Kemarin, Pertemuan Tertutup dengan MRP

 

JAYAPURA- Perkembangan situasi di tanah Papua, termasuk berlarut-larutnya Pilgub Papua serta keberadaan Unit Percepatan Pembangunan  Papua dan Papua Barat (UP4B),  mulai menarik perhatian Pemerintah Belanda dengan mengutus Kedutaan Besar (Kedubes)nya ke Papua dan Papua Barat.

Selasa (13/3) kemarin, pihak Kedubes Belanda diwakili oleh H. E. Mr. Tjeerd Feico De Zwaan yang didampingi Sekretaris I, Onno Tjeerd Koopsmans, Assistant, Sarah Suhartono dan Staff Kedubes Belanda, Susilo Adi Kuncoro melakukan pertemuan denan Majelis Rakyat Papua (MRP) diwakili Wakil Ketua MRP, Ofni Simbiak, Sekretaris MRP, Seklis Alfans Rumbekwan, Pokja Agama, Drs. Yoram Wambrauw. Sayangnya pertemuan Kedubes Belanda dengan MRP  yang berlangsung di kantor MRP di Kotaraja ini  tertutup, sehingga bagaimana suasana pertemuan itu tidak sempat terekam oleh wartawan.
Demikian Wakil Ketua (Waket) MRP, Ofni Simbiak kepada wartawan usai melakukan pertemuan secara tertutup dengan pihak Kedubes Belanda, mengatakan pertemuan ini dalam rangka kunjungan kerja (Kunker) ke Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, untuk mengetahui situasi yang terjadi di Tanah Papua dan kunker kali ini merupakan kunjungan kekeluargaan, dikarenakan ada kedekatan personal dan keterikatan sejarah.
Dikatakan, kedatangan Kedubes Belanda kali ini untuk meminta masukan dari semua komponen atau stokeholder yang ada di Papua, guna mengetahui perkembangan pembangunan di Tanah Papua. “Jadi, selain itu juga terkait dengan Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B), dimana Kedubes Belanda menanyakan sudah sejauh mana sosialisasi terhadap pelaksanaannya dan apakah sudah diketahui oleh seluruh rakyat Papua,” katanya. Lanjutnya, pada pelaksanaan UP4B nantinya kedepan, apakah? Akan dibuatkan suatu Peraturan Daerah Khusus (Perdasus) dan segala permasalahan dari UP4B itu masih akan dibahas, dimana kami selaku lembaga cultural orang asli Papua juga akan menyampaikan pendapat-pendapat kami mengenai UP4B. “Yang terlebih dahulu kami akan mempelajari dari pelaksanaan UP4B tersebut, sebelum kami melakukan sosialisasi kepada masyarakat Papua, bagaimana kami mau sosialisasi kepada masyarakat, kalau kami belum mempelajarinya,” jelas Ofni Simbiak ketika didampingi Drs. Yoram Wambrauw dan Seklis Alfrans Rumbkewan.
Ofni Simbiak menyatakan, terkait dengan penyelenggaraan Pemilihan Gubernur (Pilgub) yang sampai saat ini belum jelas pelaksanaannya apakah di KPU Papua atau di DPR Papua, sehingga kami menghimbau kepada Penjabat Gubernur Papua, KPU Papua dan DPR Papua untuk datang menghadap kepada kami (MRP, red). “Guna menjelaskan apa sebenarnya permasalahan yang terjadi, sehingga proses tersebut tidak berjalan sesuai mekanisme,” tegasnya.
MRP mengkhawatirkan dengan adanya masalah ini akan semakin panjang dan berlarut-larut bila tidak segera dibicarakan secara cepat dan secara baik-baik, dimana yang akan menjadi korbannya adalah rakyat Papua. “Kalau memang dalam Perdasus Pilgub masih ada kesalahan maupun kekurangan, maka harus secepatnya dibahas guna diperbaiki demi terwujudnya pelaksanaan Pilgub Papua yang damai,” pungkasnya.