Mathius Murib : Ada yang Bermain?

 Deklarasi  Pepera yang diwarnai pembentangan spanduk.

Deklarasi Pepera yang diwarnai pembentangan spanduk.

JAYAPURA – Munculnya dua aksi yang sama, yakni aksi yang digalang KNPB (Komite Nasional Papua barat) untuk mendukung pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) International Lawyer for West Papua (ILWP) di London, Inggris, dan aksi massa oleh Presidium Pemuda Peduli Rakyat (Pepera), dinilai oleh Mathius Murib, Wakil Ketua Komnas HAM Perwakilan Papua, sebagai permainan pihak tertentu.
“Di hari yang sama Bintang Kejora ‘dibentrokkan’ Merah Putih. Ini sekenario siapa. Dan ini sangat kita sesalkan,” ungkapnya saat ditemui Bintang Papua di sela-sela melakukan pemantauan deklarasi ‘Pepera’ di Lapangan Karang PTC Entrop, Selasa (2/8).  Hal itu, menurutnya memicu konflik antar orang Papua, yang apabila dua massa tersebut bertemu bisa memunculkan bentrok yang bukan tidak mungkin timbul korban.
“Pasti berpotensi konflik. Konflik tidak bisa dihindari, korban berjatuhan kiri kanan apabila mereka bertemu. Mudah-mudahan tidak terjadi,” harapnya.

Menurutnya, tidak selayaknya harus memilih hari yang sama dalam menggelar aksi pengerahan massa yang berbeda tersebut. “Jadi ini ada yang bermain, ini siapa, kepentingannya siapa. Kenapa harus hari ini. Kan ada hari kemarin, atau besok. Kenapa harus hari ini yang bersamaan,” tegasnya lagi.
Terkait pemilihan hari yang sama dengan demoa damai KNPB, Habelino S Sawaki selaku salah satu koordinator deklarasi Pepera menyatakan bahwa apa yang dilakukann yang pada prinsipnya sama dengan yang dilakukan pihak pendukung KTT ILWP.
“Saya pikir apa yang kita lakukan ini sama dengan yang dilakukan rekan-rekan kami yang lain (KNPB), yaitu untuk perbaikan kehidupan masyarakat Papua menuju ke kehidupan yang lebih baik,” ungkapnya.
Dikatakan, aksi tersebut merupakan hak asasi. “Kami berharap untuk tidak terjadi Chaos ataupun hal –hal yang tidak kita inginkan yang melukai kita bersama,” harapnya.
Dan hingga aksi demoa damai baik dari KNPB maupun deklarasi Pepera selesai, dari pantauan Bintang Papua, situasi keamanan cukup kondusif. Karena kedua massa tersebut tidak bertemu.