Wakapolri: Setiap Tahun 400 Polisi Dipecat

JAYAPURA-Usia kepolisian Republik Indonesia, yang sudah memasuki 65 tahun,  bukanlah suatu  jaminan jika polisi tidak melakukan tindak-tindakan salah dalam melaksanakan tugas.  
Terbukti, hingga saat ini, masih banyak polisi yang ‘nakal’ tidak melakukan tugas dengan baik. 
Untuk itulah polisi harus meminta maaf kepada masyarakat Indonesia termasuk masyarakat Papua.  
Permintaan maat ini diungkapkan Wakapolri Komjen Pol Nanan Sukarna saat bertindak sebagai inspektur upacara pada HUT Bhayangkara ke-65, di Lapangan Brimobda Kotaraja Jumat (01/07).
“Ini hari Bhayangkara, kami atas nama kepolisian menghaturkan permohonan maaf, apabila masih belum bisa memuaskan masyarakat dalam rangka perlindungan, pengayoman dan pelayanan. Mohon tetap diawasi, mohon dikoreksi dan mohon ditegur, buat semua anggota, saya, pak kapolda, dan seluruh anggota tanpa melihat pangkatnya dan jangan kolusi dengan polisi yang tidak benar, polisi brengsek istilah saya,” tutur Wakapolri pada Upacara Peringatan HUT Bhayangkara Ke-65 Tahun 2011 Jumat (01/07) bertempat di Lapangan Brimob Kotaraja.

 

 

Wakapolri yang membacakan sambutan tertulis Presiden Republik Indonesia DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono juga menyebutkan bahwa karena itulah segenap jajaran kepolisian dituntut untuk meningkatkan kemampuan (capacity building) personel dan mencari terobosan-terobosan kreatif yang mampu menciptakan situasi kamtibmas yang lebih kondusif. “Segenap jajaran Polri harus mampu mengemban tugas pemberantasan segala bentuk kejahatan dalam upaya penegakan hukum demi tercapainya keamanan nasional,” tandasnya.
Dikatakan, khusus di bidang penegakan hukum, yang menjadi tugas utama Polri, harus dilaksanakan dengan tegas, profesional dan tanpa diskriminasi untuk menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat.
“Dalam penegakan hukum ini, sesungguhnya terkandung fungsi pencegahan berupa pendidikan, efek jera dan penyadaran. Oleh karena itu, penegakan hukum yang berkeadilan harus terus diperjuangkan dan diwujudkan,” urainya.
Itulah pentingnya penegakan hukum yang fair, yang tidak menaruh toleransi terhadap pelanggaran hukum dan praktik mafia hukum dalam bentuk apapun.
Selain itu, dalam pidatonya, Wakapolri Komjen Pol Nanan Sukarna mengaku setiap tahunnya ada lebih dari 400 personil polisi yang dipecat dari tugasnya karena dinilai tidak menjalankan tugasnya dengan baik.   
Sementara itu, aksi radikalisme dan anarkisme massa yang kerap mewarnai lembaran Kamtibmas di Tanah Air yang dapat memicu terjadinya konflik horizontal diprediksi masih akan terus terjadi termasuk di Tanah Papua, sehingga diperlukan langkah yang lebih efektif melalui berbagai terobosan kreatif untuk melakukan upaya pencegahan.
Demikian sambutan Kapolri Jenderal Pol Drs Timur Pradopo yang dibacakan  Kapolda Papua Irjen Pol Drs Bekto Suprapto pada acara syukuran peringatan Hari Bhayangkara ke-65 Tahun 2011 tangal 1 Juli di Lapangan Brimob, Kotaraja, Jayapura.
Wakapolri Irjen Pol  Nanas Soekarna dalam acara tersebut bertindak sebagai Inspektur Upacara. Sedangkan Komandan Upacara kali ini dipercayakan Kepada Biro Ops Polda Papua Kombespol  Drs Rudolf Roja. Turut hadir dalam peringatan Hari Bhayangkara ke-65 antara lain Gubernur Provinsi Papua Dr (HC) Barnabas Suebu SH, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Erfi Triasunu, Wakil Ketua I DPR Papua Yunus Wonda SH. 
Kapolri mengatakan, pihaknya mengingatkan bahwa ideologi radikal juga telah mulai merasuk pada berbagai aktivitas sosial dan pendidikan. Karenanya, ia berharap peran seluruh warga masyarakat, khususnya  para orang tua dan guru untuk ikut membimbing anak anaknya jangan sampai terbawa pengaruh ideologi  radikal tersebut.
Menurut Kapolri, mencermati perkembangan lingkungan strategis yang terjadi dalam kurun waktu belakangan ini, ternyata kita menaruh prihatin mengingat adanya beberapa gangguan  Kamtibmas yang terjadi, khususnya jaringan terorisme yang tak hanya survive namun juga revive. Hal itu dibuktikan dengan berbagai aksi yang dilancarkan, sehingga menimbulkan keresahan ditengah tengah masyarakat bahkan yang lebih memprihatinkan  adalah timbulnya korban jiwa dari anggota Polri yang sedang menjalankan tugas yang memang direncanakan untuk dijadikan target oleh para pelaku.
Meskipun dihadapkan pada pelbagai tantangan yang cukup berat sebagaimana tersebut diatas, lanjutnya,  namun Polri  terus berupaya semaksimal mungkin menampilkan kinerja yang lebih baik, khsusnya dalam mengatasi berbagai jenis kejahatan konvensional, kejahatan transnasional, kejahatan terhadap kekayaan negara maupun kejahatan  yang berimplikasi kontijensi.
“Kasus kasus besar menyangkut sindikasi internasional seperti terorisme, narkoba, illegal fishing dan trafficking in person. Semakin banyak yang dituntaskan. Sehingga tak jarang Polri mendapatkan apresiasi dari pelbagai pihak baik dalam maupun luar negeri,” katanya.   
Dikatakan, HUT Bhayangkara ke-65 adalah momentum yang sangat tepat bagi jajaran Polri untuk melakukan intropeksi dan retropeksi terhadap kinerja yang telah dilakukan selama ini serta sejauhmana kita bisa mengemban amanah yang dipercayakan oleh masyarakat, bangsa dan negara.
Untuk diketahui, dalam HUT Bhayangkara tahun ini, Polda Papua mendapat bantuan 38 mobil dinas dan 3 unit kapal cepat dari Mabes Polri. Tidak hanya itu, tercatat 4 personel Polri yang menerima penghargaan yaitu AKBP Tuppuang Kasubdit Kerma Dit Binmas Polda Papua yang menerima Bintang Bhayangkara Nararya, Aiptu Mige Dias Bintara Dit Polair Polda Papua yang menerima Satya Lencana Pengabdian 24 Tahun, Aipda Dwi Suhartono Bintara Bid TI Polri Polda Papua yang menerima Satya Lencana Pengabdian 16 Tahun dan Briptu Enos Mambobo Bintara Yanma Polda Papua yang menerima Satya Lencana Pengabdian 8 Tahun.