Di Makam Theys, Aparat Bubarkan Massa dengan Tembakan

 

Sebanyak 400 Bintang Kejora (BK) dikibarkan warga masyarakat di wilayah II Saireri, Kepulauan Yapen Memperingati 1 Mei, kemarin. JAYAPURA—Sebanyak  13   orang  pengunjukrasa   berhasil ditangkap  aparat  gabungan  terdiri  dari  Polres  Jayapura, Polres  Jayapura Kota didukung  pasukan  Brimobda  Papua ketika peringatan    Hari  Aneksasi   atau  Integrasi  Papua  Barat  ke dalam  pangkuan  Negara Republik  Indonesia  di  Makam  Theys, Sentani Kota, Kabupaten  Jayapura, Selasa (

Selain mengamankan 13 orang,  aparat  juga menyita  puluhan Bendera  Bintang  Kejora    yang  sengaja  dikibarkan  massa pro  kemerdekaan  Papua Barat.  
Kabid  Humas Polda Papua  yang dikonfirmasi  disela  sela aksi unjukrasa  KNPB  di Taman  Imbi, Kota Jayapura  membenarkan adanya  aksi pengibaran  bendera  Bintang Kejora di  Makam Theys di Sentani ketika peringatan    Hari  Aneksasi   atau  Integrasi  Papua  Barat  kedalam  pangkuan  Negara Republik  Indonesia.
Dikatakan   ke-13 orang  pengunjukrasa tersebut diamankan  guna  proses hukum lebih lanjut.    Khusus di  Kota  Jayapura  dan Sentani,   lanjut dia,  pihaknya mengerakan  485  personil  didukung  kendaraan lapis  baja  untuk mengamankan  aksi  unjukrasa  sekaligus menjaga  kantibmas. 
Dia mengatakan, aksi  unjukrasa tersebut  serentak dilakukan  massa  KNPB  di sejumlah  wilayah di  Papua  seperti  di  Sorong melibatkan 200  massa, Pegunungan Bintang  dan  Manokwari.
Pantauan Bintang Papua di lapangan Makam Thyes, dari peristiwa pengibaran bendera tersebut, pihak kepolisian yang sudah berjaga sejak pagi akhirnya melepaskan tembakan beberapa kali ke arah udara untuk membubarkan massa yang berkumpul di tengah Lapangan Theys Sentani.
Sejak massa berkumpul, dua buah kendaraan barakuda milik Polri, beberapa truk polisi dan kendaraan watercanon serta ratusan anggota kepolisian berjaga di depan Lapangan Theys Sentani.
Dari data yang berhasil dikumpulkan di lapangan, aksi pengibaran bendera sejenis BK tersebut dilakukan dengan cara menggerek bendera tersebut ke tiang,  yang dilakukan oleh kelompok yang menamakan dirinya West Papua Comunity Organization (WestPaCo).
Bendera sejenis Bintang Kejora dikibarkan dengan terburu-buru karena aparat kepolisian langsung masuk dengan mengeluarkan tembakan ke atas, dan mobil barakuda langsung masuk ke lapangan menuju tiang bendera dimana bendera sempat berkibar kurang dari satu menit dan langsung ditabrak dengan mobil barakuda, dan bendera kemudian diamankan oleh aparat Kepolisian dari Polres Jayapura.
Dalam situasi tersebut, polisi mengamankan 13 orang pelaku yang ikut dalam pengibaran sejenis bendera BK di tempat kejadian, kemudian diamankan di mobil tahanan polisi dengan penjagaan ketat. Salah satu yang ditangkap mengaku seorang pendeta, yaitu Pdt. Darius Kogoya, S.Th. Saat dilakukan penyisiran dan penangkapan di lapangan, terlihat ada seorang yang membawa senjata laras panjang jenis AK. Saat ini ke 13 orang yg di tangkap dibawa ke Malposek Sentani Kota guna pemeriksaan lebih lanjut.
Kapolres Jayapura AKBP Anthonius Wantri Julianto, SIK yang dikonfirmasi mengenai hal ini membenarkan perihal pengibaran bendera sejenis BK tersebut.
“Bendera itu bukan BK tetapi sejenis BK karena dalam bendera tersebut gambarnya terdiri atas gambar bintang, rumbai dan kapak (biasanya bendera BK hanya terdiri dari gambar bintang dan garis-garis saja-Red),” jelasnya melalui telepon celularnya kepada Bintang Papua Selasa sore (01/05).
Disebutkan Kapolres, dari peristiwa pengibaran ini, sebanyak 13 orang berhasil diamankan dan sementara ini sedang diperiksa untuk memperoleh keterangan lebih lanjut.
“Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kali ini,” tegas Kapolres selanjutnya.
Tidak hanya itu, dalam kejadian kali ini, setelah dilakukan penyisiran oleh pihak kepolisian dalam hal ini jajaran Polres Jayapura berhasil mengamankan beberapa barang bukti seperti panah, kapak dan parang.
Sekitar pukul 15.30 WIT, situasi di sekitar Lapangan Theys sudah kembali kondusif, pertokoan yang tadinya tutup sudah kembali buka. Jalanan yang tadinya sepi dan sempat ditutup oleh pihak kepolisian untuk kepentingan pengamanan pun sudah kembali dibuka. Arus lalu lintas yang sempat macet di jalan-jalan potong depan Puskesmas Sentani dan Bandara Sentani pun akhirnya kembali normal.
Untung saja, serangkaian kegiatan dalam rangka memperingati HUT ke-49 kembalinya Irian Barat ke NKRI di tingkat Kabupaten Jayapura  dipusatkan di kawasan Khalkote Distrik Sentani Timur sehingga tidak terganggu dengan adanya massa yang membuat kegiatan di Lapangan Theys Sentani.

1 Mei, Pemkab Jayapura Pusatkan di Khalkote
Sementara itu, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-49 kembalinya Irian Barat ke pangkuan NKRI yang jatuh pada tanggal 1 Mei, Pemerintah Kabupaten Jayapura menggelar serangkaian kegiatan yang dipusatkan di Khalkote.
Selasa pagi (01/05) sekitar pukul 08.00 WIT bertempat di depan Koramil Sentani, Penjabat Bupati Kabupaten Jayapura Jansen Monim, ST.MM pun membuka secara resmi karnafal  yang diikuti oleh pasukan mahasiswa, anak sekolah, paguyuban-paguyuban, Jayapura Tiger Motor Club (JTMC), klub motor Vespa dan klub mobil jeep yang membawa para pelaku sejarah seperti Ramses Ohee dan para veteran pejuang menuju ke kawasan Khalkote Distrik Sentani Timur.
Setelah sampai di Khalkote, rombongan pun segera mengatur barisannya masing-masing dan melaksanakan upacara bendera. Sempat dihadirkan aksi para marinir ketika hendak mengamankan wilayah teritorialnya dengan atraksi turun dari sekoci dan meledakkan bangunan miniatur sebagai gambaran jika para marinir ini tengah berperang.
Aksi replika pasukan pejuang tempo dulu pun dihadirkan dalam kesempatan ini. Sayangnya, aksi terjun payung yang rencananya akan dipertontonkan kepada masyarakat tidak jadi dilaksanakan.
Dalam sambutannya, Penjabat Bupati Kabupaten Jayapura Jansen Monim, ST.MM mengatakan bahwa pada peringatan kali ini, dapat dilihat segala upaya pembangunan yang dilakukan sejak integrasi Papua ke dalam pangkuan NKRI selama 49 tahun.
“Dengan segala keterbatasan, kita telah melangkah maju mengukir berbagai hasil-hasil pembangunan hingga kini di era pembangunan dalam kerangka Undang-Undang Otonomi Khusus (Otsus),” tandasnya.
Dijelaskannya, namun tidak dapat dipungkiri bahwa dengan diberlakukannya Otsus telah banyak hasil-hasil pembangunan yang ditandai dengan telah adanya perubahan hidup rakyat yang semakin meningkat dan baik, kesempatan memasuki dunia pendidikan yang semakin luas, peluang usaha semakin terbuka dan terhubungnya daerah yang satu dengan daerah yang lain.
“Demikian juga kita akui bahwa Otsus ini belum memberikan hasil yang optimal meskipun telah didukung dengan Dana Otsus yang sangat besar,” imbuhnya.
Lanjutnya, hal ini tercermin dari masih adanya kesenjangan ekonomi yaitu masih terdapatnya sebagian masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan, pendidikan belum merata sampai ke pedalaman, masih terbatasnya kesempatan kerja bagi lulusan pendidikan, timbulnya urbanisasi akibat semakin baiknya perkembangan dan kemajuan daerah perkotaan.
“Melihat kondisi riil masyarakat kita, maka telah diupayakan terobosan pemerintah daerah melalui kebijakan program pemberdayaan distrik dan kampung serta program respek, yang diharapkan dapat memacu pembangunan di Tanah Papua untuk mengejar ketertinggalan dari daerah lain,” urainya.
Ditambahkannya, menyikap perkembangan beberapa situasi dan kondisi di Tanah Papua akhir-akhir ini yang cukup memprihatinkan, maka patut dipahami dan disikapi secara arif dan bijaksana. Dimana diharapkan masyarakat dapat turut serta menjaga stabilitas keamanan di Papua karena hal tersebut bukan saja tanggung jawab TNI-Polri tetapi juga seluruh komponen masyarakat.