Google vertaling dus een beetje brak:

SATGAS Papua Moedig Mensen Not Afraid

Alex Baransano, Komandan SATGAS Port Numbay

Alex Baransano, commandant SATGAS Port Numbay

 

 

Jayapura-Beoordeel ontwikkelende problemen voorsprong van 1 december is overdreven, waardoor SATGAS Papua een oproep aan mensen niet bang te zijn in het gezicht van het moment. 

Alex Baransano, plaatsvervangend commandant Sector SATGAS bezocht ik Papua Papua Stars op maandag (26/11) nacht riep alle partijen op het moment zelfs kijken met een goede in het gaat om veel belangen, met inbegrip van politieke belangen. "Papoea's worden aangemoedigd om goed te kunnen zien (1 december), is het zeer heilige moment dus niet worden bezaaid met anarchistische actie of vlag," zei hij. 

 

 

Voorts wees hij erop dat er momenten zijn achter 01 december dat veel belangrijker, dat is het moment van de verkiezingen voor de gouverneur van Papua. "We wilden niet om te vechten in de keuken Papua's zelf, en we roepen alle partijen op om te slagen PILGUB Papua zo gekozen, dat de zoon uiteindelijk zou kunnen leiden tot verandering", zei hij weer. 

Alex, die ook beweerde de commandant SATGAS Port Numbay zeggen dat mensen niet zien dit als een eng ding. En voor degenen die een belang hebben achter het beweert hij dat ze niet Gods wil voorafgaan, omdat hij denkt dat er een God is om alles te beslissen. Gevraagd naar de mogelijkheid dat in december 1 op als vlag, merkte hij op, er is geen garantie van de partij voert de actie. 

"Er is geen garantie dat er een vlag zijn, de vlag was niet een stuk speelgoed dat terloops kan worden afgespeeld, soms hijsen of strijken," zei hij. 

Hij heeft ook garanderen dat 01 december zal worden doorgegeven met een veilige situatie, dus mensen moeten niet bang zijn om de activiteit te doen. 

 

Politie Shoot Burgers Toegestaan ??Toegestaan 

De kwestie van de berhempus 1 december zal conflict in sommige gebieden in Papua zijn vaak sebagau jubileum herdacht TPN / OPM gereageerd DPRP koude vice-voorzitter Yunus Wonda, SH bevestigd op maandag (26/1). 

Hij zei, dat een beroep op de politie om de flexibiliteit bewoners die graag dankbaarheid aanbidding uit te drukken als 1 december bieden. 

"Zelfs als mensen aanbidden viering doen. Ja, aanbidden dankzegging aan God. Dat het recht van elke burger. We kunnen niet verbieden dat mensen aanbidden, omdat het beschermd de wet. Maar het creëren van bevorderlijk situaties, om te aanbidden feest is voorbij ", zei Wonda. 

Maar, zei hij, wanneer bepaalde partijen het verhogen van de Morgenster vlag, de agenten moeten een overtuigende aanpak niet justu aanpak en het repressieve geweld doodgeschoten te doen en van het doden van onschuldige burgers. 

Democraten beweerde gewelddadige en repressieve aanpak neergeschoten of te elimineren het leven van een ander is geen oplossing. Maar een overtuigende aanpak moet worden gebouwd in Papua. 

"Het is te veel bloedvergieten in Papoea. Het is tijd om het einde van dit alles, de aanpak is gebouwd door de militaire politieagenten moeten blijven en de communicatie met het publiek worden gebouwd, "zei hij. 

In verband met de dreiging van bepaalde partijen die willen de Morgenster vlag in het noorden van de regio Jayapura, Jayapura politiechef Noord AKP KR Sawaki, die contact met afzonderlijk SE zei dat gaf zekerheid op 1 december geen Kajora Ster vlag verhoging. 

"Ik wil niet de kracht van God voorafgaan, maar mijn instinct te verzekeren 01 december mijn omgeving is veilig voor mij om deel uit te maken van de gemeenschap. Mensen zijn een deel van mij en er was een gemeenschappelijk engagement, dat was gebouwd toen we de show met de brandende stenen in de Village Space, "zei hij. 

Hij zei dat als er mensen zijn die vliegen de Morgenster Dalah provocateur. En het blijft serieus worden aangepakt door beide inheemse wetten, cultuur en gewoonten. "We hebben toegezegd samen om de stabiliteit, de veiligheid en de openbare orde te handhaven als mandataris humane aanpak bij het openen van de Papoea-politie Chief Operation Safe Matoa II," zei hij.

 

oorspronkelijke tekst:

 

‘1 Desember Sakral  Jangan Dikotori’

SATGAS Papua Himbau Masyarakat Jangan Takut

JAYAPURA—Menilai isu-isu yang berkembang menjelang 1 Desember sudah berlebihan,  membuat SATGAS Papua mengeluarkan himbauan agar masyarakat tidak perlu takut dalam menghadapi momen tersebut.

Alex Baransano, Wakil I Bidang Komando SATGAS Papua yang menyambangi Bintang Papua Senin (26/11) malam menyerukan agar seluruh pihak dapat memandang momen tersebut dengan baik walau di dalamnya menyangkut banyak kepentingan, termasuk kepentingan politik. “Masyarakat Papua dihimbau melihat (1 Desember) dengan baik, memang momen ini sangat sakral jadi jangan dikotori dengan aksi anarkis atau pun pengibaran bendera,” ucapnya.

Lebih lanjut ia mengutarakan bahwa dibalik 1 Desember ada momen yang jauh lebih penting, yang itu momen Pemilihan gubernur Papua. “Kami tidak mau orang Papua berkelahi di dapurnya sendiri, dan kami mengajak semua pihak untuk menyukseskan PILGUB agar putra Papua yang terpilih nantinya bisa membawa perubahan,” tuturnya lagi.

Alex yang juga mengaku menjabat Komandan SATGAS Port Numbay berucap agar masyarakat jangan melihat hal ini sebagai hal yang menakutkan. Dan kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan dibaliknya ia menegaskan agar mereka tidak mendahului kehendak Tuhan karena menurutnya ada waktu Tuhan untuk menentukan segalanya. Ditanya mengenai kemungkinan yang biasa terjadi pada saat 1 Desember seperti pengibaran bendera, ia berkomentar, belum ada pihak yang menjamin akan melakukan aksi tersebut.

“Tidak ada yang menjamin akan ada pengibaran bendera, bendera itu bukan mainan yang bisa dimainkan seenaknya saja, kadang dikibarkan lalu diturunkan,” cetusnya.

Ia pun berani menjamin bahwa 1 Desember akan bisa dilalui dengan situasi yang aman, sehingga masyarakat tidak perlu takut dalam melakukan aktifitas. 

 

Polri  Tak  Boleh Tembak  Warga Sipil

Adanya  isu   yang berhempus  1 Desember  mendatang akan  terjadi  konflik di sejumlah wilayah di Tanah Papua  yang   acapkali diperingati  sebagau HUT  TPN/OPM ditanggapi dingin   Wakil Ketua  DPRP  Yunus Wonda, SH  yang dikonfirmasi, Senin (26/1).  

Kata dia, pihaknya   menghimbau  kepada  aparat  Polri  memberikan keleluasaan  warga yang  ingin  menyampaikan  ibadah    syukur  saat       1 Desember  mendatang.  

“Kalaupun rakyat melakukan ibadah syukuran. Ya, ibadah syukuran dengan Tuhan. Itu hak setiap warga  negara. Kita tak bisa melarang orang beribadah karena itu dilindungi UU. Tapi menciptakan situsi  yang  kondusif hingga ibadah syukuran  berakhir,”kata Wonda. 

Namun, kata dia, bila  pihak-pihak  tertentu mengibarkan  bendera Bintang Kejora, maka aparat Polri   perlu  melakukan pendekatan persuasif  bukan  justu   melakukan pendekatan kekerasan dan represif  seperti   menembak   mati dan   menghilangkan nyawa warga  sipil   yang  tak berdosa. 

Politisi  Demokrat  ini  menegaskan,   pendekatan  kekerasan dan represif  menembak mati atau  menghilangkan nyawa  orang lain  bukan solusi. Tapi pendekatan  persuasif harus dibangun di Papua.

“Sudah terlalu banyak pertumpahan darah di Papua. Sudah waktunya mengakhiri  dari semua itu, pendekatan yang dibangun selama ini oleh pihak aparat TNI Polri ini harus terus dibangun sekaligus komunikasi dengan masyarakat,” tuturnya.

Terkait  adanya  ancaman  dari  pihak-pihak  tertentu yang  ingin mengibarkan Bintang Kejora khususnya di wilayah Jayapura Utara, Kapolsek Jayapura  Utara  AKP  KR  Sawaki, SE  yang dihubungi  terpisah     mengatakan, pihaknya memberikan  jaminan pada  1 Desember   tak ada  pengibaran bendera Bintang Kajora. 

“Saya  tak mau mendahului kekuasaan Tuhan,  tapi  naluri saya menjamin 1 Desember   wilayah saya  aman karena saya menjadi   bagian  dari  masyarakat. Masyarakat menjadi  bagian  dari saya dan  ada komitmen  bersama yang  telah dibangun ketika kami melakukan acara  bakar batu bersama  masyarakat di Kelurahan Angkasa,”kata dia. 

Dia  mengatakan,  bila  ada  pihak  yang mengibarkan Bintang Kejora dalah   provokator. Dan  itu tetap disikapi  secara serius oleh  masyarakat  adat  baik secara  hukum, budaya dan adat.   “Kami    telah  berjanji  bersama untuk menjaga stabilitas,  keamanan dan  ketertiban masyarakat  melalui  pendekatan humanis sebagaimana  amanat  Kapolda Papua  ketika membuka Operasi Aman Matoa  II,” ujarnya.