Dari Acara Cofee Morning  Berbagai Elemen dengan Walikota Jayapura

Munculnya berbagai tindak kriminal serta situasi tak nyaman di Kota Jayapura belakangan ini, mengundang keprihatinan sejumlah elemen di Kota Jayapura.  Berkaitan dengan itu, Kamis (18/8) kemarin telah dilakukan coffee morning dengan walikota Jayapura. Apa saja yang terungkap?

Laporan : Veny Mahuze, Bintang Papua

Kerinduan semua elemen Masyarakat akan Kedamaian, ketenangan dan Ketentaraman hidup di Kota Jayapura, diharapkan menjadi satu pemahaman bersama semua unsur masyarakat  Kota Jayapura yang pluralitas.  Keprihatinan itu diungkapkan berbagai unsur masyarakat di Kota Jayapura yang diwakili para Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama Islam, Hindu, Budha, Kristen, Katolik serta  perwakilan Paguyuban yang ada di Kota Jayapura. Ungkapan Keprihatinan itu disampaikan kepada Wali Kota dan Muspida dalam suatu pertemuan khusus “Cofee Morning”, Kamis (18/8) di Kantor Wali Kota Jayapura. Keprihatinan, sehubungan dengan situasi Keamanan di Kota Jayapura, tepatnya di Kampung Nafri dan sekitarya yang mengakibatkan timbulnya rasa tidak nyaman dimasyarakat Kota Jayapura yang pluralitas. Banyak masukan diberikan para Tokoh Agama kepada Wali Kota, pun sebaliknya, masukan diberikan unsur masyarakat Paguyuban dan Pemuda, agar Pemerintah Kota Jayapura segera mengambil langkah langkah dan bertindak menetralisir keadaan dengan memberikan rasa nyaman kepada semua masyarakat.
Salah satu perwakilan masyarakat yang diberikan kesempatan menyampaikan uneg unegnya mengungkapkan kepada Wali Kota,”Kita yang tinggal di Kota Jayapura, merupakan masyarakat dengan berbagai latar belakang, Agama, ras, Budaya perlu mempunyai persepsi yang sama tentang Budaya Papua, sebeb tempat dimana kita ada dan berad adalah Papua, khusus Kota Jayapura, adalah suatu kebaikan bersama yang perlu dibangun dalam rangka membina kehidupan bersama yang Damai di Kota Jayapura, dengan perlunya dilakukan kajian mendalam antar unsur Pemerintah dan semua Staholder untuk mencari bentuk yang pas dalam menyatukan semua unsur masyarakat diPapua, dimana penyatuan itu dapat menimbulkan rasa kebersmaan  antar satu suku dengan yang lainya  hingga terbentuk satu pemahaman, bahwa kita sama, kita ada, hidup dalam Toleransi, kebersamaan dan keragaman  Budaya, namun tetap mempunyai persepsi sama tentang Budaya Papua.
Gerakan semacam ini, belum ada dalam kehidupan masyarakat Kita di Kota Jayapura, untuk itu, perlu kajian bersama dalam memncari bentuk yang pas. Kalau di Papua, dominan yang nampak jelas adalah Sepak Bola, kita dapat melihat, betapa Sepak Bola begitu menyatukan semua elemen masyarakat di Papua, tanpa membedakan dia dari mana, namun hal itu begitu nampak, ada rasa kebersamaan yang kental diantara masyarakat.
Bentuk serupa dengan cara yang berbeda, perlu dicarikan solusi, kira kira seperti apa, apakah budaya, maka perlu kajian lagi, dalam rangka menyatukan multi Cultur di Papua, khusus Kota Jayapura, ungkap perwakilan masyarakat itu.
Ditempat yang sama, perwakilan Warga mengungkapkan kepada Wali Kota, agar ada pembenahan KTP khusus Warga Kota Jayapura. Pengalaman menunjukkan , banyak warga tak ber KTP yang datang daril luar Papua, justru melakukan  tindak kejahatan, bila seseorang memiliki KTP, identitas yang jelas , maka dapat dilacak, bila kedapatan melakukan kejahatan yang meresahkan banyak orang.
Ungkapan keprihatinan yang sama, datang dari  Perwakilan Pemuda Kampung nafri yang hadir dalam kesempatan Cofee Morning, yang  mengungkapkan, “ Kami Pemuda Kampung Nafri dengan terbuka mengatakan bahwa, peristiwa yang terjadi di Kampung Kami Nafri, bukan dilakukan oleh Pemuda Kampung Nafri, dengan peristiwa itu saja, kami merasa prihatin dan hidup tidak tenang, seakan akan ada tuduhan yang dialamatkan kepada orang Kampung Nafri bahwa, kami yang melakukan dan menimbulkan semua keresahan ini, padahal bukan kami yang melakukan semua kekerasan di Kampung Nafri, untuk itu sebagai Pemuda, serta mewakili masyarakat Kampung Nafri, kami minta  Bapak Wali Kota untuk segera membangun Pos Keamanan di Kampung Nafri, sebab kejadian itu bukan yang pertama kali terjadi melainkan telah berulang kali terjadi, hingga perlu ada Pos Pengamanan di Kampung Kami, ungkap Perwakilan Pemuda  Kampung Nafri.
Wali Kota Jayapura, Benhur Tommy Mano dalam kesempatan itu mengungkapkan, telah masuk dalam agenda kerja Pemda Kota Jayapura, namun dirinya sebagai Wali Kota berterima kasih kepada para Tokoh Agama, Masyarakat dan Paguyuban, karena telah memberikan masukan kepada Pemda Kota Jayapura, agar Pemerintah juga mendengar apa yan menjadi kebutuhan masyarakat hingga jadi perhatian Pemda Kota Jayapura.
Wali Kota mengungkapkan, selain menghargai ungkapan keprihatinan yang diungkapkan para Toga, Tomas dan Perwakilan Paguyuban dan Pemuda, ia secara khusus memberikan harapan kepada semua bahwa, Kota Port Numbay, milik semua orang yang tinggal disini, hingga dsisebut orang orang Port Numbay. Jangan ada lagi sebutan, kamu orag gunung, kamu dari Pantai, semua kita sama, tinggal dan melayani masyarakat Kota Jayapura.
Wali Kota memastikan,  masalah keamanan dan keresahan yang terjadi belakangan ini, sudah diserahkan kepada pihak Kemanan, dalam hal ini Kapolresta Jayapura.  Ia mengigatkan semua Tokoh Agama  atas nama Pemerintah Kota Jayapura, agar para Tokoh Agama tidak mengeluarkan statemen yang meresahkan orang atau kelompok lain, Pemkot sudah serahkan masalah Keamanan Kota ini kepada pihak Keamanan, ungkapnya.
Wali Kota berharap, agar sirahturahmi sepertti yang terjadi dengan para Toga, Tomas dan perwakilan Paguyuban tidak sampai disini saja, melainkan pertemuan serupa akan dilakukan tiga bulan sekali.