Ditemukan Bintang Kejora di TKP
Aksi Serangan OTK di Tanjakan Nafri
JAYAPURA – Lagi, aksi penghadangan dan
penyerangan oleh kelompok bersenjata tak dikenal kembali terjadi di
tanjakan Kampung Nafri, Abepura, Jayapura, Senin 1 Agustus, pukul 03.00
WIR dini hari. Akibat nya, 1 anggota TNI dan 3 warga sipil tewas serta 6
luka-luka. Belum jelas kelompok mana yang bertanggung jawab. Namun,
polisi menemukan petunjuk: bendera Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang
tertancam di tempat kejadian perkara (TKP). Sebelum beberapa waktu lalu,
aksi serupa terjadi di kawasan itu mengakibatkan dua orang tewas.
Bedanya aksi Senin (1/8) sekitar pukul 03.00 WIT dini hari itu, pelaku
secara keji membunuh lebih banyak korbannya dengan sasaran kendaraan
angkutan umum maupun kendaraan lain yang melintas di kawasan tersebut.
Data yang berhasil dihimpun Bintang Papua, terdapat tiga orang warga
sipil tewas dengan luka tembak maupun luka terkena parang, antara lain
Misman, Titik Riyati, Sardi, dan satu anggota Kompi C Yonif 756 Senggi
Keerom atas nama Pratu Dominikus Kerap.
Sedangkan yang mengalami luka-luka sebanyak enam orang, masing-masing, M
Saeon, Sarmuji (49), Siti aminah (49), Budiono (22), Ahmad Saud (27),
dan Benong bonai. Selengkapnya lihat tabel.
Kapolresta Jayapura AKBP H Imam Setiawan,SIK saat ditemui Bintang Papua
di sela-sela pelaksanaan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara)
mengungkapkan bahwa penyerangan tersebut telah direncanakan, yang diduga
adalah OPM. Jumlahnya diperkirakan sekitar 15 orang, melakukan
penghadangan dengan merobohkan pohon maupun meletakkan kayu melintang di
jalan.
“Dari TKP, baru saja kita temukan satu lembar bendera
Bintang Kejora, sejumlah selongsong peluru jenis doblelop, dua bilah
parang, satu buah palu, satu buah tas warna hitam, tombak, dan sejumlah
barang lainnya,” ungkapnya.
Kapolda Papua Irjen Pol BL Tobing yang
tiba di TKP pukul 08.00 WIT, saat ditemui belum bersedia member
keterangan. “Nanti dulu. Kita urus korban dulu baik-baik,” ungkapnya
saat ditemui di sela-sela melihat-lihat TKP.
Disinggung terkait
kemungkinan diusulkannya untuk pendirian Pos penjagaan oleh TNI atau
Polri ke Pemerintah, karena wilayah tersebut termasuk daerah yang sangat
rawan dengan peristiwa penyerangan yang berulang di wilayah tersebut
sebagai kejadian berulang, Kapolda mengatakan bahwa hal itu masih harus
dibicarakan dengan Pangdam. “Kita bicarakan dulu dengan Pngdam kalau
masalah itu,” jelasnya.
Dari pantauan Bintang Papua, pukul 07.00 WIT
aparat kepolisian dari Polresta Jayapura baru berhasil mengevakuasi
tiga jenazah warga sipil. Tampak di TKP batang pohon yang ditebang
maupun kayu yang diletakkan melintang di jalan untuk melakukan
penghadangan.
Dan dalam pengamanan lokasi, aparat dari Kepolisian
dibekap oleh Satgas Yonif Linud 330 yang datang ke TKP pukul 07.30 WIT.
Kapolda Irjen Pol BL Tobing, tiba di TKP pukul 08.00 WIT, dan langsung
melihat barang bukti dari pelaku penyerangan, maupun milik korban serta
kendaraan yang mengalami kerusakan dengan kaca pecah.
Untuk perawatan
korban, dua korban luka dirawat di RS Bhayangkara, dan sisanya baik
yang meninggal maupun yang luka-luka dilarikan ke RSUD Abepura.
Sementara
itu, terkait peristiwa tersebut Socrates S Yoman, bersama Pastor Jon
Jonga dan perwakilan Kom HAM Papua, Mathius Murib menegaskan bahwa
tindakan membunuh dengan cara keji tersebut bukan budaya orang Papua.
“Tindakan
membunuh dengan keji itu bukan budaya orang Papua. Dan saya yakin itu
yang melakukan bukan OPM yang sesungguhnya,” tegasnya kepada Wartawan di
Prioma Garden Abepura, kemarin sore. Dikatakan, bahwa kalupun pelakunya
adalah OPM, mereka merupakan OPM yang dipelihara, dibiayai, dan
dipersenjatai.