Diawali dengan Penghadangan Rombongan Danyon-431 Kostrad

 

Kapolda Papua,Irjen Pol.B.L Tobing saat berdoa di depan jejazah Korban Kepala Kampung,Sawiyatami,di RSU Kwiangga, Keerom Minggu,(1/7).

Kapolda Papua,Irjen Pol.B.L Tobing saat berdoa di depan jejazah Korban Kepala Kampung,Sawiyatami,di RSU Kwiangga, Keerom Minggu,(1/7).

KEEROM - Kepala Kampung Sawiyatami, Distrik Wembi, Kabupaten Keerom, Johanes Yanupron, dilaporkan tewas ditembak mati orang tak dikenal (OTK) yang diduga dilakukan oleh kelompok OPM pimpin Lamberth Pekikir.

Peristiwa tersebut terjadi sekitar  pukul 08.30 Wit di Kilo Meter 71 tanjakan Kampung Sawiyatami. Korban terkena luka tembak di rusuk kiri tembus jantung sampai rusuk kanan, yang menyebabkan usus keluar, juga terdapat luka tembak dipelipis mata kiri.
Dimana,posisi korban saat tertembak jatuh telentang dengan kondisi yang mengenaskan, diatas rerumputan samping kanan badan jalan arah ke Kampung Sawiyatami. Jelang beberapa jam anggota Polres Keerom dan TNI datang mengevakuasi jenazah korban ke RSUD Kwaingga dan selaunjutnya ke RSUD Bhayangkara untuk diatopsi.
Kesempatan juga, Kapolda Papua, Irjen Pol. B.L. Tobing, Bupati Keerom, Yusuf Wally,SE,MM,  Dandim 1701 Jayapura, Letkol. Inf. Rano Tilaar, Sekda Kabupaten Keerom, Drs. Yerry F. Dien, Kapolres Keerom, AKBP. Bedjo P.S, dan Danramil Keerom, Letda Inf. Alberth Ansanay, tiba di kamar mayat RSUD Kwaingga untuk melihat jenasah korban. Pada kesempatan itu Kapolda dan Bupati Keerom dan rombongannya sejenak menundukan kepala mendoakan almahrum. Kapolda Papua, Irjen Pol. B.L. Tobing, mengatakan, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 08.30 Wit di Kilo Meter 71 M Kali Up tanjakan Kampung Sawiyatami. Wilayah tersebut bertebing, sehingga menguntungkan pihak lawan.
Dimana ketika itu, patroli sedang dilakukan oleh Satgas Yonif Linud 431/SSP yang melintasi wilayah itu, ketika sampai di tanjakan Kali Up, anggota Yonif 431/SSP dihadang oleh OTK tersebut, dan terjadi aksi saling menembak, sesaat kemudian melintas korban dan akhirnya terkena tembakan dari OTK, disaat itu juga badan kiri kanan mobil yang ditumpangi anggota terkena tembakan, tapi tidak melukai anggota Satgas Yonif Lindu 431/SSP.
Setelah aksi penembakan itu, anggota Satgas Yonif Linud 431/SSP kembali dengan membawa pasukan tapi terlambat almahrum sudah tewas tertembak, sedangkan kelompok Lamberth Pekikir, usai aksi itu langsung melarikan diri ke hutan.
“Diawali dengan tembakan ke mobil Satgas Yonif Linud 431/SSP. Saat itu posisi kendaraan Satgas berada di turunan jalan, sedangkan kelompok Lamberth Pekikir menghadang, tapi posisi anggota Satgas 431/SSP kurang mengutungkan,” ujarnya kepada wartawan di RSUD Kwaingga, Minggu, (1/7).
Kapolda menegaskannya, Polda Papua jelas meminta kepada Lamberth Pekikir untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya itu. Untuk itu Polda Papua bersama TNI sedang melakukan penyisiran dan pengejaran Lamberth Pekikir dan gerombolannya.
Menurutnya, Polri dan TNI telah maksimal dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dalam melakukan pengamanan bagi masyarakat, hanya saja karena ada saja niat jahat dari pihak yang tidak bertanggungjawab seperti Lamberth Pekikir dan germbolannya maka terjadilah korban jiwa itu dan adanya pengibaran Bendera Bintang Kejora tersebut di Arso Kota dan Kampung Bagia, Pir 3, Distrik Arso.
Ia menjelaskannya, yang namanya keamanan dan kenyamanan masyarakat, itu bukan tanggungjawab sepenuhnya aparat keamanan semata, tapi juga merupakan tanggungjawab bersama semua komponen masyarakat, sekecil apapun.
“Yang jelas siapa yang melakukan tindakan tidak bertanggungjawab itu, harus siap berhadapan dengan proses hukum. Aparaat bertanggungjawab melindungi masyarakat,” tandasnya.
Kejadian itu juga membuat dirinya prihatin, karena katanya Papua Tanah Damai dinodai dengan kejadian seperti ini yang meresahkan masyarakat. Apalagi hari Minggu merupakan harinya Tuhan, dikotori, dan perbuatan tersebut adalah perbuatan setan dan perbuatan terkutut serta perbuatan yang tidak beriman.
“Itu orang yang tidak punya Iman. Kalau orang yang tidak punya iman, berarti musuh kita semua kan,” imbuhnya. 

Panglima Daerah Militer XVII Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Mohamad Erwin Syafitri ketika  jumpa  pers  di  Kantor  Penerangan Kodam  XVII/Cenderawasih, Jayapura  juga menegaskan,  sejak pagi sudah disiagakan pasukan untuk mengantisipasi pengibaran bendera Bintang Kejora oleh kelompok Organisasi Papua Merdeka  (OPM) yang jatuh  pada  1 Juli.
Dikatakan,  aksi penembakan kali ini dilakukan terhadap iring-iringan rombongan Danyon-431 Kostrad Letkol Inf Indarto, dan menyebabkan Kepala Kampung Sawiyatami, Kabupaten Keerom, tewas, satu lagi warga sipil terluka. Saat itu, Johanes Yanafrom (33) mengendarai sepeda motor kira-kira 200 meter di belakang rombongan Dan Yonif 431.
Sebelumnya, kata dia,  kelompok separatis bersenjata tentara pembebasan nasional/organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) dilaporkan menghadang kendaraan patroli Yon 431 Kostrad, saat hendak melintasi kawasan Sawiya Tami, Kecamatan Wembi, Kabupaten Keerom, perbatasan RI-PNG, Minggu (1/7).
Pada siang hari sepasukan tentara melakukan patroli.
Ketika melintas di wilayah itu, tiba-tiba pasukan ditembaki orang tak dikenal. Namun tembakan hanya mengenai kaca dan atap mobil. Rupanya tembakan orang tak dikenal itu justru mengenai korban Yohannes  Yanafrom, Kepala kampung setempat yang sedang berada di lokasi. Korban terkena tembakan di bagian kepala dan perut. Korban tewas di tempat.
Saat itupun terjadi tembak menembak antara pasukan TNI dan pelaku penembakan. Pasukan TNI berhasil memukul mundur dan mengejar kelompom penembak tersebut. Kelompok itu lari ke arah perbatasan Indonesia - Papua New Guinea. Pasukan TNI pun menghentikan pengejaran. Saat ini dipastikan situasi sudah kondusif.
Pangdam menduga penembakan itu dilakukan kelompok OPM pimpinan Lambert Pekikir yang biasa beroperasi di wilayah perbatasan PNG. Bahkan, menurut Pangdam, OPM pimpinan Lambert Pekikir ini pun sebelumnya mengimbau masyarakat perbatasan untuk mengibarkan bendera Bintang Kejora. Untungnya, kata Pangdam, masyarakat tak terhasut. Meski demikian diakui ada pengibaran bendera OPM itu di beberapa titik, termasuk di Buper Waena, Dok 4 Entrop persis  dibelakang Hotel Mulia  Idaman.