JAYAPURA-Kerusuhan antar warga terjadi di Ilaga
Kabupaten Puncak,Papua, Minggu31 Juli, sekitar pukul 07.00 WIT. Akibat
kerusuhan itu17 orang tewas dan puluhan lainnyaluka-luka.
Juru Bicara
Polda Papua, Kombes Wachyono ketika dikonfirmasi mengatakan, selain 17
orang tewas dan puluhan lainnya luka, sejumlah rumah dan kendaraan warga
hangus dibakar. “ Tempat kerusuhan disekitarkantor DPRD setempat,
hingga perumahan warga, satu unit mobil dinas DPRD Puncak,” jelasnya.
Menurut
Wachyono, pihaknya belum mengetahui secara detail pemicu terjadinya
bentrok massal itu. “Kami masih menyelidiki penyebab kerusuhan antar dua
warga bermarga berbeda, yang menyebabkan belasanorang tewas,”
terangnya.
Lanjut Wachyono, pihaknya juga masih kesulitan mendapat perkembangan
terakhir terutama kondisi Ilaga. Karena akses ke sana sangat sulit dan
hanya dengan pesawat itupun jika cuaca memungkinkan. “Hubungan kesana
hanya dengan telepon satelit, sedangkan kami mendapat laporan dari sana
melalui SSB. Akses kesana juga hanya bisa dengan pesawat,” paparnya.
Namun, dari informasi awal yang diterima, sambungnya, kerusuhan antara
warga pendukung Elvis Tabuni Ketua DPRD kabupaten Puncak dengan
pendukung Simon Alom, mantan karetaker Bupati Kabupaten yang baru di
mekarkan itu. “Akibat kerusuhan itu Kelompok Elvis Tabuni tewas 13
orang, sedangkan pengikut Simon Alom 4 orang tewas,” ungkapnya.
Wachyono
mengatakan, pihaknya belum mendapat laporan mengenai kronologis
kejadian, baru sebatas hanya jumlah korban yang tewas.
Sementara
dari informasi yang berhasil dihimpun, kerusuhan itu dipicu proses
Pemilukada kabupaten Puncak yang saat ini sedang berlangsung. Elvis
Tabuni dan Simon Alom ikut dalam proses tersebut.
Sementara Kepala
Bappeda Kabupaten Puncak, Wellem Wandik ketika dikonfirmasi, membenarkan
adanya kerusuhan massal di Ilaga.”Saya sedang di Jayapura tapi dari
informasi yang saya peroleh memang ada kerusuhan, tapi detailnya,
silahkan tanya Bupati atau Polda Papua,” tukasnya melalui telepon
selelurnya.
Sementara penjabat Bupati Puncak Recky Ambrauw saat ini
masih menjalani proses hukum, karena diduga memalsukan dokumen SK
pengangkatakan dirinya sebagai penjabat Bupati Puncak.