Dari Aksi Demo Ribuan Massa di Kota Jayapura, kemarin
JAYAPURA—Aksi
demo damai mendukung Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) I International
Lawyears for West Papua (ILWP) di London, Inggris Selasa (2/8) pukul
14.00 waktu Oxford atau Selasa (2/8) pukul 24.00 WIT yang direncanakan
berlangsung di Halaman Kantor DPRP, Jayapura, Selasa (2/8) siang,
batal. Padahal, Wakil Ketua I DPRP Yunus Wonda SH sehari sebelumnya
telah menyampaikan kepada anggota DPRP untuk menerima aksi unjukrasa
damai tersebut.
Pantaun Bintang Papua di lokasi Halaman Kantor DPRP
maupun di Taman Imbi, Kota Jayapura aparat keamanan yang terdiri dari
anggota Polresta Jayapura, Polda Papua didukung Brimob sejak Selasa
(2/8) pukul 10.00 WIT telah menggerakan anggotanya untuk menjaga
keamanan dan ketertiban pada saat aksi unjukrasa tersebut.
Sejumlah kendaraan lapis baja diparkir di sekitar Taman Imbi dan Kantor
Halaman DPRP. Beberapa saat kemudian puluhan massa mulai berdatangan dan
berkumpul di Taman Imbi sembari membentangkan spanduk yang intinya
mendukung KTTI I ILWP di London, Inggris.
Selanjutnya sejumlah pemuda silih berganti menyampaikan orasi menuntut
referendum dan menolak Dialog Jakarta –Papua yang merupakan salah satu
rekomendasi dari Konferensi Perdamaian Papua yang digagas Jaringan
Damai Papua.
“Kami tak percaya Pepera tahun 1969 yang dilakukan
secara sepihak oleh pemerintah RI, karena itu kami nilai cacat hukum.
Apalagi kehidupan rakyat Papua secara ekonomi morat marit,” tukas
Wakil Koordinator Lapangan Pengunjukrasa di Taman Imbi Frans Hubi di
Taman Imbi, Kota Jayapura, Selasa (2/8) siang.
Beberapa saat
kemudian, ratusan pengunjukrasa yang datang dari arah Jalan Sam
Ratulangi sembari membawa sejumlah atribut bendera Bintang Kejora.
Diantaranya, para lelaki memakai pakaian tradisional koteka, lengkap
dengan peralatan perang seperti anak panah, para bocah SD dan SMP
serta para wanita memakai busana khas masyarakat Pegunungan berlari
untuk bergabung bersama pengunjukrasa lainnya di Taman Imbi.
Saat
itu Koordinator Lapangan Pengunjukrasa Tony Gobak dan kawan kawannya
tampak berdiskusi bersama aparat keamanan. Pasalnya, aparat keamanan
menyampaikan pemberitahuan lantaran waktu telah menunjukan pukul 15.00
WIT apalagi sesuai kesepakatan aksi unjukrasa dibatasi hingga pukul
16.00 WIT.
Tony Gobak yang ditanya Bintang Papua menandaskan,
pihaknya batal menggelar aksi unjukrasa di Halaman Kantor DPRP. Hal ini
disebabkan massa yang berkosentrasi di Expo, Waena lebih besar,
sehingga ribuan massa dari Taman Imbi diminta untuk bergabung bersama
ribuan pengunjukrasa dari Expo, Waena di Lingkaran Abepura.
Alhasil,
Tony Gobak melalui pengeras suara menyampaikan agar massa bergerak ke
Lingkaran Abepura menumpang sekitar 5 truk yang disiapkan dikawal
aparat keamanan. Sebelum bergerak ke Lingkaran Abepura ribuan massa
menyampaikan doa yang dipimpin Pdt Yesaya Dimara dari Gereja Gereja di
Tanah Papua. Usai doa ribuan pengunjukrasa menumpang sejumlah truk
menuju Lingkaran Abepura.
DARI EKSPO
Sementara itu dari
Ekspo Waena dilaporkan, ribuan massa pendemo yang menamakan diri
Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Selasa (2/8) kemarin, melakukan aksi
damai dalam mendukung Konferensi Internasional yang bertema ‘The Road
to Freedom’, Konferensi itu sendiri adalah sebuah kegiatan yang
dilakukan oleh dua lembaga solidaritas Papua, yakni Free West Papua
Campaign yang dikomandani oleh Benny Wenda dan Internasional Lawyer for
West Papua.
Dalam aksi mendukung Konferensi tersebut, Koordinator
Lapangan KNPB, Mako Tabuni, saat diwawancarai di lokasi demo,
menyampaikan bahwa,”Sekarang ini, kami ingin buktikan kepada dunia dan
Indonesia bahwa kami ingin menentukan nasib sendiri melalui
mekanisme-mekanisme hukum yang legal dan sah, baik di Indonesia, maupun
di dunia Internasional,” jelas Mako Tabuni.
Demo yang digadang-gadang
damai tersebut ternyata cukup mengkhawatirkan sejumlah masyarakat di
Kota Jayapura, hal itu, diakibatkan sehari sebelumnya, terjadi aksi
penyerangan terhadap warga yang terjadi di Kampung Nafri, terkait hal
tersebut, Mako Tabuni menyampaikan,”Sekali lagi kami sampaikan bahwa,
ini demo damai, tidak ada anarkis atau kekerasan dan lain-lain, terkait
kejadian di Nafri, itu bukan kerjaan kami, kami tidak tahu menahu soal
itu, kami selalu menempuh jalur demo damai,” jelasnya.
Dari pantauan
Bintang Papua, sejak malam hari, suasana Abepura dan sekitarnya lengang,
sepi dan tidak banyak aktifitas dilakukan masyarakat, hujan yang
mengguyur Abepura sejak kemarin malam, semakin membuat Susana menjadi
sunyi dan sepi, masyarakat juga mengalami kekhawatiran akibat beredarnya
sms gelap yang mengabarkan akan terjadi pembantaian dan lain
sebagainya, yang mengarah pada tindakan anarkis.
Jelang pagi hari
kemarin, hujan masih terus mengguyur Abepura dan sekitarnya, suasana
tetap sepi, hanya beberapa kendaraan yang lalu lalang di jalan raya,
beberapa pemilik toko memilih menutup tempat usahanya, sementara
beberapa lainnya tetap melayani pembeli dengan kondisi pintu setengah
terbuka, jelang siang hari suasana semakin ramai, namun rona waspada
tetap tergambar dari kegelisahan sebagian warga dan aksi bisik-bisik
mempertanyakan demo damai.
Massa KNPB terlihat mulai berkumpul di
depan Expo Waena, berselang beberapa jam kemudian , massa yang berkumpul
semakin banyak dan berkisar ribuan orang, setelah beberapa kali
melakukan orasi, massa pun mulai beranjak dan bergabung dengan ratusan
massa lain yang telah lebih dahulu menunggu di depan Kampus Uncen,
Abepura.
“Saya ingin sampaikan ke teman-teman wartawan bahwa, kami
tidak bergeser ke DPR tetapi kami hanya akan berkumpul di sekitar Abe,
antara di lingkaran atau mungkin di Lapangan Trikora,” jelas Mako Tabuni
kepada wartawan saat menunggu kedatangan massa pendemo dari wilayah
Sentani untuk beranjak ke daerah Abepura.
Setelah bergabung dan
berkumpul dengan massa lainnya di depan Kampus Universitas Cenderawasih,
massa pun beranjak ke pertigaan Abepura, tepatnya di depan Kantor POS
Abepura, massa kamudian terkonsentrasi di lokasi tersebut, orasi pun
mulai dikumandangkan oleh beberapa tokoh KNPB, termasuk Mako Tabuni,
yang berseru kepada seluruh masyarakat untuk tetap tertib dalam
mendukung aksi ILWP dalam Konferensi Internasional di Oxford, Inggeris.
Sepanjang
jalannya Aksi Demo Damai tersebut, beberapa wartawan yang melakukan
peliputan kurang merasa nyaman dengan aksi-aksi sebagian orang yang
memerintahkan mereka untuk tidak mengambil gambar, yang disayangkan oleh
para wartawan adalah, sebelumnya telah terjadi kesepakatan antara
beberapa wartawan dan Mako Tabuni, terkait pelip[utan tersebut, namun,
beberapa orang yang bertugas melakukan pengamanan internal Aksi Demo,
justru melarang pengambilan gambar.
Usai melakukan orasi dan
rangkaian kegiatan lainnya, Demo pun akhirnya selesai dan massa
dibubarkan dengan tertib dan dalam satu komando, Mako Tabuni secara
tegas meminta kepada seluruh massa pendemo untuk beranjak ketitik-titik
yang sudah ditetapkan untuk selanjutnya akan diangkut dengan kendaraan
truk.
Sementara itu, Kegiatan ILWP dalam Konferensi Internasional
adalah melakukan pengkajian hukum terhadap Pepera 1969 yang oleh Free
West Papua Campaign dan ILWP dianggap ‘cacat’, rangkaian kegiatan dalam
Konferensi Internasional tersebut, antara lain, Gambaran tentang situasi
terkini, dengan pembicara, Andrew Smith (Anggota Parlemen), Benny Wenda
(Free West Papua Campaign), Benny Giay (penjelasan situasi terkini
Papua).
Kemudian dalam sesi lainnya dalam Konferensi Internasional
itu, juga dibahas terkait ‘Penyebab PEPERA 1969, yang akan dipandu oleh
Ben Margolis dan pembicara adalah, John Salfolt (Penulis buku
Keterlibatan PBB dalam Pepera) dan Clements Runawery (Saksi hidup PEPERA
1969), serta beberapa agenda lainnya.