Buchar Tabuni was released from Abepura prison on August 17 in Jayapura, West Papua. He was imprisoned after taking part in a peaceful demonstration in October 2008 supporting the launch of the International Parliamentarians for West Papua (IPWP) in the UK Parliament.

Many other political prisoners remain in prison, including Filep Karma, serving 15 years for raising the banned Morning Star flag.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bintang Papua, 17 August 2011
[Abridged in translation by TAPOL]

Sentani: Buchtar Tabuni, the chairman of KNPB, the West Papua National Committee was one of 656 prisoners in Papua to receive remission of his sentence, granted to prisoners on the occasion of the anniversary of Indonesia's independence on 17 August 1945.

While other prisoners were eagerly awaiting news of something they have been waiting for for a very long time, Buchtar said he regarded his remission as an 'insult' for the people of West Papua.

The remission of three months meant that his incarceration has come to an end.

Speaking to his many supporters who were there to welcome him at the prison gate, Buchtar said that hr does not recognised this independence day because 'our ancestors never fought for an Indonesian government but fought for the Melanesian people.'

He said that the remission was merely an attempt by the Indonesian government to improve its reputation on the international stage.

'They think that with my release on this day, it means that I will show my love and affection for Indonesia, but that is not so. I will continue my struggle for this nation even more radically than before,' he said, to the cheers of his supporters.

He used the occasion to congratulate the Indonesian government on the anniversary, and went on to ask the government to give its support to the Papuan people who are yearning for their independence.

Following his release, Buchtar was accompanied on his way home by scores of his supporters. The convoy of vehicles accompanying him on his way home in Sentani caused serious traffic congestion but the situation remained calm.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Buktar Tabuni Bebas
[www.bintangpapua.com]
Rabu, 17 Agustus 2011 17:58

Buktar: Pembebasan ini Suatu Penghinaan

Buktar Tabuni yang kemarin mendapat remisi tiga bulan mengakibatkan yang bersangkutan langsung menghirup udara bebas.
SENTANI- Buktar Tabuni (BT), Ketua Umum KNPB (Komite Nasional Papua Barat) merupakan salah satu dari 656 Napi di Papua yang mendapat remisi 17 Agustus, Rabu (17/8), kemarin.
Bagi setiap Napi, tentunya remisi merupakan salah satu momen yang ditunggu-tunggu agar hukum mereka bisa dikurangi. Namun lain halnya bagi Buktar, justru remisi ini dianggap sebagai suatu penghinaan bagi bagi ‘bangsa Papua Barat’. Ya, genap sudah Tiga tahun masa hukuman yang dijalani BT sebagai tahanan yang sebelumnya dipenjara dengan tuduhan penghasutan.
Sebagai tahanan titipan di Lapas Narkotika Kelas II A Jayapura, Buktar Tabuni mendapatkan remisi II dengan 3 bulan pemotongan masa tahanan. Bertepatan dengan itu pula, Buktar Tabuni juga telah selesai menjalani masa tahanannya. Ia dinyatakan bebas secara langsung.
Kebebasan itu disambut isak tangis haru oleh Buktar Tabuni dan masa pendukungnya, yang menjemputnya secara langsung di depan pintu gerbang Lapas.
Sayangnya pembebasan tanpa syarat yang di terima Buktar diklaimnya sebagai penghinaan bagi bangsa Papua Barat.
Hal itu di katakan Buktar Tabuni, di hadapan belasan massa pendukungnya tepat di depan pintu gerbang lapas Narkotika kelas II A Jayapura, Rabu (17/08) siang.
Dengan lantang, BT tidak mengakui hari kemerdekaan RI di Papua, karena menurutnya nenek moyang Bangsa Papua tidak pernah berjuang untuk Pemerntah Indonesia, namun mereka berjuang untuk Bangsa Malenesia. Karena itu, BT bersama tahanan politik lainnya menggap pembebasan BT di hari Kemerdekaan RI ke -66 merupakan suatu penghinaan bagi bangsa Papua Barat.
BT juga membantah pembebasan yang diterimanya pada tanggal 17 Agustus adalah rekayasa dan hanya merupakan konfirasi politik pemerintah Indonesia, dimana sengaja di lakukan untuk pemutihan nama baik di mata internasional. Karena sebenarnya BT tidak mendapatkan remisi 3 Bulan akan tetapi hanya dua minggu tiga hari.
“Mereka fikir saya bebas hari ini, saya akan mencintai indonesia, tidak.. saya akan kembali memperjuangkan Negeri ini lebih redikal lagi,” teriak BT dengan lantang, yang di sambut teriakan massa pendukungnya.
BT lalu memberikan ucapan selamat pada pemerintah Indonesia yang tengah merayakan kemerdekaannya, dan juga meminta bantuan baik secara moril dan material kepada pemerintah untuk memberikan dukungan untuk bangsa Papua Barat yang menginginkan kemerdekaannya.
Dari pantaun Bintang Papua di lapangan, kehadiran Buktar Tabuni di jemput puluhan massa pendukungnya kemudian diantar pulang ke kediamannya dengan arak-arakan kendaraan, bahkan mereka sempat konvoi dari Lapas Doyo baru menuju Sentani.
Arak-arakan kendaraan motor dan mobil massa pendukung BT sempat membuat arus lalu lintas di daerah tersut macet, namun situasi dan kondisi di lapangan cukup kondusif.

Foto's op West Papua Media Alerts