Pengamat  Pesimis, DPRP Mendukung  Langkah Kapolda



JAYAPURA - Komitmen Kapolda Papua, Irjen Pol.Tito Karvian akan serius menangani kasus korupsi di Papua dan sistem penanganannya  sama seperti penanganan terorisme, mendapat  tanggapan dari Pengamat Hukum dan Politik sekaligus Disrektur ICS Papua, Budi Setyanto,SH dan Anggota  Komisi  C  Pdt. Charles Simare-mare.
.Menurut Budi , masih pesimis terhadap penuntasan penanganan kasus korupsi di tanah Papua. Hal ini jika belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, yang mana setiap kali Kapolda Papua diganti selalu berkoar-koar terhadap penangan korupsi, tapi kenyataannya  hasil  hanya sebatas janji-janji alias isapan jempol belaka.

Menurutnya memang ada komitmen Kapolda, hanya saja yang menjadi pertanyaan adalah apakah aparat yang di bawahnya serius dalam menangani kasus korupsi dimaksud. Hal ini yang menjadi persoalan selama ini.
“Niat untuk memberantas kasus korupsi dari Kapolda, memang perlu diapreasi. Tapi kalau kita belajar dari Kapolda sebelumnya bahwa memang janji-janji yang ada, itu biasanya sulit untuk penuhi, sehingga masyarakat sedikit kecewa,” ujarnya kepada Bintang Papua, Rabu, (17/10). Meski demikian, dirinya berharap mudah-mudahan saja Kapolda Papua yang saat ini konsisten dengan janjinya, bukan hanya janji semata. Tapi toh pada akhirnya masyarakat  sendiri akan  menilai kinerja Kapolda Papua beserta jajarannya dari tahun ke tahun seperti apa.
“Saya berharap Kapolda bisa memenuhi janjinya sampai selesai, jangan kecewakan masyarakat. Penanganan korupsi pun jangan memandang bulu, tapi  mereka yang bersalah harus dihukum demi tegaknya keadilan  Negara ini. Selama ini saya menilai belum optimal penanganan korupsi itu oleh Polda Papua dan Kejaksaan Jayapura,” tegasnya.
Soal penanganan kasus korupsi sama dengan penanganan terorisme, bagi Budi Setyanto, memang harus demikian, yang dalam hal ini butuh keseriusan penegak hukum dalam penanangannya, sebab baik kasus korupsi maupun kasus terorisme adalah sama-sama merupakan kasus yang super luar biasa, bahkan kasus korupsi lebih super luar biasa.
Karena kasus terorisme didalam pembuktiannya cepat karena biasanya terorisme melaksanakan aksinya  identik dengan bom dan kekerasan, sedangkan kasus korupsi sulit dilakukan pembuktiannya. Tapi ujung-ujungnya sama-sama menyengsarakan rakyat.
“Saya setuju bahwa dalam menangani kasus korupsi, itu memang membuktikan keseriusan yang sama seperti menangani kasus terorisme, yang artinya menggunakan strategis-strategis yang jitu, seperti Densus 88, tapi jangan sampai penegakan hukum distir oleh koruptor,” pungkasnya.
Sementara itu  Anggota  Komisi  C  Pdt. Charles Simare-mare mengatakan,  pihaknya  mendukung sepenuhnya   tekat  yang disampaikan  Kapolda  untuk  memberantas kasus  korupsi
Namun demikian, tandasnya,     target  yang  diberikan  Kapolda  kepada  para  Kapolres  minimal  menangani  1  kasus  korupsi dinilainya  sangat kecil, apabila  ingin dilihat  dengan  hati nurani.
“Uang  di Papua ini sangat   besar  yang  dikucurkan  pemerintah pusat itu kita  syukuri.   Tapi hampir  tak kelihatan  kan  bisa  dibilang  sangat kecil sebenarnya yang bisa dinikmati  rakyat. Berarti  itu kemana sebenarnya,” ujar dia saat dikonfirmasi  di Jayapura,  Rabu (17/10).
Alasannya,  kata dia,  pihaknya  yakin  hampir semua  SKPD mempunyai  kegiatan  dan  proyek  pasti  ada penyelewengan dan penyalagunaan   APBD  yang  perlu  ditelusuri penegak baik  Polisi, Kejaksaan  dan  KPK.
Karenanya, kata dia, semua  masyarakat mengharapkan  penyidik   betul-betul proaktif  tanpa    menunggu  terekspos  kemudian ditangani.  Tapi,  mereka  harus  betul-betul  jeli  dan cermat  supaya  ada  pembelajaran secara  kontinyu, walaupun mereka  juga  memiliki  banyak keterbatasan personil, anggaran dan lain-lain.
“Prinsipnya  tak  manusia  yang  tak punya  kesalahan. Sehebat-hebatnya. Istilah saya begini tak  ada  kesalahan  atau  dosa  yang sempurna,” ujar dia. 
Politisi  PDS Papua  ini menambahkan, pihaknya  menghimbau kepada masyarakat  untuk memberikan  dukungan penuh, apalagi Kapolda   memiliki  komitmen melakukan  pemberantasan  korupsi dan menegakan keadilan. Tapi personil  dibawah  tak  bergerak ibarat kendaraan didorong-dorong sampai  kapan. 
“Jadi mari sama-sama  memberikan dukungan   supaya anggaran  yang diperuntukan  kepada  rakyat di Papua betul-betul tepat  sasaran sekaligus  dinikmati  rakyat  kecil.   “Coba kita lihat  anggaran yang  begitu  besar  ini  lebih  banyak putar-putar di pejabat  dan birokrasi di Kota  di kampung-kampung dan pinggiran  cukup memprihatinkan. Apalagi  kami sering  turun ke kampong,” katanya.