JAYAPURA—Wakil Ketua Komisi A DPRP yang membidangi masalah politik, hukum dan HAM, Ir Weynand B Watori menegaskan, TNI dan Polri harus menghindari pendekatan represif, tetapi mengedepankan persuasif  dalam rangka menjaga keamanan masyarakat di Papua.

Hal ini disampaikan Weynand Watori menjawab Bintang Papua di ruang kerjanya, Selasa (9/8) terkait maraknya aksi kekerasan belakangan ini di Provinsi Papua Menurut salah satu bakal Calon Wakil Gubernur Provinsi Papua ini,  sebagai salah satu pihak yang  bertanggungjawab menyangkut masalah keamanan untuk mereposisi diri, serta memperbaiki cara- cara pendekatan dengan mengedepankan persuasif yang menunjukkan wajah keindonesiaan, yang telah direformasi.
Menurut Ketua DPD Partai Kedaulatan Provinsi Papua ini, apabila TNI dan Polri  masih terus mempertahankan pendekatan represif, maka rakyat Papua dapat melihat ternyata  wajah militer  yang selalu dipertontonkan seperti sebelumnya. Pasalnya, rakyat Indonesia tak lagi hidup di dalam rezim Soeharto, tapi  di era reformasi yang mestinya  lebih  baik penanganan kasus kasus seperti ini supaya ada simpatik dari rakyat kepada TNI dan Polri.   “Apakah kejadian ini sedang dirancang untuk menjadikan Papua seperti Poso dan Ambon,” katanya.
Karena itu, tandasnya, Komisi A DPRP akan menyurati  TNI dan Polri yang  bertanggungjawab soal keamanan khususnya di Papua.
“Apakah ini hanya karena kreatifitas para elite yang ada di Papua yang bertanggungjawab atau ada perintah dari pusat. Kalau betul  patut mempertanyakan semua itu,” ungkapnya.