Festival Lembah Balim ke-22 Dibuka

WAMENA - Kebudayaan sebagai salah satu asset dalam pengembangan dunia kepariwisataan, menurut Staf ahli Menteri Pariwisata Kebudayaan dan Multikultur, Hari Untoro Drajad, Senin (8/8), perlu ditingkatkan dan dikembangkan. 
Hal itu diungkapkan saat membuka secara resmi Festival Lembah Baliem ke-22 di Wossilimo, Wamena. “Nilai budaya yang ada di Papua harus terus ditingkatkan  dan dikembangkan untuk semua potensi yang ada, sehingga dapat mensejahterakan masyarakat,” ujarnya. Dikatakan, Papua adalah merupakan koridor 6 (enam) daerah pengembangan di Indonesia, yang meliputi pangan, energi, lingkungan hidup, pemanfaatan sumber daya alam dan pariwisata sebagai salah satu potensi yang dimiliki dengan potensi panorama alam, budaya yang masih utuh,” lanjutnya.

 

Pemberikan kalungan bunga dan pemasangan topi adat  kepada Staf 
ahli Menteri Pariwisata Kebudayaan dan Multikultur, Hari Untoro Drajad, 
pada pembukaan Festival Lembah Balim Senin (8/8),

Pemberikan kalungan bunga dan pemasangan topi adat kepada Staf ahli Menteri Pariwisata Kebudayaan dan Multikultur, Hari Untoro Drajad, pada pembukaan Festival Lembah Balim Senin (8/8),

Festival tersebut, menurutnya  menjadi ikon penting yang harus didukung untuk dikembangkan, sehingga berdampak bagi kesejahteraan ekonomi serta pengembangan daerah. “Manajemen pengelolaan pariwisata harus diperbaiki karena potensi alam,budaya,sangat tinggi nilai jualnya,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Hari Untoro juga meminta kepada Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Papua untuk memperhatikan kondisi ini tersebut. “Perlu adanya pengelolaan yang terpadu, sehingga turis  yang datang ke Papua tidak berlama-lama dan berputar-putar di daerah lain, namun langsung ke Papua,” harapnya.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Provinsi Papua, Dr. Samsul Arif dalam sambutannya yang dibacakan Asisten III Provinsi Papua, Drs. Waryoto mengungkapkan hal yang sama. “Karena akan mengalami banyak persoalan, terutama merebut pasar, sehingga butuh etos kerja. Dengan demikian butuh partisipasi masyarakat. Untuk itu vestifal  ini adalah moment yang sangat penting dimana dapat mengangkat seni, budaya, daerah itu sendiri,” ujarnya.
Ditempat yang sama juga Bupati Kabupaten Jayawijaya Wempi Wetipo, S.Sos.M.Par. menambahkan, Festival Lembah Baliem diharapkan menjadi iven internasional. “Kalau bisa bukan saja ivent nasional, namun internasional, sehingga daerah ini dapat diangkat,” tuturnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayawijaya, Ratna Isbudiarti SE, selaku ketua panitia dalam laporannya mengatakan, kegiatan festival Budaya Balim tahun 2011 ini kegiatan terpenting untuk mengangkat nilai-nilai kebudayaan Kabupaten Jayawijaya khususnya dan Papua pada umumnya.
Dalam pembukaan tersebut Bupati Kabupaten Jayawijaya Wempi Wetipo, S.Sos. M.Par dalam sambutannya mengatakan bahwa sejak pesta budaya atau Festival Budaya Balim pertama masyarakat Balim mengharapkan kehadiran menteri kebudayaan dan pariwisata namun sampai ke 22 ini pun hadir juga oleh perwakilan atau utusan, hal tersebut masyarakat sangat kesal.
Acara vestival ini diisi dengan beberapa kegiatan kebudayaan balim yang diantaranya:
1. Perang-perangan (Wim)
2. Tarian Daerah (Etai)
3. Musik tradisional (Pikon)
4. Garapan babi (Wam Ena)
5. Anyaman Gelang (Sekan)
6. Peradan (Sikoko)
Dalam pembukaan acara Festival dihadiri oleh ratusan toris manca negara dan local,  selain itu tamu para undangan dan jurnalis. Acara tersebut akan berlangsung selama 3 hari.