Helaas Google vertaling, dus nogal brak:
Eucharistische Aanbidding Comite Benoemingen Alleen
Jayapura - De groep van plan om het jaar herdenken de Papua Volkscongres (KRP) III
op het gebied Theys, Jayapura Sentani, Vandaag vrijdag 19 oktober
Papoea-politie zei dat ze expliciet geen toestemming te geven.
Zelfs de politie aarzelde niet mewarning ontbinden en barsten en
scheuren neer op degenen die willen de vlag of embleem Kejor Star
West-Papoea natie strijd KRP III lopende herdenking vliegen.
"De politie blijft overtuigend maatregelen te bevorderen. Maar als er mensen zijn die op te leggen de wil, in het bijzonder het
verhogen van de Morgenster zal worden behandeld stevig met en verwerkt
volgens de wet ", aldus Papua politiewoordvoerder I Gede Sumerta AKBP
Jaya Donderdag de 18e oktober.
Ik Gede zei, heeft de KRP II Memorial Celebration Comite heeft een
vergunningaanvraag voor verjaardag KRP III te houden ingediend. Echter, de politie niet meer afgeven van een vergunning of Receipt Notification (STTP). "De politie maken zich zorgen dat inspanningen worden gedaan om een
??staat verraad vestigen of op initiatief van de voorzitter NFRPB
Forkorus Yoboysembut, dus het geeft geen toestemming," zei hij.
Eerder, voorzitter van het Festival Comite en voorzitter van de KRP III Team 7 NFRPB PDT. Kelly Yabansabra, S.Theo staten, maar hield een gedenkteken viering van
aanbidding, en ook tegelijkertijd het verhogen van de Morgenster vlag,
naast Veertien Star Red Flag White keer uitgenodigd president Susilo
Bambang Yudhoyono.
Vandaag KRP III Aanbid gevierd in dankbaarheid
Ondanks afwijzing van het hoofdkwartier van de Nationaal
Bevrijdingsleger van West-Papoea en niet toestemming te krijgen van de
Papoea politie, maar organisatoren beloofde tetapt doen KRP 3 jaar
viering in de vorm van aanbidding van dankzegging.
Terwijl de verklaring Woordvoerder Nationale Bevrijdingsleger (TPN)
West-Papoea, Jhona Wenda, dat TPN NHQ West Papua heeft instructie /
beroep en de verklaring met betrekking tot de resultaten van de Papua
Volkscongres (KRP) III of activiteiten die zijn / en zal worden
uitgevoerd toekomst, die in wezen verwerpen de peringatakan KRP KRP III
en III, heeft een serieus antwoord van de secretaris van het Comite voor
het herstel van de onafhankelijkheid Verklaring Waarschuwingen
West-Papoea KRP III, Elly van de hemelse machten.
Volgens de verklaring, bedoeld Jhona Wenda, het vraagtekens bij de
positie Jhona Wenda natie strijd voor onafhankelijkheid in West-Papoea. Bovendien is het twijfelachtig statmennya en onderzocht.
Beoordeel haar verklaring Jhona Wenda was een unilaterale verklaring die kan zijn beïnvloed door bijzondere belangen. Vragen van bijzonder belang Elly die het niet vermelden.
"Laat de verklaring Jhona Wenda is samengewerkt door de gevestigde belangen die praten. Is Jhona Wenda moe vechten? ", Zei Hij toen contact opgenomen via telefoon Bintang Papua, op donderdag (18/10).
Hij zei niet veel zeggen, zei, alle strijd voor de onafhankelijkheid
van West Papua in deze de facto en de jure erkend, moet worden
gewaardeerd door de mensen van Papoea, of het nu bestreden worden door
iedereen.
Gerelateerd aan peringatakan KRP III bedoelde, zei Elly, nog in het
bezit vandaag (vrijdag, 19/10) om 09.00 Wit veld almahrum Theys Hiyo
Eluay. Voor dat alle componenten worden verwacht bij te wonen om het te vieren.
Waarschuwing KRP III wordt alleen gedaan in een dankgebed, over de
aanwezigheid van de voorzitter, kan het niet bevestigen, maar de
schriftelijke uitnodiging werd geleverd aan het bureau van de president. "We hebben niet hees de Red Flag White, Morgenster vlag en de VN-vlag. Gewoon een normale dankzegging aanbidding, "zei hij.
Ten aanzien van het verzoek om toestemming aanbidding, is het niet aan de Papoea-politie, maar leverde een aankondiging alleen. Trouwens, het ook is afgestemd met de politie constant Papua. "Het is gewoon een gewone eredienst, dus in wezen iedereen het recht
niet om iemand te bidden tot God te beperken heeft," zei hij.
Oorspronkelijke tekst:
Peringatan KRP III : Kibarkan Bintang Kejora Polisi Siap Bubarkan
Panitia Janji Hanya Ibadah Syukur
Jayapura - Adanya rencana sekelompok masyarakat
untuk memperingati setahun Kongres Rakyat Papua (KRP) III di lapangan
Theys, Sentani Kabupaten Jayapura, Jumat 19 Oktober hari ini, Polda
Papua secara tegas menyatakan tidak memberikan izin.
Bahkan Polisi
mewarning tidak segan-segan membubarkan dan menindak dan menindak tegas
pihak-pihak yang ingin mengibarkan bendera Bintang Kejor atau lambang
perjuangan bangsa Papua Barat saat perayaan peringatan KRP III
berlangsung.
“Polisi tetap mengedepankan langkah-langkah persuasif.
Tapi, bila ada pihak yang memaksakan kehendak, terutama mengibarkan
Bintang Kejora akan ditindak tegas dan diproses sesuai hukum yang
berlaku,”ujar Juru Bicara Polda Papua AKBP I Gede Sumerta Jaya Kamis 18
Oktober.
I Gede mengungkapkan, pihak Panitia Perayaan Peringatan
KRP II telah menyampaikan permohonan izin menggelar peringatan setahun
KRP III. Namun, Polda tidak mengeluarkan izin atau Surat Tanda Terima
Pemberitahuan (STTP). “Polisi kuatir adanya upaya-upaya makar atau
mendirikan negara diatas negara diprakarsai Presiden NFRPB Forkorus
Yoboysembut, sehingga tidak memberikan izin,”tegasnya.
Sebelumnya, Ketua Panitia Perayaan KRP III yang juga Ketua Tim 7
NFRPB Pdt. Kelly Yabansabra, S.Theo menyatakan, peringatan hanya
menggelar ibadah syukuran, dan juga sekaligus mengibarkan Bendera
Bintang Kejora, Bintang Empatbelas berdampingan dengan Bendera Merah
Putih sekaligus mengundang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Hari Ini KRP III Dirayakan Dalam Ibadah Syukur
Meski
mendapat penolakan dari Markas Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat
dan tidak mendapatkan ijin dari Polda Papua, namun Panitia berjanji
akan tetapt melakukan perayaan setahun KRP 3 dalam bentuk ibadah
syukur.
Sedangkan Pernyataan Juru Bicara Tentara Pembebasan
Nasional (TPN) Papua Barat, Jhona Wenda, bahwa Markas Pusat TPN Papua
Barat telah mengeluarkan instruksi/seruan dan pernyataan sikap terkait
dengan hasil Kongres Rakyat Papua (KRP) III maupun kegiatan-kegiatannya
yang sudah/dan akan dilaksanakan kedepannya, yang intinya menolak hasil
KRP III dan peringatakan KRP III, ternyata mendapat tanggapan serius
dari Sekretaris Panitia Peringatan Deklarasi Pemulihan Kemerdekaan
Bangsa Papua Barat KRP III, Elly Serwa.
Menurutnya dengan pernyataan
Jhona Wenda dimaksud, pihaknya mempertanyakan posisi Jhona Wenda
didalam perjuangan kemerdekaan bangsa Papua Barat. Apalagi statmennya
itu patut dipertanyakan dan diselidiki.
Dirinya menilai pernyataan
yang dikeluarkan Jhona Wenda itu merupakan pernyataan sepihak yang
mungkin saja sudah dipengaruhi oleh kepentingan tertentu. Soal
kepentingan tertentu siapa Elly tidak menyebutkannya.
“Jangan sampai
pernyataan Jhona Wenda sudah dikolaborasi oleh kepentingan-kepentingan
tertentu sehingga berbicara seperti itu. Apakah Jhona Wenda sudah capek
berjuang?,” ungkapnya saat menghubungi Bintang Papua via ponselnya,
Kamis, (18/10).
Dirinya tidak berkomentar banyak, hanya saja
menyatakan, semua proses perjuangan menuju kemerdekaan bangsa Papua
Barat yang dalam hal ini secara defacto dan dejure diakui keberadaannya,
itu harus dihargai oleh rakyat Papua, entah itu diperjuangkan oleh
siapapun.
Terkait dengan peringatakan KRP III dimaksud, kata Elly,
tetap dilaksanakan pada hari ini (Jumat, 19/10) pada pukul 09.00 Wit di
lapangan almahrum Theys Hiyo Eluay. Untuk itu semua komponen diharapkan
turut hadir untuk merayakannya.
Peringatan KRP III tersebut hanya
dilakukan dalam ibadah syukur, soal kehadiran Presiden SBY, pihaknya
belum bisa memastikannya, namun secara undangan tertulis sudah
disampaikan ke Kantor Kepresidenan. “Kami tidak jadi dikibarkan Bendera
Merah Putih, Bendera Bintang Fajar dan Bendera PBB. Hanya ibadah syukur
biasa saja,” paparnya.
Mengenai permintaan ijin ibadah, pihaknya
tidak menyampaikannya ke Polda Papua, hanya disampaikan surat
pemberitahuan saja. Disamping itu pula hal ini sudah dikoordinasikan
terus menerus dengan pihak Polda Papua. “Ini hanya ibadah biasa, jadi
intinya siapapun tidak punya hak untuk membatasi seseorang untuk berdoa
kepada Tuhan,” tukasnya.