JAYAPURA - Kapolda Papua Irjen Pol Bigman Lumban Tobing menduga, penembakan pesawat Trigana Air di  bandara Mulia Puncak Jaya, 8 April lalu, dilatar belakangi politik. Namun, untuk membuktikannya membutuhkan proses yang panjang.  “Ada  tendesi  politik  dalam kasus penembakan Trigana Air, tapi kami masih mengembangkannya,” ujar Kapolda usai menggelar pertemuan dengan Dinas Perhubungan Provinsi Papua dan sejumlah operator penerbangan perintis, Senin 30 April di Mapolda Papua Jayapura.
Meski Kapolda menyatakan ada tendensi politik dalam peristiwa penembakan itu, tapi tidak bersedia membeberkan apakah terkait dengan proses Pemilukada Bupati yang sedang berlangsung di Puncak Jaya. “Pokoknya nantilah saya beberkan, kami masih terus mendalaminya,”kata dia.

Mengenai hasil pertemuan dengan operator penerbangan perintis, menurut Kapolda, untuk  mencapai kesepakatan, maskapai bersedia kembali terbang ke Mulia. “Kami mencoba menghimbau operator penerbangan bersedia terbang lagi ke Mulia, dengan jaminan keamanann”ucapnya.
Kendati demikian, sambung Kapolda, pihaknya tidak memaksa maskapai untuk kembali terbang ke Mulia. “Kami tidak mungkin memmaksa mereka, yang pasti kami sudah memberikan jaminan, dan situasi di Mulia sudah kondusif. Masyarakat sangat membutuhkan penerbangan terutama mengangkat bahan pokok dan BBMn,”paparnya. Operator penerbangan, kata Kapolda, masih meragukan jaminan keamanan dari aparat. “Mereka ragu penjagaan di sekitar bandara,  padahal kami sudah membuat pos permanen di sekitar bandara dan di bukit-bukit yang kemungkinan penembak jitu bisa beraksi disana,” tukasnya.
Wakapolda Papua Brigjen Paulus Waterpauw menyatakan, penjagaan di sekitar bandara Mulia saat ini cukup ketat, dengan menempatkan puluhan personil di pos permanen yang sudah dibangun. “Kami kira tidak ada lagi cela bagi kelompok orang tak dikenal untuk kembali melancarkan aksinya, karena aparat gabungan yang bertugas disana cukup banyak mencapai 25 orang, dan bisa ditambah, kalau ada pesawat yang datang,”imbuhnya.
Ditanya mengenai kontribusi Pemda kabupaten Puncak Jaya terhadap pengamanan bandara, Wakapolda mengatakan, sama sekali tidak ada. “Pemda Puncak Jaya sibuk dengan urusan Pilkada, tidak ada kontribusi yang diberikan mereka,”ucap dia.
Sales Manager Cargo PT Trigana Air, Murwantoro menyatakan, hasil pertemuan dengan pihak Polda akan dilaporkan ke manamejem,  untuk pengambilan  keputusan kapan akan melayani kembali penerbangan ke Mulia.”Saat ini kami masih focus memperbaiki pesawat yang tertembak, dan tadi pagi sudah mengirim 4 orang teknisi ke Mulia. Jadi, belum ada kepastian kapan perbaikan tuntas,”paparnya. 
Ia melanjutkan,  Trigana Air yang beroperasi di Papua, kekuranga armada, pasca satu armada tertembak.  ‘’Pesawat kami sisa  2 unit, sementara itu  difokuskan untuk pelayanan perintis di Timika, dan masih  terikat kontrak selama satu tahun, sehingga kami juga belum bisa memastikan kapan bisa melayani rute ke Mulia,”ungkapnya.
Sementara itu,  langkah-langkah yang sudah dilakukan Dinas Perhubungan, membabat semak-semak yang ada di sekitar bandara Mulia. “Mengantisipasi gerakan-gerakan yang mencurigakan, kami sudah babat semak belukar di sekitar bandara, sehingga jarak pandang dapat terjangkau lebih luas,”ucapnya.
Sementara untuk pagar pembatas di landasan pacu, akan dibangun secara bertahap. “Kami akan memagari landasan pacu, untuk menghindari warga lalu lalang di dalam,”ujarnya.
Sedangkan wakil ketua DPR Papua Yunus Wonda meminta kelompok penggangu keamanan di
Puncak Jaya segera menghentikan aksi-aksi terror dan penembakan kepada masyarakat setempat, karena  gerakan yang dilakukan tersebut akan merugikan banyak pihak dan terutama masyarakat. “Stop segala kegiatan yang mengganggu keamanan, ketertiban dan kenyamanan di Mulia. Kekerasan bukan solusi, hanya akan mengorbankan masyarakat tak berdosa,” tukasnya.
Mengenai kelompok pelaku aksi teror di Mulia, Yunus Wonda enggan berandai-andi.  “DPR Papua tak mau berandai-andai bahwa peristiwa penembakan pesawat Trigana Air ada hubungannya dengan tendesi politik didaerah itu, yang kini  sedang menghadapi pemilukada bupati setempat. Itu ranahnya penyidik untukl menyimpulkan,”imbuh dia.