http://www.antaranews.com/berita/434673/pemerintah-diminta-realisasikan-14-kursi-orang-asli-papua

 

Google vertaling dus een beetje brak.

 

2014050924 

Jayapura (ANTARA Nieuws) - De centrale overheid en verzocht de Papoea provinciale overheid greep in het realiseren van een totaal van 14 zetels voor de lokale wetgever Papua People (OAP).opmerking werd gemaakt door de geschiedenis van de dader en Dwikora Act van 1969, Luke Maniagasi, traditionele leiders Saireri Imam Koyari en voorzitter van het voorbereidend comite voor de Monumentenzorg Kings in Papoea Sony Ayatanoi, in Jayapura op zaterdag."Er zijn 14 zitplaatsen die zijn goedgekeurd door de centrale overheid en ondergebracht in de speciale autonomie wet worden gerealiseerd voor Papoea's die het moeilijk hebben, de wet van de strijders , Dwikora, en de koningen in Papua, "zei Luke Maniagasi.Volgens hem, maar liefst 14 zetels is repesentasi vertegenwoordiging van de inheemse Papoea's te zitten in de Papua provinciale parlement dat de regels zijn opgenomen in de speciale autonomie wet.Echter, had de laatste twee periodes niet gedaan of afgewikkeld.daarom, beweert hij dat de periode van de komende vijf jaar moet er een directe aanstelling van 14 personen aan de OAP zijn representatief voor het volk.Saireri Imam Koyari Traditionele leiders die beweren de coördinator afspraak worden 14 zetels voor de inheemse Papoea's te zitten in het parlement van de provincie Papoea, zei ook dat hij is na de ontwikkeling van de parlementsverkiezingen en zijn de resultaten gehoord."Het is maar voor 14 zetels van de Papoea's niet duidelijk zekerheid dat ik en collega's een brief hebben geschreven aan de gouverneur van Papoea Luke Enembe aan een publiek in dit verband. brief ook rechtstreeks aan de voorzitter Susilo Bambang Yudhoyono, "zei hij.Hij benadrukte dat de 14 zetels meer haalbaar OAP ingevuld door Papoea's die de leiding of het geslacht van de koningen, niet een persoon die niet beschikt over een directe afstamming.Daarom, zei hij, de afstammeling van de koningen van de Papoea's zich gewaardeerd voelen, vooral hun traditionele rechten, omdat ze vechten voor de integriteit van Papua in het kader van de unitaire Republiek Indonesië.Ondertussen Sony Ayatonoi zei dat in de oorlog van onafhankelijkheid Papoea's bij betrokken zijn, vooral degenen die hebben een afkomst die later door zijn partijleiding riep de koningen van het land van de Papoea."leiders of koningen, die strijders en agenten van de geschiedenis geworden.Echter, ze hebben niet hun rechten gekregen zoals bedoeld.Daarvoor moeten zij zijn aangesteld om de vertegenwoordiger van de mensen zitten, "zei hij.In de niet al te verre toekomst, zegt Sony, als het voorbereidend comite voor de Monumentenzorg Kings in Papua zijn onderverdeeld in verschillende inheemse territoria zal benoemen, inwijden, of bevestigen de koning -king op het niveau van de inheemse territoria."Zij zijn reeds opgenomen in de 14 mensen die zitten of aangewezen vertegenwoordigers van inheemse Papoea Provinciale Parlement. We hebben al geboekt hun namen, en klaar om president Susilo Bambang Yudhoyono in te dienen, "zei hij

 

Jayapura (ANTARA News) - Pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Papua diminta turut campur dalam merealisasi sebanyak 14 kursi lembaga legislatif setempat untuk Orang Asli Papua (OAP).

Hal itu dikemukakan oleh pelaku sejarah Dwikora dan Pepera 1969, Lukas Maniagasi, tokoh adat Saireri Imam Koyari, dan Ketua Panitia Persiapan Pengukuhan Raja-raja di Tanah Papua Sony Ayatanoi, di Kota Jayapura, Sabtu.

"Sebanyak 14 kursi yang telah direstui oleh pemerintah pusat dan diakomodasi dalam UU Otsus Papua segera direalisasi untuk orang asli Papua yang berjuang, yakni para pejuang Pepera, Dwikora, dan raja-raja di Tanah Papua," kata Lukas Maniagasi.

Menurut dia, sebanyak 14 kursi itu merupakan repesentasi keterwakilan orang asli Papua untuk duduk di DPRD Provinsi Papua yang aturannya telah termuat dalam UU Otsus Papua. Namun, sudah dua periode terakhir ini belum dilakukan atau direalisasi.

Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa pada periode lima tahun ke depan harus ada pengangkatan langsung dari rakyat terhadap 14 OAP untuk menjadi wakil rakyat.

Tokoh adat Saireri Imam Koyari yang mengklaim diri sebagai koordinator pengangkatan 14 kursi bagi orang asli Papua untuk duduk di DPRD Provinsi Papua, juga mengatakan bahwa dirinya telah mengikuti perkembangan pemilihan umum anggota legislatif dan telah mendengar hasilnya.

"Hanya saja untuk 14 kursi orang asli Papua belum jelas kepastiannya sehingga saya dan rekan-rekan telah menulis surat kepada Gubernur Papua Lukas Enembe untuk beraudiensi terkait dengan hal ini. Surat tersebut juga ditembuskan langsung kepada Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," katanya.

Dia menandaskan bahwa 14 kursi OAP itu lebih layak diisi oleh orang Papua yang mempunyai garis keturunan kepemimpinan atau raja-raja, bukan orang yang tidak mempunyai garis keturunan langsung.

Dengan demikian, kata dia, para keturunan raja-raja orang Papua merasa dihargai, khususnya hak-hak adat mereka, karena merekalah yang berjuang untuk keutuhan Papua dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sementara itu, Sony Ayatonoi mengatakan bahwa pada zaman perang kemerdekaan banyak orang Papua terlibat dalam hal itu, khususnya yang mempunyai garis keturunan kepemimpinan yang belakangan oleh pihaknya disebut sebagai raja-raja di Tanah Papua.

"Para pemimpin atau raja-raja itu di antaranya menjadi pejuang dan pelaku sejarah. Namun, mereka belum mendapatkan hak-haknya sebagaimana dimaksud. Untuk itu, sudah seharusnya mereka diangkat untuk duduk menjadi wakil rakyat," katanya.

Dalam waktu yang tidak lama, kata Sony, pihaknya selaku Panitia Persiapan Pengukuhan Raja-raja di Tanah Papua yang terbagi dalam beberapa wilayah adat akan mengangkat, melantik, atau mengukuhkan raja-raja dalam tataran wilayah adat.

"Mereka ini sudah masuk dalam 14 orang yang akan duduk atau diangkat menjadi wakil adat di DPRD Provinsi Papua. Kami sudah mencatat nama mereka, dan siap diajukan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," katanya.

Editor: Ella Syafputri