Ruben Magai: Mereka Semua Kerja Apa di Tanah Papua?

Kapolres Kota Jayapura saat memberikan penjelasan seputar hasil 
olah TKP kepada Kapolda Papua.

Kapolres Kota Jayapura saat memberikan penjelasan seputar hasil olah TKP kepada Kapolda Papua.

JAYAPURA— Terjadinya aksi penghadangan dan penembakan di Kampung Nafri, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Senin ( 1/8) pukul 03.30 WIT oleh Orang Tak Dikenal (OTK) dengan mengakibatkan 1 anggota TNI, 3 warga sipil tewas serta 9 orang menderita luka – luka, yang belum diketahui  pelakunya,  mendapat komentar tersendiri dari Ketua Komisi A DPRP Ruben Magay S.IP. 
Ia menilai belum terungkapnya kelompok mana yang melakukan tindakan keji  membunuh rakyat sipil yang tidak bersalah ini sebagai bukti ‘gagalnya’ intelejen Indonesia membangun Papua.   Ia menuding, intelejen  acapkali memberikan informasi  yang tak benar kepada Jakarta  dalam rangka mengambil  langkah  langkah  atau  kebijakan negara yang  cepat dan tuntas untuk menyelesaiakan permasalahan.

Dia mengatakan,  fakta  yang terjadi di Tanah Papua  telah sedemikan  rupa direkayasa,  sehingga  informasi tersebut tak menjelaskan  kondisi dan situasi Papua yang sebenarnya. “Informasi  selalu  disabotase antara pimpinan negara dan bawaan,  sehingga kebijakan negara untuk membangun Papua tak berjalan efektif,” tandasnya ketika dihubungi  Bintang Papua diruang kerjanya, Selasa (2/8).
Padahal, ujarnya, di Tanah Papua ini  beberapa lembaga negara ini ada  intelejen baik Polri, TNI, Kejaksaan, Pengadilan, BIN, BAIS. “Mereka  semua kerja apa di Tanah Papua menjadi sebuah pertanyaan  besar. Apalagi  mereka adalah representase negara dalam melaksanakan sistim pemerintahan di daerah,” tukasnya.        
Menurut dia, semua kinerja lembaga diberikan kepada rakyat melalui suatu pengabdian seperti keberpihakan yang  bisa dilakukan  ketika ada persoalan yang terjadi disuatu  daerah. Selama ini kalau terus menerus terjadi di Papua, maka siapa yang memberikan tugas kepada intelejen negara untuk mengawal isu  Papua dalam bingkai NKRI.
Karena itu, ujar politisi Partai Demokrat Papua ini, pihaknya membetrikan dukungan sepenuh penuhnya untuk evaluasi intelejen. Alasannya, kalau Papua dibangun dalam kondisi  seperti ini  atau tak jelas dalam setiap pelanggaran yang terjadi dan isu yang  berkembang serta didorong kepada pemerintah pusat untuk  ditetapkan sebagai kebijakan daerah atau percepatan dalam sebuah kebijakan politik.
“Siapa yang melakukan  sabotase tentang isu isu yang ada di Papua. Siapa yang diberi tugas untuk mengungkap semua pelanggaran yang terjadi mulai dari tahun 1961 hingga kini,” ungkapnya.
“Ini menjadi pertanyaan bagi   rakyat Papua kepada  negara ini.  Keamanan makin hari makin bertambah, tapi bukan mengobati traumatis rakyat Papua justru makin menambah ketakutan rakyat Papua.”
Dia menuturkan, semua data data dugaan korupsi  dan lain lain yang diberi kepada lembaga terkait  yang diberi tugas oleh negara semuanya tak jelas.             
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Pemuda Pembangunan Indonesia Kota Jayapura ( DPC HPPI  ) Kota Jayapura  melalui Press Release yang diterima Bintang  Papua pada Selasa (2/8) mendesak aparat  Kepolisian  baik Polresta Jayapura maupun Polda Papua didesak untuk mengusut tuntas aktor intelektual aksi penembakan di Nafri.
Dia mengatakan,   aparat kepolisian  juga didesak untuk menangkap pelakunya dengan cepat supaya publik  di Kota Jayapura dan Tanah Papua agar tak ada rasa saling curiga di antara sesama manusia.
“Aksi penembahakan tersebut telah mencoreng nama baik Papua yang sedang dicanangkan sebagai Tanah Damai,” katanya.
Menurutnya, pihaknya juga mendesak Komnas HAM Perwakilan Papua untuk segera menurunkan Tim Investigasi ke Tempat Kejadian Peristiwa (TKP) untuk  mengetahui motif dan mengungkap aksi penembakan tersebut. Pasalnya, aksi  penembakan tersebut merupakan suatu pelanggaran HAM  lantaran telah menghilangkan nyawa manusia yang tak berdosa. 
Dia menegaskan, pihaknya juga menghimbau kepada seluruh masyarakat Papua yang ada di Tanah Papua khususnya masyarakat Kota Jayapura tetap menjalankan aktivitasnya. Sama halnya dengan pelajar dan mahsiswa  dihimmbau juga dapat bersatu padu guna menciptakan situasi yang aman tenteram  dan damai. Tanpa terprovokasi dengan pihak – pihak tertentu yang sengaja mengacaukan Papua dengan tindakan – tindakan yang tak bertanggungjawab.
“Apabila ada tindakan – tindakan yang mencurigakan segera memberitahukannya kepada pihak berwajib agar dilakukan tindakan – tindakan pencegahan dini,” ujarnya.