Festival

WAMENA - Budaya Wamena memang tergolong sangat unik. Tidak hanya orang Wamena yang ikut larut dalam melakoni festival itu (Lembah Balim), namun juga tidak ketinggalan warga pendatang. Hal ini dibuktikan dengan seorang Ibu Lea Karomo (31) (asal Jambi) yang sedang ikut larut dalam acara Festival Balim Wamena dengan mengenakan busana tradisional. “ Saya ikut acara ini selain mengikuti suami karena suami punya budaya, selama saya 12 tahun bersama suami saya Hans Kuwan,  saya mepelajari budaya Balim dan budaya Balim itu sangat unik,”kata Ibu Lea yang warga pendatang itu.

Ibu Lea Karomo (31) (asal Jambi), salah seorang warga pendatang 
yang ikut mengambil bagian dalam Festival Lembah Balim.

Ibu Lea Karomo (31) (asal Jambi), salah seorang warga pendatang yang ikut mengambil bagian dalam Festival Lembah Balim.

“Tak kala banyak nilai positif yang dimiliki orang Balim, yaitu; sebelum pemerinta atau misionaris mengajar cara berternak yang baik, mereka sudah mengetahui bagaimana cara ternak yang bagus, sebelum pemerinta atau misionaris mengajar cara bangun rumah, pagar, jembatan atau bangunan lainnya yang baik sudah mengetahui, sebelum pemerinta atau misionaris mengajar cara bertani atau pertanian yang bagus mereka suda tau, dan keterampilan-keterampilan yang dimiliki seperti membuat noken, gelang, dan lebih lagi nilai sosial yang lainnya seperti kasih sesama sudah miliki,” katanya.
Ibu asal Jambi ini ketika wartawan binpa menanyakan kehadiran dalam Festival dalam tim apa dan ia mengaku hadir disitu sebagai peserta lomba babi garapan dan anak babi yang ia bawa itu diakui piaraan sendiri.
Ternyata bukan ibu yang punya satu anak ini saja tertarik pada budaya balim tetapi juga toris dari manca negara yang dihubungi oleh wartawan bintang Papua diselah-selah kegiatan tersebut ia juga mengaku sangat senang menonton atau mengetahui.