Jayapura – Sehari pasca penembakan di tanjakan Kampung Nafri, Kota Jayapura yang menewaskan 1 orang anggota TNI dan 3 warga sipil, serta beberapa orang lainnya luka - luka, Selasa (2/8) Tentara Pembebasan Nasional – Papua Barat (TPN-PB) dengan Panglimanya Danny Kogoya mengaku sebagai pelaku penembakan tersebut. “Kami sebanyak 2 kompi yang melakukan penyerangan kemarin, tujuan kami adalah mau merdeka sendiri di atas tanah kami sendiri, kami tidak mau lagi kompromi dengan pendatang, tidak boleh ada lagi di Tanah Papua Barat,” kata seseorang yang mengaku sebagai Juru Bicara Internasional OPM – TPN PB bernama Mili Name Molo Newi via SMS dan menjelaskan bahwa penyerangan di lakukan oleh Danny Kogoya selaku Panglima OPM – TPN PB.
Dalam SMS lainnya yang diterima Bintang Papua berasal dari Melanesian
Inteligen Service (MIS) Papuan di sebutkan bahwa Dany Kogoya pada
tanggal 1 Agustus 2011 sekitar pukul 11.30 Waktu Papua Barat (WPB)
melapor kepada Mabes OPM/TPN-PB di Victoria Vanimo bahwa telah terjadi
penembakan di Jayapura dan dirinya sebagai pelaku dan hal itu murni
dilakukan oleh OPM/TPN-PB.
Dimana Dani Kogoya menjelaskan sebab dilakukannya penembakan karena ia
menolak kebijakan tokoh intelektual asli Papua di Tanah Papua yang
memiliki KTP sebagai warga NKRI, tidak boleh mengambil keputusan untuk
menyelesaikan masalah Papua di dalam negeri dan tidak punya hak untuk
memutuskan masa depan bangsa Papua karena masa depan Papua sudah ada di
meja internasional.
“Pemerintah RI sudah salah mengkoordinir rakyat
Papua sebagian barisan negara federal Indonesia untuk demo menolak
sidang pembubaran Pepera 69 dan Referendum di Luar Negeri dan
pertahankan NKRI di Tanah Papua,” jelasnya dalam point ke 3 SMS
pernyataan Dany Kogoya yang diterima Bintang Papua.
Sedangkan dalam
point ke 4 pernyataannya Danny segera mendesak agar Presiden RI mengakui
kedaulatan bangsa Papua sebagai bangsa yang merdeka, dan pada point ke 5
ia meminta agar TNI / Polri organik maupun non organik segera di tarik
dari Tanah Papua.
Berdasarkan penelusuran Bintang Papua Danny
Kogoya tergabung dalam kelompoknya Lambert Pekikir yang menamakan
kelompoknya Organisasi Papua Merdeka (OPM) Tentara Pembebasan Nasional
Papua Barat (TPN-PB) dimana kelompok ini mencantumkan alamatnya di Birds
Of Paradise Base Bewani River, Victoria, Vanimo.
Kelompok ini
mulai di proklamirkan di Waris pada 1 Juli 1971, dengan membentuk
semacam pemerintahan sementara yang disebut The Revolutionary
Provincional Gouvernment Of West Papua dengan di motori oleh Yakob Prai
dan Zeth Rumkorem ketika itu.
Dan saat itu Yakob Prai dan Zeth
Rumkorem berdasarkan mandat dari Kantor Perwakilan OPM Luar Negeri Malmo
Sweden Uni Eropa & Markas Besar OPM di Victoria menyerahkan mandat
kepada Lambertus Pekikir dan P. Dany Kogoya, PM.M.Pd untuk membangun
komunikasi dengan kelompok OPM lainnya di Papua Barat dan membenahi
struktur TPN yang sudah mulai hancur sejak 1984 ketika di ketuai
Nikolaus Ipo Hau dan Therianus Yaram.
Selain kepada keduanya, mandat
itu juga diberikan kepada Ones. Z. Kogoya, S.Pak, Agus Kris, dan Stiben
Pagawak, dimana dalam struktural Lambertus Pekikir sebagai Ketua Dewan
Revolusi OPM Papua Barat, sedangkan Danny Kogoya sebaga Juru Bicara OPM
Dalam Negeri Papua Barat, sedangkan Stiben Pagawak sebagai Kepala Staff
Umum-nya.
Sang Jubir ketika di konfirmasi Bintang Papua tentang
jabatan Danny Kogoya yang sebenarnya adalah Jubir sedangkan Panglima
OPM/TPN-PB adalah Lambert Pekikir masih via SMS-nya, ia menjelaskan
bahwa saat ini Panglima OPM /TPN-PB adalah Danny Kogoya.
“Danny
Kogoya Panglima Pusat TPN/OPM-PB, sedangkan Lambert Pekikir sebagai
Ketua Dewan Revolusi Papua Barat”, kata si narasumber yang akhirnya mau
mengakui bahwa nama Mili Name Molo Newi yang ia sebutkan di awal
percakapan via SMS tadi bukan nama sebenarnya namun nama samaran, dan
akhirnya ia mau membuka identitas dirinya namun meminta di rahasiakan.
Penelusuran
Bintang Papua terhadap pengakuan Danny Kogoya ke beberapa informan
Bintang Papua yang mengaku sebagai “orang dekat” Lambert Pekikir juga
mengakui bahwa mereka mengenali dan mengetahui bahwa aksi tersebut
memang di bawa kendali Danny Kogoya, namun nampaknya merupakan inisiatif
sendiri dari Danny Kogoya Cs, karena sebelumnya telah ada instruksi
dari Markas Besar OPM/TPN-PB di Victory untuk tidak melakukan aksi –
aksi penyerangan semacam itu sampai selesainya gelaran ILWP di London
Inggris.
“Instruksi Kantor OPM/TPN-PB Luar Negeri tanggal 26 Juli
2011, seluruh pasukan OPM/TPN-PB di seluruh Tanah Papua agar tidak
melakukan aksi pemberontakan militer selama Sidang Besar ILWP berjalan
di Londong Inggris sampai hasil keputusan sidang 2 Agustus di umumkan.
Setelah itu akan ada instruksi lebih lanjut. Terima kasih, Koordinator
Umum OPM/TPN-PB Lambert Pekikir & MSF (Melanesia Scientology
Forum)”, sebagaimana tertulis dalam sebuah SMS yang ditembuskan ke
Bintang Papua.
Terkait SMS tersebut Jubir TPN/OPM-PB ketika di tanya
Bintang Papua apakah aksi penyerangan yang dilakukan oleh Danny KogoyaCs
sepengetahuan Lambert Pekikir maupun Yakob Prai apa tidak, Sang Jubir
menjelaskan bahwa mereka adalah militer yang tugasnya berperang dan
tidak mencampuri urusan politik yang dijalankan oleh Markas Besar.
“Lambert
Pekikir dan Yakob Prai urusan politik, dan kami militer jadi sudah kami
laporkan semuanya”, kata sang Jubir menambahkan bahwa aksi tersebut
telah mereka laporkan kepada kedua petinggi di maksud
Pengakuan Danny
Kogoya sebagai pelaku penembakan di Kampung Nafri juga di benarkan oleh
salah satu informan Bintang Papua yang tergabung dalam Dewan
Tradisional Papua Daerah Perbatasan, menurutnya pengakuan Danny Kogoya
itu benar, dan ia juga mengakui telah menerima tembusan SMS dari
Melanesian Inteligence Service (MIS) yang sama persis diterima oleh
Bintang Papua yang di kirimkan dari nomor telepon Jubir OPM/TPN-PB.
“penembakan
kemarin memang benar di lakukan oleh Danny Kogoya sebagai Panglima
OPM/TPN-PB yang baru, saya juga sudah mendapatkan informasi terkait hal
itu, hanya saja saya sudah beberapa kali menghubungi nomor kontak Danny
Kogoya namun tidak aktif,”, katanya semalam.
Ketika di tanya tentang
identitas Jubir OPM/TPN-PB yang baru yang mengaku bernama Mili Name Molo
Newi, informan Bintang Papua mengaku tidak mengenal nama tersebut, yang
menurut dugaannya itu adalah nama samaran, namun bila melihat pola dan
taktik yang digunakan dirinya juga meyakini memang benar Danny yang
melakukan penyergapan kemarin, dan itu semua dilakukan tanpa komando
dari Markas Besar di Victoria, namun setelah melakukan barulah ia
melapor.
Dan hal tersebut dilakukan oleh karena kejengkelan dan
ketidak sukaan Danny Kogoya terhadap sepak terjang beberapa orang asli
Papua yang sedang berupaya membawa kembali masalah Papua untuk
diselesaikan dalam negeri, padahal selama ini sudah ada upaya – upaya
dan perjuangan OPM untuk membawa masalah Papua ke dunia internasional.