Guna Mendesak Mofet Turun Tuntaskan Masalah Freeport
JAYAPURA—Tekanan yang disampaikan Sekretaris Umum Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Kimia Energi Pertambangan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (PUK SP KEP SPSI) Obet Ratu Lobo agar Pimpinan Freeport Mc Moran Cooper and Gold Inc Jamet Robert Mofet turun langsung menuntaskan masalah PT Freeport Indonesia (PTFI), ternyata mendapat dukungan Ketua Komisi A DPR Papua Ruben Magay S.IP ketika dikonfirmasin diruang kerjanya, Senin (11/7). Sebagai bukti keseriusan DPRP mendukung kehadiran Mufet tersebut, pihak DPRP telah berkordinasi dengan Kedutaan Besar Ameriksa Serikat yang ada di Jakarta.
Politisi Partai Demokrat Provinsi Papua ini menandaskan, Mofet harus turun menyelesaikan berbagai persoalan terutama masalah kesejahteraan karyawan PTFI sekaligus merombak total manajemen PTFI agar lebih berpihak kepada karyawan. Menurut dia, pihaknya bersama SPSI, Manajemen PTFI, Pemda Mimika, DPRD Mimika, DPR Papua serta MRP menggelar rapat di Timika pada Sabtu (9/7) ternyata selama ini antara SPSI dan Manajemen PTFI tak saling percaya. SPSI menyatakan pihaknya beberapa kali melakukan perundingan tapi manajemen PTFI menolak perundingan tersebut.
“Apabila kedua pihak yang bertikai sulit mencapai kesepakatan, maka pihak ketiga dan Pimpinan Freeport Mc Moran Cooper and Gold Inc Jamet Robert Mofet yang harus dihadirkan untuk menyelesaikan masalah PTFI karena ia adalah pimpinan tertinggi dan pemegang kebijakan,” tukasnya.
Untuk mempercepat desakan agar Mofet segera turun ke Timika, lanjutnya, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Kedubes Amerika Serikat di Jakarta untuk mendatangkan James Mofet. “Kehadiran James Mofet sangat penting untuk menata kembali hak dan kewajiban karyawan dan Manajemen PTFI,” tandasnya.
Menurut dia, pihaknya menghibau agar Manajemen PTFI harus diaudit oleh lembaga auditor independen agar pemerintah mengetahui produksi daripada PTFI selama ini.
Selain pembenahan kesejahteraan karyawan PTFI, katanya, saat pertemuan tersebut warga masyarakat mengeluh kepada pemerintah bahwa air bersih di seluruh Kota Timika air sudah tercemar tailing (ampas sisa penambangan emas yang mengandung racun) yang yang diduga berasal dari areal pertambangan emas PTFI di Tembagapura. Hal ini sesuai hasil labolatorium UKI Jakarta dan IPB Bogor.
“Ini juga menjadi tanggungjawab Mofet. Jadi masalah internal yakni kesejahteraan karyawan perlu dibenahi. Masalah ekternal juga harus dibenahi,” tandasnya.