Google vertaling dus een beetje brak:
Manokwari - Het schietincident gebeurde toen de politie verspreid een demonstratie
KNPB een referendum op dinsdag (23/10) heeft de aandacht van vele
mensen.
Forum Against Violence (FAK) West Papua een van hen. FAK zal uitvoeren nader onderzoek en studie gerelateerde incidenten die
resulteerden in verwondingen van KNPB activisten en de
veiligheidstroepen.
"Dit is om de concrete gegevens voor te bereiden om na te gaan wat voor
soort letsel van de slachtoffers, wat is de oorzaak, wat voor soort
schade is, dan moet duidelijk worden gekend," zei de voorzitter van het
Forum tegen geweld in West-Papoea, Frans JP. Kareth vertelde een persconferentie in Manokwari, woensdag (24/10).
FAK houdt rechtsbijstand organisaties in West Papua en hun beoefenaars
van juridische beroepen een studie van de wetten van de incidenten van
geweld die begon met de massa van demonstranten slaags met de politie
Manokwari te voeren.
"Dit forum zal staan ??in het midden, niet kant aan de politie of aan de KNPB activisten. Wij zijn van plan om de ware feiten laten zien, "aldus Frans.
In dat incident, Manokwari district politie eiste de
verantwoordelijkheid KNPB het beroep te verwerpen op dinsdag is passende
procedures. Echter
FAK in perspectief, het moet verder worden onderzocht om na te gaan of er overtreding van de wet.
"De resultaten van het onderzoek dat wij doen zullen niet worden
opgenomen door de wet, dit is gewoon het openstellen van de ware feiten
aan het publiek.
Maar als iemand wil het slachtoffer te brengen aan de wet, dat hij gelijk heeft, "aldus Frans.
WPNA: Geen Juiste Manier positie ontnomen Peace Action Geweld
Intussen is de pro-onafhankelijkheid elementen Papoea, West-Papoea
Nationale Autoriteit (WPNA) ook betreurde de repressieve maatregelen van
de politie Manokwari en tegelijkertijd referendum demonstraties en
eiste de West-Papoea Nationaal Comite (KNPB) voor de campus Unipa
Manokwari, dinsdag (23/10).
"De manier waarop (het geweld) buitensporig is en kan schenden van de
mensenrechten, verwachten we dat de politie om professioneel te
handelen. In de toekomst kunnen dergelijke maatregelen niet nodig meer bestaat ",
zei de gouverneur-generaal WPNA Doberai regio, Markus Yenu in Manokwari
in een verklaring gisteren.
Mark zegt politie officieren, belast met het land moet beschermen de
mensen uit het overtuigende wijze in het omgaan met protesten. Bovendien, als de aspiratie werd rustig gedaan.
"Niet meer politie gebruikte geweld om een ??vreedzame actie te
verspreiden, anders wordt het publiek in toenemende mate zal de politie
haten," zei hij.
In lijn met Yenu, woordvoerder WPNA Manokwari Elimelech Kaiway rechter
het beroep te verwerpen KNPB politionele actie was wet nr. 9/1998
geschonden op de levering van de publieke opinie.
Hij heeft ook gewezen op de botsingen tussen de veiligheidstroepen van
de massa KNPB dinsdag verhoogd met opzet aan het beeld van Papoea's
pro-onafhankelijkheidsbeweging schaden in het publieke oog.
"Wij zien geen instelling om demonstranten anarchistische actie te dwingen", zei Eli.
In reactie op het incident, WPNA zal segere consolideren met KNPB tot
geweld te volgen heeft geresulteerd in een aantal KNPB activisten en
politieagenten gewond.
"We zullen consolideren met alle elementen van beweging in Manokwari
naar de ondervraging door de politie gebruikte methoden tijdens KNPB het
beroep te verwerpen," voegde Mark Yenu.
Manokwari politiechef Augustine AKPB Suprianto, SIK met vermelding van
de maatregelen die zijn genomen toen zijn mannen verspreiden demo KNPB
is passende procedures. De politie werd gedwongen om doortastend op te treden als gevolg van de
massa-effect van de anarchistische demonstranten de veiligheidstroepen
bekogeld met.
Oospronkelijke tekst:
Dikaji, Insiden Penembakan Demo KNPB
Manokwari – Insiden penembakan yang terjadi saat Polisi
membubarkan demonstrasi KNPB menuntut referendum Selasa (23/10) ternyata
mendapat perhatian dari banyak kalangan.
Forum Anti Kekerasan (FAK) Papua
Barat salah satunya. FAK akan melakukan penelitian dan kajian lebih jauh
terkait insiden yang mengakibatkan korban luka dari aktivis KNPB dan juga dari
aparat keamanan.
“Langkah ini diambil untuk menyiapkan data yang konkrit
untuk memastikan luka seperti apa yang dialami para korban, penyebabnya apa,
jenisnya luka bagaimana, ini yang perlu jelas diketahui, “ kata ketua Forum Anti
Kekerasan Papua Barat, Frans JP. Kareth saat memberi keterangan pers di
Manokwari, Rabu (24/10).
FAK akan menggandeng lembaga bantuan hukum di Papua Barat beserta para
praktisi hukum untuk melakukan kajian dari sisi hukum atas insiden kekerasan
yang bermula dari bentrok antara massa pendemo dengan aparat Kepolisian
Manokwari.
“Forum ini akan berdiri ditengah-tengah, tidak memihak kepada
Polri ataupun kepada aktivis KNPB. Kita bermaksud menunjukkan fakta yang
sebenarnya,”tutur Frans.
Dalam insiden tersebut, Polres Manokwari mengklaim
tindakan membubarkan aksi KNPB pada Selasa lalu sudah sesuai prosedur.
Namun,
dalam perspektif FAK, hal tersebut perlu dikaji lebih dalam untuk
memastikan ada tidaknya pelanggaran hukum.
“ Hasil dari penelitian yang kita
lakukan tidak akan dibawa ke ranah hukum, ini hanya untuk membuka fakta yang
sebenarnya kepada publik.
Tetapi kalau ada korban yang mau membawa ke jalur
hukum, itu hak dia, “ timpal Frans.
WPNA : Tidak Tepat Aksi Damai Dibubarkan dengan Cara Kekerasan
Sementara itu Elemen pro kemerdekaan Papua, West Papua National Authority
(WPNA) juga menyesalkan tindakan represif yang diambil aparat Kepolisian
Manokwari saat mengamankan demonstrasi menuntut referendum yang digelar Komite
National Papua Barat (KNPB) di depan kampus Unipa Manokwari, Selasa
(23/10).
“Cara (kekerasan) itu berlebihan dan bisa melanggar HAM, kita
harapkan Polisi bertindak profesional. Ke depan, tindakan seperti itu tidak
perlu ada lagi, “ tutur Gubernur Jendral WPNA wilayah Doberai, Markus Yenu dalam
pernyataan persnya di Manokwari, kemarin.
Markus mengatakan Polisi sebagai
aparat negara yang bertugas mengayomi rakyat seharusnya mengedepankan cara-cara
persuasif dalam menangani aksi unjukrasa. Apalagi jika penyampaian aspirasi itu
dilakukan dengan damai.
“Jangan lagi Polisi menggunakan kekerasan untuk
membubarkan aksi damai, kalau tidak masyarakat akan semakin membenci Polisi, “
timpal dia.
Senada dengan Yenu, juru bicara WPNA Manokwari Elimelek Kaiway
menilai tindakan Polisi membubarkan aksi KNPB telah melanggar UU nomor 9/1998
tentang penyampaian pendapat di muka umum.
Dia juga mensinyalir bentrok
antara massa KNPB dengan aparat keamanan Selasa lalu sengaja dimunculkan untuk
merusak citra gerakan pro kemerdekaan Papua di mata publik.
“ Kita melihat
ada settingan untuk memaksa pendemo melakukan tindakan anarkis, “ kata
Eli.
Sebagai respon atas peristiwa itu, WPNA akan segere berkonsolidasi
dengan KNPB untuk menindaklanjuti tindakan kekerasan telah mengakibatkan
sejumlah aktivis KNPB dan aparat Kepolisian menderita luka-luka.
“Kami akan
berkonsolidasi dengan semua elemen pergerakan di Manokwari untuk mendatangi
pihak Kepolisian mempertanyakan cara-cara yang dipakai saat membubarkan aksi
KNPB, “ tambah Markus Yenu.
Kapolres Manokwari AKPB Agustinus Suprianto, SIK
menyatakan tindakan yang diambil anak buahnya saat membubarkan demo KNPB sudah
sesuai prosedur. Polisi terpaksa bertindak tegas karena massa pendemo berlaku
anarkis dengan melempari aparat keamanan.