Google vertaling:
Jayapura-gouverneur, het Parlement van Papua, MRP, militaire / politie en alle elementen van de gemeenschap worden aangespoord om de oorzaak van het probleem te vinden komt vaak een reeks schietpartijen in een aantal gebieden in Papua, in het bijzonder de opnames die het leven van vijf mensen hebben de afgelopen week. Omdat inspanningen TNI / politie die al achter de leiders van de OPM was niet in staat om de opname te stoppen. Bewezen schieten slachtoffers bleven schering en inslag in Papoea.
Dit werd overgebracht door de secretaris van de Commissie een van de DPRP Miagoni Julius, SH indien bevestigd in zijn kantoor, donderdag (23/8). Het zei dat het er bij de gouverneur, het Huis van Papua, MRP, militaire politie en alle elementen van de samenleving om te zitten en denken mee aan de wortel van het probleem, in plaats van het uitvoeren van achtervolging tegen de daders die naar verluidt begaan de opname te bespreken.
"Als we kunnen alleen maar praten om op te jagen en te vangen de daders en het behoud van de taal. Dat heeft geen zin. Maar probeer er over te praten niet meer te doen schieten actie. Masyarakatpun kan veilig, vredig en liefdevol leven in Papua, "voegde hij eraan toe.
Dit dreadlocks man zei, tot nu toe de politie / leger pogingen heeft gedaan om kamtibmas en burgerlijke orde verbeteren in Papoea gemaakt. Echter, al deze inspanningen niet de garantie voor een reeks schietpartijen op Aarde Cenderawasih dit te stoppen. "Militaire / politie was de jacht op de soort Goliath Tabuni OPM leider, John Yogi, Lambert Pekikir en slaagde erin om dode gewapende criminele actoren zoals de late Kelly Kwalik en Mako Tabuni en andere opdrachtgevers te schieten. Maar het kon niet de reeks van schietpartijen te stoppen, "zei hij.
Daarom, zei hij, dat er bij de autoriteiten op aan de zoektocht naar een nieuwe formulering van de opnames die zijn er in Papua te stoppen. Want als de politie in staat waren om te vangen en naar beneden schiet de daders, bleek al snel andere actoren steeds kwaad en gewelddadig, zelfs in grotere groepen.
"Is er Papoea's en niet-Papoea's willen schot te krijgen of te sterven", zei hij vragend aan.
Uit een serie van schietpartijen in Papua, zei hij, niemand werd gepakt. "In dat geval, de dader die wel de schietpartij nep was," zei hij.
"Het is een nep acteur. Zelfs sommige acteurs werden gedood, de dader was ook nep, niet een recht. Dan, als de veiligheidstroepen beweerde te hebben gevangen de dader, waar mogelijk schieten nog steeds gaande is, "zei hij.
Johannes Nugroho dikonfirnasi Wicaksono zei afzonderlijk dat, om de situatie te normaliseren blijven gunstig en ook laat zien schieten in Paniai gepland zal het toe te voegen aan de selectie. Zonder uit te leggen in detail wanneer en hoeveel troepen zullen worden gestuurd naar Paniai.
Gevraagd beperkingen waarmee door de politie toen het blootleggen van een serie schietpartijen in Papua, zei hij, het gebrek aan goede informatie van getuigen en de lokale bevolking.
Maar, zei hij, het blijft nog steeds te doen van een analyse en evaluatie van de daders die naar verluidt gepleegd de opnames.
In de tussentijd, zei hij, het lichaam van Brigadier Yohan Kisiwaito heeft Paniai politie-leden die werden doodgeschoten in Enarotali geweest in Jayapura politiebureau voor de begrafenis.
Ondertussen verdedigers van de mensenrechten en de directeur van Baptist Voice Papua, Matthew uitgedrukt Murib samenhangende reeks van schietpartijen, moorden, opsluiting, terreur groeien in Papoea, Papoea-maken is niet meer het land van de vrede.
Omdat de cyclus van geweld nog draait soepel, alle burgerlijke en veiligheid gezag is niet bij machte te beschermen en te stoppen met het geweld, dan is dat gedaan moet worden in aanvulling op vredesdialoog, de evaluatie van de totale verbintenissen van de staat om de rechten van de burger van Indonesië (WNI) te beschermen versnellen. "Niet meer straffeloosheid en slachtoffers bestaan, moeten alle partijen nemen deel voor de restauratie en verzoening voor de toekomst Papua's, dat is meer rechtvaardige en vreedzame," tuturya.
Oorspronkelijke tekst:
Kejar Pimpinan OPM, Tak Selesaikan Masalah
Yulius Miagoni: Sebaiknya Cari Akar Masalahnya
JAYAPURA—Gubernur, DPR Papua, MRP, TNI/Polri serta seluruh elemen masyarakat didesak mencari akar masalah penyebab seringnya terjadi serangkaian penembakan di sejumlah daerah di Papua, khususnya penembakan yang menelan korban lima warga selama sepekan terakhir ini. Sebab upaya TNI/Polri yang selama ini memburu para pimpinan OPM ternyata tidak bisa menghentikan aksi penembakan. Terbukti penembakan yang menelan korban jiwa terus marak terjadi di Papua.
Demikian disampaikan Sekretaris Komisi A DPRP Yulius Miagoni, SH ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya, Kamis (23/8). Dikatakan, pihaknya mendesak Gubernur, DPR Papua, MRP, TNI Polri serta seluruh elemen masyarakat duduk dan berpikir bersama membahas akar masalah, bukan melakukan upaya pengejaran terhadap para pelaku yang diduga melakukan penembakan tersebut.
“Jika kita hanya bisa bicara kejar dan tangkap pelaku dan mempertahankan bahasa itu. Itu tak masuk akal. Tapi coba bicarakan agar mereka tak melakukan aksi penembakan lagi. Masyarakatpun bisa hidup aman, tenteram dan penuh kasih di Papua ini,” imbuh dia.
Pria berambut gimbal ini menuturkan, sejauh ini pihak Polri/TNI telah melakukan upaya meningkatkan kamtibmas dan tertib sipil di seluruh Papua. Tapi, semua upaya ini belum dapat dijadikan garansi untuk menghentikan serangkaian aksi penembakan di Bumi Cenderawasih ini. “TNI/Polri selama ini memburu para pimpinan OPM macam Goliat Tabuni, John Yogi, Lambert Pekikir serta berhasil menembak mati para pelaku kriminalitas bersenjata seperti almarhum Kelly Kwalik dan Mako Tabuni serta para pelaku lainnya. Tapi justru tak mampu menghentikan serangkaian aksi penembakan tersebut,” ujar dia.
Karenanya, kata dia, pihaknya mendesak agar aparat mencari formulasi baru untuk menghentikan aksi penembakan yang selama ini terjadi di Papua. Pasalnya, apabila Polisi berhasil menangkap dan menembak mati para pelakunya, maka segera muncul para pelaku lain yang makin jahat dan beringas, bahkan dalam kelompok yang lebih besar.
“Apakah ada orang Papua dan Non Papua ingin tertembak atau mati,” tukasnya penuh tanya.
Dari serangkaian aksi penembakan di Papua, ungkap dia, tak ada yang tertangkap. “Bila demikian, pelaku yang melakukan penembakan adalah gadungan,” katanya.
“Itu adalah pelaku gadungan. Bahkan ada juga pelaku yang terbunuh, itu juga pelaku gadungan, bukan yang benar. Kalau seandainya aparat keamanan mengaku telah menangkap pelakunya, mana mungkin aksi penembakan ini masih terus terjadi,” tuturnya.
Johannes Nugroho Wicaksono yang dikonfirnasi secara terpisah mengatakan, guna mengamankan situasi agar tetap kondusif dan juga mengungkap aksi penembakan khusus di Paniai direncanakan pihaknya akan menambah pasukan. Tanpa menjelaskan secara rinci kapan dan berapa jumlah pasukan yang akan dikirim ke Paniai.
Ditanya kendala yang dihadapi Polri ketika mengungkap serangkaian aksi penembakan di Papua, kata dia, kurangnya informasi baik dari saksi-saksi maupun penduduk setempat.
Namun demikian, tukas dia, pihaknya masih terus melakukan analisa dan evaluasi terhadap para pelaku yang diduga melakukan aksi penembakan.
Sementara itu, kata dia, jenasah Brigadir Yohan Kisiwaito, Anggota Polres Paniai yang tewas tertembak di Enarotali telah berada di Polres Kabupaten Jayapura untuk dikebumikan.
Sementara itu, Pembela HAM sekaligus Direktur Baptist Voice Papua, Matius Murib mengutarakan terkait serangkaian aksi penembakan, pembunuhan, penahanan, teror yang terus meningkat di Tanah Papua, menjadikan Papua bukan lagi tanah damai.
Sebab siklus kekerasan masih berputar dengan lancar, semua otoritas sipil dan keamanan tak berdaya untuk memproteksi dan menghentikan kekerasan, maka yang harus dilakukan selain mempercepat dialog damai, evaluasi total komitmen negara melindungi hak Warga Negara Indonesia (WNI). “Jangan lagi ada pembiaran dan korban, semua pihak harus ambil peran demi pemulihan dan rekonsiliasi bagi masa depan Papua yang lebih adil dan damai,” tuturya.