’Ide Gila’ Sang  Mediator  dan Juru Damai Era 70-80-an Untuk Penyelesaian Masalah Papua, Frans Leo  (bagian-2)

Frans Leo- Sang mediator dan juru damai antara OPM dengan aparat keamanan di era 70-80- an yang begitu terkenal,dan kini menjadi Ketua LSM Fajar Khatulistiwa mencoba menawarkan ide sekaligus sejumlah program  sebagai solusi untuk penyelesaian masalah-masalah di Papua. Apa saja programnya ?

Daud Sonny- Bintang  Papua

 

 “Untuk bisa mengalihkan sekaligus meredahkan situasi dan kondisi keamanan dan politik yang cenderung’memanas’ di tanah Papua, khususnya di Ibu Kota Jayapura, maka tindakan dan pengamanan yang perlu diambil adalah segera meluncurkan dan menampilkan program-program yang mustahil tetapi rill, nekad tetapi bertangggung jawab, dengan mengandalkan mukjizat dan keajaiban Tuhan” jelas Frans Leo  saat bincang-bincang dengan  Bintang Papua.
Dikatakan, untuk bisa dan mampu mensejahtra dan memakmurkan rakyat Papua hanya dengan konsep dan metode serta cara ’’ ORANG MISKIN MENGANGKAT ORANG MISKIN, ORANG SUSAH MENOLONG ORANG SUSAH”, niscahya dalam kurun waktu 5 tahun, tidak ada orang Papua yang miskin lagi, demikian juga orang pendatang akan ikut terangkat menjadi maju dan sejahtra.
LSM Fajar Khatulistiwa dengan Program Terpadu Aurina, dalam kurun waktu 5 tahun orang Papua bisa punya pendapatan, rata-rata setiap tahun mencapai 50 juta rupiah dengan tanpa harus bekerja.
Dikatakan, LSM Fajar Khatulistiwa dengan Program Terpadu Aurina, dalam kurun waktu 5 tahun orang Papua akan menjadi majikan orang pendatang, Orang pendatang akan menjadi pengerja orang Papua, yang selama ini menjadi mustahil itu.
Program dan konsep LSM Fajar Khatulistiwa, sama sekali tidak mengantung dan mengandalkan dana APBD dan APBN serta dana otsus, namun lewat pemberdayaan dan swadaya masyarakat, untuk upaya bisa
memerdekakan rakyat Papua dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan, guna menyongsong hari esok yang aman damai dan sejahtra.
LSM Fajar Khatulistiwa dengan Program Pusat Lapangan Kerja (PLK) dan Pusat Tempat Usaha (PTU), di daerah Keerom dan daerah Lereh dengan memfokuskan di bidang pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan darat dan industri pengolahan pangan, sanggup menampung ribuan orang tenaga kerja dan kesempatan berusaha. Pria yang pernah menjadikan ankanya menjadi jaminan bagi OPM ini,  mengatakan, LSM Fajar Khatulistiwa dengan program pemberian makanan bergizi untuk ibu hamil, ibu menyusui dan balita yang dihasilkan di tempat, guna melahirkan manusia Papua baru berkwalitas, yang dimulai dari rahim Ibu, dengan membangun dapur gizi di setiap kampung secara cuma-cuma yang langsung bisa mencapai tujuanya.
Untuk bisa berhasil atas program-program tersebut di atas, LSM Fajar Khatulistiwa punya ketentuan dan syarat yang mutlak :
1.    Tidak bisa berjalan di jalur yang dilalui selama ini oleh Penguasa, karena jalur itu sudah terlalu lamban dan banyak belokan serta tersesat dijalan.
2.    LSM Fajar Khatulistiwa harus melalui jalan pintas yang tanpa hambatan alias jalur TOL, agar bisa sampai ketempat yang ingin dicapai oleh Pemerintah, dan rakyat yang tengah terburuk nasib dan hidupnya selama ini.
“Perlu kita ingat dan sadari bahwa selama orang Papua belum hidup nyaman, selama itu juga Papua tidak akan aman. Maka tugas dan kewajiban LSM Fajar Khatulistiwa, adalah untuk memakmur dan mensejahtrakan rakyat dan penduduk yang ada di Papua,”jelasnya panjang lebar..

PROGRAM PAKET INVESTASI UNTUK PERDAMAIAN
Program paket investasi atau untuk perdamaian, semata hanya karena rasa keperdulian dan keprihatinan terhadap nasib tanah Papua dan rakyatnya serta seluruh penduduk yang ada di Papua, karena setelah setengah abad bergabung kembali dengan NKRI, justru Rakyat Papua senantiasa dan bertekad pasang harga mati untuk lepas dari NKRI dan merdeka?
Segala upaya telah dilakukan oleh pemerintah pusat, sepertinya tidak akan membuahkan hasil yang diharap dan di inginkan. Sementara pihak keamanan di Papua hanya bisa menghadapi ini semua dengan persuasif, tanpa ada solusi dan jalan keluar lainya.
Yang sangat kita khwatirkan adalah saat pihak-pihak yang bertikai tidak mampu menahan diri, maka terjadilah hal-hal yang sangat mengerikan, Papua akan menjadi ajang pembantaian sesama saudara dan sesama umat beragama, dan tidak mustahil Papua terancam lepas.
“Maka dengan tekad  dan keyakinan yang kuat, melalui LSM Fajar Khatulistiwa yang baru setahun terbentuk, atas restu dan seizin oleh Tuhan yang kami yakini, telah berhasil memformulasikan sebuah konsep, cara serta metode yang sangat sederhana, yang terbilang nekad tetapi bertanggung jawab, meskipun terkesan mustahil tapi rill, konkrit dan nyata,”jelasnya.
Oleh karena itu kini untuk mngamankan Papua  adalah tugas TNI dan Polri yang dilakukan selama ini. Menyelamatkan Papua adalah tugas dan tanggung jawab LSM Fajar Khatulistiwa sekarang. “Maka kami mengharapkan jalinan kerjasama dari berbagai masyarakat dan lembaga-lembaga serta organisasi yang terkait di masyarakat. Mari kita bersama menjadikan Papua tanah yang diberkati Tuhan, di Tanah Papua hanya ada perdamaian, persaudaraan yang abadi,”ungkapnya.

SELAMA RAKYAT PAPUA BELUM BISA HIDUP NYAMAN ATAS TANAH SENDIRI, SELAMA ITU JUGA PAPUA TIDAK AKAN AMAN
Selama ini pemerintah pusat hanya dengan tekad dam modal pasang harga mati, untuk mempertahankan Papua tetap dalam wilayah NKRI. Jika memang kita ingin mempertahankan Papua dengan harga mati, mengapa masih ada 80% rakyat Papua hidup dalam kemiskinan ? Mengapa masih ada ribuan penganguran dan pencari kerja, hanya bisa berdoa dan pasrah menantikan ada mukjizat dan keajaiban dari Tuhan?
Mengapa masih ada puluhan batalyon pasukan penugasan yang disiagakan di Papua ? Mengapa tiada hari tanpa demo dan unjuk rasa menuntut dialog dan referendum ? Mengapa dengan dana APBD/APBN dan dana otsus yang begitu besar diglontorkan ke Papua, belum juga bisa membuat rakyat Papua TENANG? Mengapa hampir 90% pejabat pemerintahan sipil dan DPR dijabat oleh putra daerah belum juga membuat rakyat Papua SENANG? Mengapa setelah 10 tahun berjalanya otsus belum juga ada tanda-tanda terciptanya keamanan dan perdamaian di Papua?
Ironisnya Presiden berganti Presiden, Gubernur di Papua berganti gubernur, demikian juga Pangdam dan Kapolda, hasilnya bisa kita lihat sekarang, justru situasi dan kondisi Papua semakin tidak menentu, korban jiwa kembali mulai berjatuhan mengapa? Tidak mustahil Papua akan menjadi ajang pembantaian sesama saudara dan sesama umat beragama.
Bukan rahasia lagi banyak orang punya kepentingan di Papua, setiap pejabat yang di tugaskan di Papua, pertama yang mereka pikirkan hanya apa yang bisa mereka peroleh dari Papua, bukan apa yang bisa mereka perbuat untuk Papua. Maka jika tidak ada sebuah program dan strategi, serta konsep dan metode yang  sangat brilian tidak bisa dan mampu membenahi masalah Papua. Selama ini pihak keamanan hanya bisa menghadapi semua ini dengan presuasif, tanpa ada solusi dan jalan keluar. Ini ibarat bom waktu dan api dalam sekam setiap saat akan meledak dan nyala apinya.
Mengingat keamanan dan keselamatan kita di Papua  bukan ditangan oarang tapi di tangan kita sendiri, karena apapun yang terjadi di Papua tidak ada satu pihakpun yang diuntungkan, baik pemerintah TNI/Polri dan rakyat Papua demikianpun orang pendatang, sebab yang akan kita dapatkan hanya malapetaka dan kemurkaan dari Tuhan.
Maka, berdirinya sebuah LSM yang diberi nama Fajar Khatulistiwa pada tanggal 12 Maret 2011, dengan usia baru setahun LSM Fajar Khatulistiwa berupaya untuk meyakinkan pihak pemerintah daerah, pihak keamanan, gereja yang kami imani bahkan sampai kepusat, tanpa ada respon dan tanggapan apapun, terkesan bahwa masalah Papua bukan masalah yang harus kita kuatirkan.
Ini artinya upaya melalui jalur-jalur resmi dan berkopoten telah mengalami jalan buntu, namun satu hal kita harus pasang harga mati, adalah tanah dan seluruh rakyat yang ada diatas bumi Papua harus kita selamatkan. Maka pilihan dan solusi cuma satu lewat pemberdayaan dan swadaya masyarakat di seluruh tanah air dengan program paket INVESTASI untuk perdamaian Papua. Seperti apa bentuk Program Investasinya? Iktu tulisan edisi Selasa (2/7).