Google vertaling:

Wamena, step MAGAZINE - Indonesian National Police, Papuan Region, Resort Wamena back Papuan independence activist shot dead, chairman of the Office Militant Center, West Papua National Committee (KNPB), Hubertus Mabel (30), Sunday (16/12), 1200 Time local in Wamena, Papua.

 

Indonesia Police Shoot Dead Militant Activists KNPB, Hubertus Mabel

 

Alm. Hubertus Mabel (left) during a press conference with Buchtar Tabuni KNPB and Alm. Mako Tabuni (right).
Photo: KNPB

When contacted majalahselangkah.com, KNPB spokesman, Wim Medlama confirmed the incident. "True, the combined police forces, Detachment 88 and Armed Forces chief Commissariat Militants KNPB shoot and capture some of our members in Kampung Holima, Hubikosi District, Wamena, Papua. Hubertus Mabel died in hospital. "

 

 

Wim explained, Saturday (15/12), at 24.00 Papua time, Chairman KNPB Baliem Wamena, Simion Daby (25) and KNPB activists arrested Meky Wallo Kogoya Gabngan team TNI / Police, Detachment 88, and while in the house Brimob Meky Wallo Kogoya in Dikulagima, Wamena. The joint team also captured Pie Huby, Herae Huby, and Ima Mabel. All are activists KNPB.

Furthermore, they were taken to the police station Jayawijaya Wamena. Said Wim, chairman Chairman Militants KNPB center, Hubertus Mabel infomasi arrests reported to the Spokesperson KNPB, Wim Medlama. The next day, Sunday (16/12) at 10 am, police again arrested chairman KNPB Yalimo, Wene Helagombo (28) at White Sands.

The combined teams continue to comb the village Milima. In the sweep, the team combined capture and immobilize with sharp bullets chairman Militants KNPB Center, Mabel and chairman Hubertus diplomacy KNPB Wamena, Natalis Alua (26). Furthermore, Hubertus Mabel and Natalis Alua taken to the Regional General Hospital (Hospital) Jayawijaya.

Wim Medlama explained, the police said two activists KNPB (Hubertus Mabel and Natalis Alua) is disabled because of combat. But, he said, they did not take the fight.

"KNPB Members agreed not to fight during an arrest. If the police say it's overpowered as against public deception. The proof, the shooting of Hubertus Mabel not only in the foot. He was shot in the head on the way to hospital in Wamena. There's a shot in the head and died, "he said.

Wim said, firing up Hubertus Mabel with the shooting of Chief KNPB, Mako Tabuni in Jayapura. "We know there is a great scenario of the state of Indonesia to turn our political movement. We also knew we were criminalized political movement by putting a bomb in our secretariat. We connected with the shootings by Strangers (OTK) in Papua. All was done to kill a political movement of our nation's independence, West Papua, "says Wim.

But, he said, KNPB will not back down until the death. He explained, perjungan KNPB is purely for the sake of the liberation of the people and the people of West Papua. "Although we shot, we will not retreat. If one shot, thousands of members KNPB will rise up and fight the occupation of West Papua, "he said.

Matthew Murib, a Papuan human rights defenders to the media said, after shooting Hubertus Mabel, tonight at 19:00 to 20:00 CET, burning police Baliem Indigenous Institute (La Pago) in Maplima Wamena and residents in the village of Wamena Milima fled into the woods.

"The situation is tense night mini. All cooped up in their homes and sought refuge in Papua police chief, "said Matthew.

Reportedly, on the same day, Sunday (16/12), at 12.00 local time, Paniai Police arrest activists KNPB Paniai, Yakob Utii. Jacob was accused of being members of the National Liberation Army / the Free Papua Movement (TPN / OPM) Paniai region.

Meanwhile, Chairman of the first KNPB Mimika region, Paschal Douw reportedly in pursuit of joint forces for no apparent reason.

Related shootings, arrests and persecution, the media repeatedly contacted the Papua Police but not connected. Meanwhile, Police Chief Paniai missed this media phone.

Known, shootings and arrests of members of this KNPB presumably related to the discovery of several bombs in Wamena region, including in secretariat KNPB Wamena.

On 29 September 2012, the team raided a joint Secretariat KNPB Wamena. At that time, the joint team arrested several activists KNPB Balim region. Those arrested were Edo Doga, Yan WaMu, Joseph Hiluka, Yan Mabel, Melias Kosay, Irika Kosay, Yupinus Daby, Lukinus Matuan, Natalia Kosay. And, last December 1, 2012, the secretary KNPB Wamena, Atis Wenda was arrested by airport KP3.

The activists were arrested on suspicion, has detonated a bomb at the parliament building and the Post Road traffic cop Irian Jayawijaya, Wamena. Reportedly, KNPB activists included in the search list (DPO) for allegedly storing homemade bombs.

When confirmed about the bomb, KNPB spokesman denied. "KNPB struggle is the struggle peacefully took to the streets by the thousands during the oppressed. Do not use bombs reasons for Papuan independence activists arrested. Our struggle is pure, and the truth of history, "says Wim.

Reportedly, Sunday (16/12) evening, at around 23:00 CEST, in Wamena a shootout between security forces and the alleged revenge for the shooting of a leader this KNPB. (Yermias Degei / MS)

 

http://majalahselangkah.com/polisi-indonesia-kembali-menembak-mati-aktivis-militan-knpb-hubertus-mabel/

Oorspronkelijke tekst:

 

 

Polisi Indonesia Menembak Mati Aktivis Militan KNPB, Hubertus Mabel

Mon, 17-12-2012 00:31:00 Oleh MAJALAH SELANGKAH Telah Dibaca 35 kali

KNPB: Satu Ditembak, Ribuan Anggota KNPB Akan Bangkit Melawan

 

Wamena, MAJALAH SELANGKAH – Kepolisian Republik Indonesia, Daerah Papua, Resort Wamena kembali menembak mati aktivis Papua Merdeka, ketua Komisariat  Militan Pusat, Komite Nasional Papua Barat  (KNPB),  Hubertus Mabel (30), Minggu (16/12), pukul 12.00 Waktu setempat  di Wamena, Papua.

 

Ketika dihubungi majalahselangkah.com, Juru Bicara KNPB, Wim Medlama  membenarkan kejadian itu. “Benar,  aparat gabungan Polisi, Densus 88 dan TNI menembak ketua Komisariat Militan KNPB dan  menangkap beberapa anggota kami di Kampung Holima, Distrik Hubikosi, Wamena, Papua. Hubertus Mabel mati di Rumah sakit.”

 

Wim menjelaskan, Sabtu, (15/12),  pukul 24.00 Waktu Papua,  Ketua KNPB Baliem, Wamena,  Simion Daby (25) dan aktivis KNPB Meky Wallo Kogoya ditangkap tim Gabngan TNI/POLRI, Densus 88, dan Brimob saat berada di rumah Meky Wallo Kogoya di Dikulagima, Wamena. Tim gabungan juga menangkap Pie Huby, Herae Huby, dan Ima Mabel. Semua adalah aktivis KNPB.

 

Selanjutnya, mereka dibawa ke Polres Jayawijaya Wamena. Kata Wim,  ketua Ketua Militan pusat KNPB, Hubertus Mabel mengabarkan infomasi penangkapan ini kepada Juru Bicara KNPB, Wim Medlama. Pada hari berikutnya, Minggu, (16/12) pukul 10 pagi, Polisi kembali menangkap ketua KNPB Yalimo, Wene Helagombo (28) di Pasir putih.

 

Tim gabungan terus menyisir kampung Milima. Dalam penyisiran itu, tim  gabungan menangkap dan melumpuhkan dengan peluruh tajam  ketua Militan KNPB Pusat, Hubertus Mabel dan  ketua diplomasi KNPB Wamena, Natalis Alua (26). Selanjutnya, Hubertus Mabel dan Natalis Alua dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayawijaya.

 

Wim Medlama menjelaskan, aparat  polisi berkata  dua aktivis KNPB  (Hubertus Mabel dan Natalis Alua) dilumpuhkan karena melawan. Tetapi, kata dia, mereka tidak melakukan perlawanan.

 

“Anggota KNPB sepakat untuk tidak melawan saat penangkapan. Kalau Polisi bilang dilumpuhkan karena melawan itu pembohongan publik. Buktinya, penembakan atas Hubertus Mabel tidak hanya di kaki. Ia ditembak di kepala dalam perjalanan ke RSUD Wamena. Ada tembakan di kepala dan meninggal dunia,”katanya.

 

Wim  mengatakan,  penembakan atas  Hubertus Mabel  sama dengan penembakan atas Ketua KNPB, Mako Tabuni di Jayapura. “ Kami tahu ada skenario besar dari negara Indonesia untuk mematikan gerakan politik kami. Kami juga tahu gerakan politik kami dikriminalisasi dengan meletakkan bom di sekretariat kami.  Kami dihubungkan dengan aksi penembakan oleh Orang  Tak Dikenal (OTK) di Papua. Semua itu dilakukan untuk membunuh gerakan politik kemerdekaan bangsa kami, Papua Barat,” kata Wim.

 

Tetapi, kata dia, KNPB tidak akan mundur sampai titik darah penghabisan. Dia menjelaskan, perjungan KNPB  adalah murni  demi pembebasan rakyat  dan bangsa Papua Barat. “Walaupun kami ditembak, kami tidak akan mundur. Kalau satu ditembak, ribuan anggota KNPB akan bangkit dan melawan penjajahan atas Papua Barat,” kata dia.

 

Matius Murib, Pembela HAM Papua kepada media ini mengatakan, pasca penembakan Hubertus Mabel, malam ini sekitar pukul 19.00 – 20.00 WIT, Polisi membakar  Lembaga Masyarakat adat Baliem (La Pago) di  Maplima Wamena dan warga di kampung Milima Wamena mengungsi ke hutan.

 

“Situasi tegang malam mini. Semua mengurung diri di rumah-rumah dan minta perlindungan kapolda Papua,” kata Matius.

 

Dikabarkan,  pada hari yang sama, Minggu, (16/12), pukul 12.00 waktu setempat, Polres Paniai menangkap aktivis KNPB Paniai, Yakob Utii. Yakob dituduh sebagai anggota Tentara Pembebasan Nasional/Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) wilayah Paniai.

 

Sementara, Ketua 1 KNPB wilayah Mimika,  Paskalis Douw dikabarkan sedang dalam pengejaran aparat gabungan tanpa alasan yang jelas.

 

Terkait penembakan, penangkapan dan pengejaran, media ini berkali-kali menghubungi  Polda Papua namun tidak tersambung. Sementara, Kapolres Paniai tidak terjawab telepon media ini.

 

Diketahui,  penembakan dan penangkapan sejumlah anggota KNPB ini  diduga ada kaitannya dengan penemuan beberapa Bom di wilayah Wamena, termasuk di sekertariat KNPB Wamena.

 

Pada 29 September  2012  lalu,  tim gabungan  menggrebek  Sekretariat KNPB Wamena. Pada saat itu, tim gabungan menangkap  beberapa aktivis KNPB wilayah Balim. Mereka yang ditangkap adalah  Edo Doga, Yan Wamu, Yusuf Hiluka, Yan Mabel, Melias Kosay, Irika Kosay, Yupinus Daby, Lukinus Matuan, Natalia Kosay.  Dan, 1 Desember 2012 lalu, sekretaris KNPB  Wamena, Atis Wenda ditangkap  oleh KP3 Bandara.

 

Para aktivis ini ditangkap dengan tuduhan,  telah meledakkan bom  di gedung DPRD  dan Pos Polantas Jalan  Irian Jayawijaya,  Wamena.  Dikabarkan, para aktivis KNPB dimasukan dalam daftar pencarian orang (DPO) dengan tuduhan menyimpan bom rakitan.

 

Ketika dikonfirmasi soal bom, Juru Bicara KNPB membantah.”Perjuangan KNPB  adalah perjuangan damai turun ke jalan dengan ribuan masa rakyat yang tertindas. Jangan pakai alasan bom untuk tangkap aktivis Papua merdeka. Perjuangan kami adalah murni dan atas kebenaran sejarah,” kata Wim.

 

Dilaporkan, Minggu (16/12) malam, sekitar pukul 23.00 WIT, di Wamena terjadi baku tembak antara aparat keamanan dengan kelompok diduga melakukan balas dendam atas tertembaknya seorang pemimpin KNPB ini. (Yermias Degei/MS)