Tokoh Intelektual Provinsi Papua Barat di Jayapura Abner Kareth,SH, dan Tokoh Mahasiswa Provinsi Papua Barat di Jayapura Yermias Akare, adalah sebagai pencederaan terhadap amanat Undang-Undang Otsus.
“Ini untuk memberikan pembelajaran politik yang baik, yang mana harus mentaati undang-undang Otsus. Kami minta kepada pak Abraham O Atururi untuk bisa legowo untuk mengambil orang asli Papua sebagai wakilnya,” ungkapnya lagi..
Kristian Peday menambahkan,  bahwa keharusan orang asli Papua sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur bukan sebagai sebuah diskriminasi. “Harus ada afirmatif action diterapkan di Papua, karena masyarakat pendatang sudah kuasai berbagai aspek, tinggal aspek politik yang harus diproteksi. Kalau itu tidak dilindungi maka akan mengancam integritas orang asli Papua. Karena itu kami mendesak kepada yag bersangkutan (Rahimin Kacong) untk dapat mundur,” tandasnya.