Diawali dengan Penghadangan Rombongan Danyon-431 Kostrad
![Kapolda Papua,Irjen Pol.B.L Tobing saat berdoa di depan jejazah Korban Kepala Kampung,Sawiyatami,di RSU Kwiangga, Keerom Minggu,(1/7). Kapolda Papua,Irjen Pol.B.L Tobing saat berdoa di depan jejazah Korban Kepala Kampung,Sawiyatami,di RSU Kwiangga, Keerom Minggu,(1/7).](/images/stories/2012/jenasa%20koeban%20penembahakn%202.jpg)
Kapolda Papua,Irjen Pol.B.L Tobing saat berdoa di depan jejazah Korban Kepala Kampung,Sawiyatami,di RSU Kwiangga, Keerom Minggu,(1/7).
KEEROM - Kepala Kampung Sawiyatami, Distrik Wembi, Kabupaten Keerom, Johanes Yanupron, dilaporkan tewas ditembak mati orang tak dikenal (OTK) yang diduga dilakukan oleh kelompok OPM pimpin Lamberth Pekikir.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 08.30 Wit di Kilo Meter 71
tanjakan Kampung Sawiyatami. Korban terkena luka tembak di rusuk kiri
tembus jantung sampai rusuk kanan, yang menyebabkan usus keluar, juga
terdapat luka tembak dipelipis mata kiri.
Dimana,posisi korban saat
tertembak jatuh telentang dengan kondisi yang mengenaskan, diatas
rerumputan samping kanan badan jalan arah ke Kampung Sawiyatami. Jelang
beberapa jam anggota Polres Keerom dan TNI datang mengevakuasi jenazah
korban ke RSUD Kwaingga dan selaunjutnya ke RSUD Bhayangkara untuk
diatopsi.
Kesempatan juga, Kapolda Papua, Irjen Pol. B.L. Tobing,
Bupati Keerom, Yusuf Wally,SE,MM, Dandim 1701 Jayapura, Letkol. Inf.
Rano Tilaar, Sekda Kabupaten Keerom, Drs. Yerry F. Dien, Kapolres
Keerom, AKBP. Bedjo P.S, dan Danramil Keerom, Letda Inf. Alberth
Ansanay, tiba di kamar mayat RSUD Kwaingga untuk melihat jenasah korban.
Pada kesempatan itu Kapolda dan Bupati Keerom dan rombongannya sejenak
menundukan kepala mendoakan almahrum.
Kapolda Papua, Irjen Pol. B.L. Tobing, mengatakan, kejadian tersebut
terjadi sekitar pukul 08.30 Wit di Kilo Meter 71 M Kali Up tanjakan
Kampung Sawiyatami. Wilayah tersebut bertebing, sehingga menguntungkan
pihak lawan.
Dimana ketika itu, patroli sedang dilakukan oleh Satgas
Yonif Linud 431/SSP yang melintasi wilayah itu, ketika sampai di
tanjakan Kali Up, anggota Yonif 431/SSP dihadang oleh OTK tersebut, dan
terjadi aksi saling menembak, sesaat kemudian melintas korban dan
akhirnya terkena tembakan dari OTK, disaat itu juga badan kiri kanan
mobil yang ditumpangi anggota terkena tembakan, tapi tidak melukai
anggota Satgas Yonif Lindu 431/SSP.
Setelah aksi penembakan itu,
anggota Satgas Yonif Linud 431/SSP kembali dengan membawa pasukan tapi
terlambat almahrum sudah tewas tertembak, sedangkan kelompok Lamberth
Pekikir, usai aksi itu langsung melarikan diri ke hutan.
“Diawali
dengan tembakan ke mobil Satgas Yonif Linud 431/SSP. Saat itu posisi
kendaraan Satgas berada di turunan jalan, sedangkan kelompok Lamberth
Pekikir menghadang, tapi posisi anggota Satgas 431/SSP kurang
mengutungkan,” ujarnya kepada wartawan di RSUD Kwaingga, Minggu, (1/7).
Kapolda menegaskannya, Polda Papua jelas meminta kepada Lamberth
Pekikir untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya itu. Untuk itu Polda
Papua bersama TNI sedang melakukan penyisiran dan pengejaran Lamberth
Pekikir dan gerombolannya.
Menurutnya, Polri dan TNI telah maksimal
dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dalam melakukan pengamanan
bagi masyarakat, hanya saja karena ada saja niat jahat dari pihak yang
tidak bertanggungjawab seperti Lamberth Pekikir dan germbolannya maka
terjadilah korban jiwa itu dan adanya pengibaran Bendera Bintang Kejora
tersebut di Arso Kota dan Kampung Bagia, Pir 3, Distrik Arso.
Ia
menjelaskannya, yang namanya keamanan dan kenyamanan masyarakat, itu
bukan tanggungjawab sepenuhnya aparat keamanan semata, tapi juga
merupakan tanggungjawab bersama semua komponen masyarakat, sekecil
apapun.
“Yang jelas siapa yang melakukan tindakan tidak
bertanggungjawab itu, harus siap berhadapan dengan proses hukum. Aparaat
bertanggungjawab melindungi masyarakat,” tandasnya.
Kejadian itu
juga membuat dirinya prihatin, karena katanya Papua Tanah Damai dinodai
dengan kejadian seperti ini yang meresahkan masyarakat. Apalagi hari
Minggu merupakan harinya Tuhan, dikotori, dan perbuatan tersebut adalah
perbuatan setan dan perbuatan terkutut serta perbuatan yang tidak
beriman.
“Itu orang yang tidak punya Iman. Kalau orang yang tidak punya iman, berarti musuh kita semua kan,” imbuhnya.
Panglima
Daerah Militer XVII Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Mohamad Erwin
Syafitri ketika jumpa pers di Kantor Penerangan Kodam
XVII/Cenderawasih, Jayapura juga menegaskan, sejak pagi sudah
disiagakan pasukan untuk mengantisipasi pengibaran bendera Bintang
Kejora oleh kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang jatuh pada 1
Juli.
Dikatakan, aksi penembakan kali ini dilakukan terhadap
iring-iringan rombongan Danyon-431 Kostrad Letkol Inf Indarto, dan
menyebabkan Kepala Kampung Sawiyatami, Kabupaten Keerom, tewas, satu
lagi warga sipil terluka. Saat itu, Johanes Yanafrom (33) mengendarai
sepeda motor kira-kira 200 meter di belakang rombongan Dan Yonif 431.
Sebelumnya,
kata dia, kelompok separatis bersenjata tentara pembebasan
nasional/organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) dilaporkan menghadang
kendaraan patroli Yon 431 Kostrad, saat hendak melintasi kawasan Sawiya
Tami, Kecamatan Wembi, Kabupaten Keerom, perbatasan RI-PNG, Minggu
(1/7).
Pada siang hari sepasukan tentara melakukan patroli.
Ketika
melintas di wilayah itu, tiba-tiba pasukan ditembaki orang tak dikenal.
Namun tembakan hanya mengenai kaca dan atap mobil. Rupanya tembakan
orang tak dikenal itu justru mengenai korban Yohannes Yanafrom, Kepala
kampung setempat yang sedang berada di lokasi. Korban terkena tembakan
di bagian kepala dan perut. Korban tewas di tempat.
Saat itupun
terjadi tembak menembak antara pasukan TNI dan pelaku penembakan.
Pasukan TNI berhasil memukul mundur dan mengejar kelompom penembak
tersebut. Kelompok itu lari ke arah perbatasan Indonesia - Papua New
Guinea. Pasukan TNI pun menghentikan pengejaran. Saat ini dipastikan
situasi sudah kondusif.
Pangdam menduga penembakan itu dilakukan
kelompok OPM pimpinan Lambert Pekikir yang biasa beroperasi di wilayah
perbatasan PNG. Bahkan, menurut Pangdam, OPM pimpinan Lambert Pekikir
ini pun sebelumnya mengimbau masyarakat perbatasan untuk mengibarkan
bendera Bintang Kejora. Untungnya, kata Pangdam, masyarakat tak
terhasut. Meski demikian diakui ada pengibaran bendera OPM itu di
beberapa titik, termasuk di Buper Waena, Dok 4 Entrop persis dibelakang
Hotel Mulia Idaman.