MANOKWARI- Diperkirakan ratusan ribu warga Papua Barat, yang hari ini mestinya menggunakan hak pilihnya (tidak nyoblos), untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur. Selain, karena bingung akibat minimnya sosialisasi KPUD, juga karena kuatir menuju TPS, akibat teror dari sekelompok massa, yang diduga simpatisan 3 calon Gubernur, yang menghendaki Pemungutan suara ditunda.  Bukan hanya warga yang ketakutan mendatangi TPS, sejumlah petugas TPS juga tidak berani membuka logistik Pemilukada, karena saksi dari tiga kandidat tidak hadir.

Di Manokwari ibukota Provinsi Papua Barat, pelaksanaan Pemungutan suara tidak maksimal. Sejak Selasa 19 Juli malam, 4 distrik masing-masing Sururey, Anggi Gida, Tanah Rubuh dan Minyambou mengembalikan logistik Pemilukada ke KPU Manokwari. Mereka beralasan tidak ada jaminan keamanan dari KPU, sehingga tidak mau ambil resiko.
Kelurahan Sanggeng Kota Manokwari, tempat kediaman resmi salah satu kandidat Gubernur Papua Barat, Abraham Ataruri ( Incumben) sama sekali tidak melakukan pencoblosan. Akibat  kotak suara dalam keadaan terkunci. Juga, kantor Lurah Sanggeng tempat penyimpanan logistik Pemilukada juga dalam kondisi terkunci, Kepala Lurahnya juga tidak ada di tempat.
Akibatnya, 7669 pemilih  yang tersebar di 25 TPS di Kelurahan Sanggeng, termasuk  kandidat Gubernur Abraham Ataruri tidak mencoblos. Anggota Bawaslu RI, Wahidin Suaeb yang langsung memantau proses Pemilukada, di Kota Manokwari mengatakan, warga Papua Barat yang menggunakan hak pilihnya tidak kurang dari 50 persen. ‘’’Dari Pantauan kami, Pemilukada Papua Barat, dengan Daftar Pemilih Tetap 515.535 pemilih tersebar di 10 kabupaten, kemungkinan yang berpartisipasi hanya 50 persen,’’ucapnya.
Meski demikian, Bawaslu belum membuat lampiran berita acara, karena masih akan menunggu laporan dari Panwaslu kabupatena/kota dan Provinsi Papua Barat. ‘’Kami belum bisa membuat kesimpulan tentang Pemilukada Papua Barat kali ini, sebab masih menunggu laporan dari daerah-daerah,’’imbuhnya.
Menurut Dia, rendahnya partisipasi warga untuk menggunakan hak politiknya, memilih Gubernur dan wakilnya, akibat meniminya sosialisasi KPU tentang Pemilukada Papua Barat. ‘’Kami lihat sendiri, banyak warga yang kebingungan, dan baru mengetahui pemungutan suara Pilgub hari ini,’’ucapnya.
Selain itu, pendistribusian logistik Pemilukada juga lamban. Ancaman dari tiga kandidat gubernur juga sangat dominan mempengaruhi keinginan warga menggunakan hak politiknya. ‘’Mestinya sikap tiga kandidat yang melakukan pengancaman dan teror, agar warga tidak menggunakan hak pilihnya,  bisa diproses karena pidana,’’tandasnya.
Sementara anggota KPU Papua Barat, Pilef Wamafma mengklaim, pelaksanaan Pemungutan suara Pilgub yang berlangsung hari ini, berjalan dengan aman, tertib dan lancar. ‘’Sekalipun ada ancaman dan teror, tapi warga tetap mendatangi TPS dan menggunakan haknya,’’tandasnya.
Mengenai tingkat partisipasi warga Papua Barat yang sangat rendah, bahkan Bawaslu RI menyatakan tidak kurang dari 50 persen, Pilef engganmengomentarinya hanya  mengatakan, saat ini masih dilakukan penghitungan. ‘’Ini kan masih proses perhitungan, jika sudah selesai baru ada kesimpulan tingkat partisipasi warga,’’imbuhnya. Hingga pukul 14.00 WIT, sejumlah TPS yang ada di Kota Manokwari, sudah menyelesaikan seluruh proses pencoblosan. Bahkan ada beberapa TPS yang sudah bisa menyampaikan hasil rekapitulasi perolehan suara sementara. Di beberapa TPS, suara pasangan kandidat BAKAT meraih urutan pertama. Namun di beberapa TPS lainnya, suara DONOR pun mendominasi, begitu pula dengan pasangan kandidat WAHER dan Arombay. Hingga berita ini diturunkan, proses penyerahan hasil dari masing-masing TPS masih dalam proses penyerahan ke Panitia Pemilihan Distrik. Kemungkinan besar, dua atau tiga hari ke depan, seluruh rekapitulasi sudah ditetapkan di tingkat PPD.