Google vertaling, dus een beetje brak:

Jayapura-actie demonstratie uitgevoerd door de West-Papoea Nationaal Comite of de West-Papoea Nationaal Comite (KNPB) met geweld uiteengedreven door de politie onder leiding van Wakapolres Jayapura Stad, mijnheer de commissaris, Jefri R. Siagian, SIK, hoofd van Jayapura City Police Ops, AKP Kiki Kurnia, AMK. Ontbinding is omdat de demo is geen licentie
Mass KNPB aanvankelijk verzameld Simple huur Flats (Rusunawa) Uncen Jayapura verder te gaan, maar na aankomst in Round III Waena Huisvesting Stedelijke Taxi Yabansai, Heram District, geblokkeerd door een aantal veiligheidspersoneel (politie dibeck door het leger).


Had de tijd was er sprake van KNPB voorzitter, Viktor Yemi met Wakapolres Jayapura Stad, mijnheer de commissaris, Jefri R. Siagian, SIK. Echter, de massa's nog steeds krijgt 5 minuten om direct uiteen.
KNPB voorzitter, Viktor Yemi, zeg, de Papoea's niet direct gewaardeerd in zijn recht als democratisch Papoea's, maar nu is het tijdperk Diera vrijelijk hun aspiraties uiten in de voorkant van het openbaar.
Dergelijke gewelddadige ontbinding van benadrukte staat (politie) tot zwijgen zijn gebracht en vertrapten de democratische ruimte in het Land van Papua. Dit is duidelijk een verklaring dat het de Staat waar de Indonesië zou de democratie waarderen, en indien de verwezenlijking van de Homeland wet die de vrijheid van meningsuiting garandeert.
Benadrukt, hoewel we werden verspreid door geweld, maar we zullen blijven rapporteren aan de Internationale Parlementariërs voor West-Papoea (IPWP) vergadering wordt gehouden in Londen, Engeland, dat is het gezicht van de democratie in Indonesië mensolimi de democratische vrijheden van de bevolking.
"Ontbinding met geweld, heeft dezelfde geholpen pleeggezin geweld in Papoea. Hoewel we geweld haten, "zei hij bij het afleveren van zijn toespraak bij de Ronde III Waena Huisvesting Stedelijke Taxi Yabansai, Heram District op dinsdag (23/10).
Hij een beroep op alle onderdelen van de Papoea's, niet bang om de West-Papoea strijd voor onafhankelijkheid de facto en de jure, vechten zolang de mensen van Papoea is het onrecht in alle aspecten van het leven, of de economische, onderwijs, gezondheidszorg, en zelfs geïntimideerd, gedood, en gemarteld .
Op dezelfde plaats, woordvoerder West-Papoea Nationaal Comite of de West-Papoea Nationaal Comite (KNPB), Wim R.Medlama, benadrukte KNPB reden geen toestemming gegeven voor een vreedzame demonstratie, omdat die niet in Kesbang KNPB Pol Papua.
Ditandaskannya, zijn zij het niet de demo uitgevoerd, maar KNPB zowel in Jayapura en in de regio nog steeds activiteiten uit te voeren samen met het gebed van deze bijeenkomst in Londen bidden om het lot van de Papoea's te bespreken geïntimideerd.
"IPWP waar dat een vergadering in Londen zal houden om te praten over de technische uitvoering van het referendum in Papua en hoe druk maken om de VN om de toegang voor IPWP te openen in Londen aan de slag om Papoea te controleren en het referendum commissies," concludeerde hij.


Oorspronkelijke tekst:


Tak Ada  Ijin,  Demo di Perumnas III Dibubarkan

JAYAPURA—Aksi demo yang dilakukan oleh West Papua National Committee atau Komite Nasional Papua Barat (KNPB) terpaksa dibubarkan secara paksa oleh polisi yang  dipimpin langsung oleh Wakapolres Jayapura Kota, Kompol, Jefri R. Siagian, SIK, Kabag Ops Polres Jayapura Kota, AKP Kiki Kurnia, Amk. Pembubaran ini karena demo tersebut tidak  mengantongi ijin
Massa KNPB awalnya berkumpul di Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa) Uncen Jayapura bergerak maju, namun setelah tiba di Putaran Taxi Perumnas III Waena Kelurahan Yabansai, Distrik Heram, dihadang oleh beberapa aparat keamanan (Polisi yang dibeck up oleh TNI).

Sempat saat itu terjadi perbincangan antara Ketua KNPB, Viktor Yemi dengan Wakapolres Jayapura Kota, Kompol, Jefri R. Siagian, SIK. Meski demikian, massa tetap diberikan waktu 5 menit untuk segera membubarkan diri.
Ketua KNPB, Viktor Yemi, mengatakan, rakyat Papua tidak secara langsung tidak dihargai haknya sebagai orang Papua didalam berdemokrasi, padahal diera sekarang ini merupakan era bebas menyampaikan aspirasi di depan muka umum.
Pembubaran secara paksa seperti ini menandaskan Negara (Polisi) telah membungkam dan menginjak-injak ruang demokrasi di Tanah Papua. Hal ini jelas menjadi pernyataan pihaknya bahwa dimanakah Negara Indonesia yang katanya sangat menghargai demokrasi tersebut, dan dimanakah pelaksanaan UU NKRI yang menjamin kebebasan dalam menyampaikan pendapat.
Ditegaskannya, meski kami dibubarkan secara paksa, tapi kami akan tetap laporkan ke International Parliamentarians for West Papua (IPWP) yang sedang menggelar rapat di London Inggris bahwa inilah wajah demokrasi di Indonesia yang mensolimi kebebasan demokrasi rakyatnya.
“Pembubaran secara paksa ini, sama saja telah turut menyuburkan kekerasan di Tanah Papua. Walaupun kami benci kekerasan,” tegasnya saat menyampaikan orasinya di Putaran Taxi Perumnas III Waena Kelurahan Yabansai, Distrik Heram, Selasa, (23/10).
Dirinya menghimbau kepada semua komponen rakyat Papua, untuk tidak takut berjuang dalam memperjuangkan kemerdekaan Bangsa Papua Barat secara defacto dan dejure, karena selama ini rakyat Papua berada dalam ketidakadilan dalam segala aspek kehidupan, baik ekonominya, pendidikannya, kesehatannya, bahkan diintimidasi, dibunuh, serta dianiaya.
Ditempat yang sama, Juru Bicara West Papua National Committee atau Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Wim R.Medlama, menandaskan, alasan KNPB tidak diberikan ijin untuk demo damai, karena KNPB tidak terdaftar di Kesbang Pol Provinsi Papua.
Ditandaskannya, meski tidak dilaksanakan demo, tapi KNPB baik di Jayapura maupun di daerah tetap melaksanakan kegiatan doa bersama demi mendoakan pelaksanaan pertemuan di London dalam rangka membahas nasib rakyat Papua yang diintimidasi.
“IPWP dimana yang akan menggelar pertemuan di London yang membicarakan tentang teknis pelaksanaan referendum di Papua juga bagaimana membuat desakan ke PBB untuk membuka akses bagi IPWP di London untuk turun ke Papua guna memantau dan menjadi panitia referendum,” pungkasnya.